Part 14

9 2 0
                                    

Zea tidak bisa menahan tangisnya. Buliran bening terjatuh begitu saja dari pelupuk mata indahnya. Iah terharu sangat-sangat terharu.

Lidahnya seakan kelu, tak mampu mengucapkan sepatah katapun. Ia hanya mematung tak menyangka dengan kejutan yang didapatnya malam ini.

Lintang menangkup kedua pipi Zea, dihapunya buliran bening yang terjatuh itu. "Ssssst... aku mau melihat kamu bahagia bukan menangis" Lintang menenangkan Zea. Membawa Zea kembali ke taman.

"Ini nangis bahagia bodoh" ucap Zea memukuk lengan Lintang pelan.

Keduanya menghabiskan malam dengan bahagia. Tidak hanya mereka kedua temannya pun juga ikut membaur dalam kebahagiaan yang Lintang dan Zea ciptakan.

***

Lintang melewati Hari-Harinya dengan senyuman. Rasanya berbunga-bunga. Kupu-kupu berterbangan dalam perunya, menggelitik. Hidupnya seakan penuh warna. Tak terasa tiga minggu sudah Ia dan Zea jadian. Perasaannya semakin menambah tiap harinya.

"Ngelamun aja lo, gimana?" Suara itu mengejutkan Lintang yang sedang melamun di balkon rumahnya.

"Maksud lo bang? Gimana apanya?" Tanya Lintang pada Boy.

"Gimana lo udah nembak tuh cewe... hmm.." Boy berfikit menunjuk-nunjuk dagunya sedang mencari sesuatu yang ia lupa "...Zea. yah Zea.. apa lo udah nembak dia?" sambunnya ketika mengingat nama Zea. Lintang menganggukan kepalanya.

"Inget peraturan taruhannya. kalau udah satu bulan lo harus putusin dia dan lo bisa dapetin motor kesayangan gue" ucap Boy sekali lagi dan berlalu dari hadapan Lintang.

"Taruhan" gumam Lintang. Lintang kembali menegangkan tubuhnya. Ia baru ingat awal dari semua ini karena taruhan itu.

"Taruhan? Satu bulan? Motor? Zea?"

"Oooh no..." geram Lintang "itu artinya gue harus putusin dia satu minggu lagi" ucapnya kesal.

"Apa gue bisa lepasihnya? Apa dia mau terima keputusan gue?"

" Shiiit... kenapa gue bisa lupa sama taruhan itu, kenapa gue bisa beneran suka sama Zea"

"Hanya satu bulan. Gue rasa bentaran juga gue bisa lupain dia" Lintang berucap lirih.

***

"Selamat pagi " sapa Zea yang berlari kecil menyamakan langkahnya dengan pria yang sedang dikejarnya.

"Hmmm...." Lintang hanya menjawab dengan gumaman.

"Kamu kenapa? Ada masalah, cerita dong" Lintang menghentikan langkahnya diikuti dengan Zea.

"Gak papa" ucap Lintang ketus meninggalkan Zea.

"Huuuf" Zea menghembuskan nafas kasarnya. "Sabar Ze mungkin dia lagi ada masalah" semangat Zea pada dirinya sendiri.

Lintang terus menjauhi Zea. Dikelas biasanya ia suka menjaili Zea tapi sekarang ia hanya duduk melamun saja. Bahkan ia bertukar tempat duduk dengan Citra.

"Heii.... Ke kantin yuk" ajak Zea setelah istirahat tiba. Lintang melirik Zea sebentar lalu kembali pada aktivitasnya membaca komik lagi.

"Lagi males" jawabnya datar

"Lo kenapa sih bro. Gak biasanya lo kayakgini.?" tannya Fahri yang berada di sampingnya.

Lintang mengangkat bahunya seakan berkata Tidak tau.

"Serah deh" kesal Fahri. Mereka pergi ke kantin yang cukup ramai kecuali Lintang yang masih enggan ikut bergabung dengan kedua sahabatnya juga pancar cantiknya.

StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang