Serangan Kevin terlalu tiba - tiba, hingga tak ada perlawanan yg bisa ia lakukan.
Namun semakin lama, ciuman Kevin semakin menuntut. Ia melumat , menggigit dan menyesap bibir bawah Jessica dengan begitu intens.
Kedua tangannya sudah menangkup dibalik tengkuk Jessica dan Jessica sadar ciuman pria ini memang semakin memanas
Sayangnya, keadaan seakan menjebak Jessica. Wanita itu sepertinya ikut larut dalam permainan yang Kevin ciptakan.
Kevin dapat melihat mata wanita itu terpejam, ketika Kevin semakin memperdalam ciumannya. Senyumnya tertahan dalam ciuman panas itu, tapi kemudian Kevin melepaskan pagutannya ketika asupan oksigen mereka kian menipis.
Kevin memandang lekat wajah Jessica. Wanita itu tampak salah tingkah, ia melempar pandang ke sisi kanan sembari mengusap kasar bibirnya.
"Ada apa? Apa kau tidak menyukainya, heum? " ucap Kevin lembut. Diraihnya dagu Jessica agar wanita itu menatapnya, tapi Jessica menepis tangan Kevin.
"Menurutmu? Apa sesuatu yg dipaksakan itu akan terasa baik? ", Hello Jessica! Bukankah kau juga sempat menikmatinya walau sesaat? Jessica merasa saat ini dirinya tak ada lagi harga diri.
"Baby... Kau belum memahami aku, meski mungkin ini bukan ciuman pertama kita. Tapi aku yakin, suatu saat kau akan merindukan manisnya bibirku", Kevin seakan tak memperdulikan bagaimana Jessica memandanganya saat ini.
Kata - katanya yg lembut diiringi dgn gerakan sigap darinya. Hanya dalam hitungan detik, bibir sudah kembali mendaratkan ciuman dibibir Jessica.
Entahlah, bibir ranum Jessica bagaikan secawan madu yg selalu membuat Kevin merasa ketagihan. Tunggu, ketagihan? Yg benar saja! Bukankah Jessica hanyalah tamengnya untuk...
"Sejak awal aku tak pernah memaksamu", ucap Kevin berbisik. Kemudian ia bernafas dengan halus dileher jenjang Jessica.
Apa dia tidak tahu, hal itu sungguh membuat Jessica merinding hingga keubun - ubun."Hmm... ", hanya gumaman yg mampu Jessica keluarkan. Sebab saat ini ia sedang susah payah mengatur kerja jantungnya yg tak beraturan. Oksigen? Iya butuh itu, bahkan caranya bernafas pun ia lupa.
"Barnafas, baby? ", bisik Kevin lagi. Dan kini ia malah bermain disekitar leher jenjang Jessica. Menjilat dan menyesapnya dengan kuat hingga meninggalkan bbrapa tanda kepemilikan disana.
"Vin.... Aahhh... ", desah Jessica lolos begitu saja saat tangan Kevin mulai menelusup pangkal pahanya.
Sial! Pilihan Jessica dengan bawahan rok mini, tampaknya menjadi kesialan terbesar baginya. Tentu saja, hal ini sangat mempermudah Kevin dalam menlancarkan aksinya.
"Masih ingin melakukan pembelaan?" ucap Kevin tanpa menghentikan aktivitasnya. Bahkan tanpa tahu kapan ia melakukannya, tiga kancing kemeja Jessica sudah terbuka sempurna. Dan itu menampakkan bagian breastnya yg menyembul menggairahkan. Pandangan Kevin pun sudah berselimutkan gairah, dengan dorongan kuat dalam dirinya yang tak bisa ditahan lagi.
🍁🍁🍁
Sorot mata Kevin tak lepas dari sosok Jessica yg kini nampak terdiam disudut ranjang ruangannya.Jika diartikan oleh kasat mata, sepetinya wanita itu tengah berpikir bagaimana bisa ada sebuah kamar sebesar ini dibalik sebuah ruangan kerja yg mungkin tak pernah diketahui oleh siapapun?