Bukan tanpa alasan bahkan dari setiap hal dilakukannya selama ini pun tak lebih karena ia sudah terlalu mencintai Jessica. Yah kata terlalu nampaknya menjadi momok berlebihan atau mungkin hal yang tak akan bisa ia ganti sampai kapan pun.
Sepanjang perjalanan ini pikirannya hanya dipebuhi sekelebat bayangan kebersamaannya dan Jessica menjadi teman kesendiriannya. Kevin menghentikan laju kendaraanya begitu sebuah nama terpampang dilayar poselnya.
"Yah, Crist!!"
"Sudah beberapa hari ini kau tidak ke kantor, apa kau sakit?"
"Tidak! Hanya saja aku sedang ingin menenangkan diriku saja! Ada apa?"
Disebrang sana, Crist tak lantas menjawab pertanyaan Kevin. Ada karaguan untuk ia mengatakannya tapi akan lebih berbahaya jika ia hanya diam dan terus menyembunyikannya.
"Crist!! Kau masih disana?" panggil Kevin lagi.
"Yah, Vin. Aku perlu bicara denganmu dan ini sangat serius, aku harap kau mempunyai waktu untuk itu...."
*****
Beberapa penjaga berseragam serba hitam menyambut kedatangan Kevin dengan sebelumnya membukakan pintu pagar untuknya. Mobil sedan miliknya sudah terparkir apik didepan kediaman keluarga Dessler. Yah, disinilah dia berada!
Entah apa yang akan terjadi, namun sebelumnya Kevin sudah mempersiapkan diri untuk menerima kemarahan Dessler. Ayah Jessica Desssler, yang putrinya telah ia percayakan pada dirinya. Sedang sekarang menghilang tanpa Kevin tahu dimana keberadaaannya.
Kau memang payah, Kevin!
Seorang maid membukakan pintu untukknya dan menyilahkannya masuk. Dengan setelahnya wanita yang berusia sekitar tiga puluh tahunan itu mengantarkannya ke sebuah ruangan yang ada disamping taman kediaman Dessler.
Jika dilihat sepertinya wanita tersebut pekerja baru disini karena biasanya saat ia datang selalu Bi surti yang membukakan pintu untuknya. Selain itu nampakknya Mr. Dessler sudah berpesan padanya jika Kevin akan datang.
"Silahkan masuk Den, Tuan sudah menunggu Anda didalam", ujar wanita tersebut dengan sedikit membungkuk dan dibalas anggukan paham oleh Kevin.
Didalam sana, benar saja. Lelaki blasteran Jerman - manado itu tengah duduk disebuah singel sofa dengan majalah otomotif ditangannya. Sadar akan kedatangan Kevin, ia lantas menutup majalah ditangannya dan menatap Kevin serius.
Oke Kevin, bersiaplah untuk kemarahan mertuamu!!
Kevin menempatkan dirinya disofa kosong yang berhadapan langusung dengan Mr. Dessler. Tangan berkeringat dingin, pria sekelas dirinya yang keras kepala arogan bahkan pembangkang pun masih memiliki kekhawatiran ketika mengahadapi mertua.
Bagaimana tidak Kevin, kau sudah berjanji untuk melindungi putrinya dan sekarang kau datang tanpa berita baik bahkan hingga kini putri yang kau janjikan mejaganya malah hilang tanpa kabar? Pecundang!
"Apa thomas baru saja menghukummu?" kalimat dingin pertama yang dilontarkan Dessler tak pelak membuat Kevin kehabisan kata untuk menjawabnya. Entahlah otaknya seakan tak dialiri oksigen dengan sempurna hingga kata lemot pantas disandangkan untuknya.
Kevin sedikit mengangkat wajahnya dan menatap Dessler tanpa ragu, "papa sudah mengetahui semuanya...", Kevin menjedah ucapannya dengan senyum samar yang tentu tak sampai hati. "Dan papa tak bisa memaafkanku jika sampai Jessica benar tak kembali" nada frustasi yang kentara dalam bicara Kevin sudah membuktikan jika selama ini dirinya yang paling tersiksa atas kepergian istrinya.