Chapter 12

4.5K 226 12
                                    

Tangan Indah itu sudah terlatih untuk mengerjakan beberapa pekerjaan rumah yang pasti tidak akan asing dikerjakan olehnya.

Jessica Dessler, wanita cantik bermata indah itu sudah terbiasa menjalani tugasnya sebagai seorang istri dari Kevin Austin Leonidas.

Pria tampan berotak mesum dan menyebalkan, it's complicated.

Dan semuanya tentu sangat berpengaruh besar pada hidupnya selama menyandang peran sebagai seorang istri sekarang ini.

Yang dimana justru sangat dinikmati oleh Jessica.

Andai pun harus kuulang waktu, aku tidak akan pernah menyesal pernah bertemu denganmu, prience...

Nafasnya terdengar renyah berhembus karena bersamaan dengan sudut bibir yang mengukir sebuah senyum manisnya.

"Jangan pernah lupakan jam makanmu dan sempatkan waktu untuk beristirahat sesibuk apapun pekerjaanmu..."

Tangan Jessica kini sudah beralih merapikan kerah kemeja Kevin dimana tanpa dasi yang melingkar dilehernya seperti biasa.

Posisi terfavorit Jessica, dimana ia bisa secara langsung menatap wajah tampan Kevin yang pasti membuat damai hatinya. Terlebih tatapan mata tajam namun tetap sendu, sungguh membuatnya tak ingin beranjak mengalihkan pandangan kemanapun.

"Bagiku semua itu tak jadi masalah, bukankah ada kamu yang akan selalu menjadi alam pengingatku?" ucap Kevin dengan ibu jari mengusap lembut pipinya.

Jessica mendelik tak suka, "Apa aku tak lebih hanya sebagai alam pengingat untukmu?" ucapnya mencebik dan Kevin terkekeh mendengarnya.

"Hmm, jika aku jawab iya bagaimana?" jawab Kevin tanpa dosa.

"Aku memang tak bernilai lebih dimatamu", seloroh jessica bagai suara angin yang tak akan didengar oleh siapa pun. Jessica membuang pandangannya kearah lain.

"Hanya sebagai kiasan, baby" lanjut Kevin yang seakan mengerti perubahan sikap Jessica. "Setidaknya selama ini apa yang sering aku lupakan menjadi sesuatu kebiasaan yang tak bisa aku lupakan. Hanya karena ketika aku mengingatmu", Kevin tersenyum saat mengatkannya lalu memalingkan wajah Jessica kearahnya menatap lekat mata Indah Jessica.

"Kau berkata demikian hanya karena tak ingin aku bersedih bukan?" Oke Fix! Mengapa pertanyaan bodoh itu yang kau lontarkan Jessica? Jessica meringis pelan saat menyadari tak seharusnya ia berkata demikian, dan ucapannya terang saja membuat seorang Kevin Leonidas sadar jika dirinya memang tengah berharap lebih.

Kevin tersenyum "Hmm, seseorang bisa saja ketergantungan pada sesuatu dikarenakan berdampak baik bagi dirinya. Dan aku rasa hal itu tengah terjadi padaku", pria berparas tampan itu mengusap puncak kepala Jessica dan kembali mengunci Jessica dengan tatapannya.

Ya Tuhan, berapa lama lagi aku harus berlayar menuju dermaga? Aku sungguh tak kuat. Dengan sepersekian detik aku menjelajahi mata itu, maka berkali lipat pula rasa Cinta yang aku rasakan untuknya...

Yah, aku mencintainya! Aku sangat mencintainya...

Mencintai si pria mesum dan menyebalkan ini.

Untuk beberapa saat keduanya seakan diselimuti keheningan saja. Dimana Jessica berperang batin menahan gejolak didadanya sedang Kevin, ia terlalu menikmati wajah cantik dihadapannya saat ini.

Hingga sebuah sentuhan lembut didahi Jessica membuat wanita itu terperanjat dari lamunannya cukup panjang.

"Aku tak cukup pintar untuk bisa membuat seseorang terkesan akan apa yang aku katakan, bahkan cenderung membuat seseorang merasa sakit hati. Aku juga tidak memaksa untuk kau mempercayai apa yang aku katakan padamu, karena dibalik itu semua hatimulah yang berhak menentukannya"

Just MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang