"Papa sangat tahu, Jessica paling tidak suka menghadiri pesta yg isinya hanya dipenuhi para lelaki munafik dengan tameng karir dan perusahaan saja! Lalu apa ini?", ucap Jessica memutar malas bola matanya sembari membuang sembarang sebuah undangan yg diberikan Tn. Dessler pada dirinya.
"Apa salahnya dicoba dulu, sayang. Siapa tahu cocok", sambung Ny. Dessler.
Mila hanya melirik mamanya sekilas dengan helaan nafas berat.
"Aku sudah memiliki calon sendiri, jadi berhentilah menjodohkanku pada pria yg sama sekali tidak aku cintai", Tn. & Ny. Dessler langsung berbinar ketika mendengar pernyataan putri mereka.
Sedang Jessica mendadak kaku. OK. Kembali pada kesalahannya.
Mengapa bisa ia mengelurkan pernyataan yg sama sekali tidak mungkin bisa ia buktikan?
Calon? Calon musuh iya banyak? ya Tuhan, kebodohan apalagi ini.
"Baiklah! Jika begitu, bawa kekasihmu datang menemui papa dan mama ke pesta malam ini. Tapi jika ternyata kau berbohong, maka jangan salahkan kami yg akan tetap menjodohkanmu pada anak rekan bisnis papa", lantang dan tak terbantahkan
Jessica merasa kehilangan seluruh ruang oksigenya, dada terasa sesak seketika saat mendengar pemintaan orang tuanya.
Gila! Mana mungkin ia bisa mendapatkan pria hanya dalam hitungan jam.
Terlebih yg berniat baik dan tulus. Nothing!🍁🍁🍁
Rasa gugup itu semakin menyerang dirinya, sangat ketara bagaimana ia meremas kedua tangannya yg saling bertautan dengan keringat dingin.
Mengenakan gaun panjang berwarna silver tanpa lengan, membuat Jessica terlihat lebih anggun dari biasanyaLupakan seperti cantiknya ia malam ini, sebab dibenaknya hanya memikirkan bagaimana berdalih untuk urusan yang katanya dia sudah memiliki Calon.
Aissshh, memikirkannya saja sudah membuatnya gila apalagi harus mendapatkannya.
"Hooo...ternyata kau bisa terlihat anggun juga?!", cibir Liora yang tanpa sepengetahuan Jessica juga hadir, tentu bersama kekasihnya crist.
"Kau mengejekku?!", ucap Jessica sarkatis.
"Teman memuji bukannya berterima kasih. Heh, setidaknya dengan begini kau bisa mendapatkan jodohmu, lihat disana! Mereka menanti kedatanganmu dan...calon suamimu", lanjut Liora memelan dan memberi penekanan pada kalimat terkahirnya.
Walau begitu tetap saja terdengar sebagai cibiran bagi Jessica.
Sikapnya semakin tak karuan, ketika ekor matanya menangkap kedua orang tuanya tengah berbincang ditengah ruangan bersama rekan - rekan bisnis papanya yg lain.
Tidak ketinggalan, anak - anak mereka yg juga ikut berkumpul. Ouh, sangat menggelikan!
Bahkan tampilan mereka tak lebih seperti cowok cupu kebanyakan.
Pesta seperti ini sering sekali dibuat, yang ia tahu bertujuan menyatukan dua perusahaan besar.
Tapi tetap saja, intinya mengawinkan perusahaan mereka agar semakin sukses. Bukan anak - anaknya.
"Jessica sayang, kemarilah!", Damn! Tn & Ny. Dessler memergoki keberadaannya.
Parahnya mengapa harus disaat ia belum menemukan orang yg tepat yg bisa dijadikannya, pacar bayaran. May be!
"Sudah cepat sana. Lo harus buktikan dan maaf kali ini gue gak bisa bantu lo", Jessica meringis geram pada liora.
Entahlah, apa pantas dikatakan sebagai sahabat. Ia senang sekali melihat temannya dalam penderitaan seperti, belum lagi tawa yang sarat akan bullyan.