Chapter 10

4.1K 239 12
                                    

Cukup lama hangout bersama sahabatnya disebuah cafe langganan mereka. Jessica dan liora memutuskan untuk pulang.
Karena waktu sudah menjelang sore, belum lagi jessica juga sempat berjanji jika dirinya akan pulang sebelum Kevin dirumah.

"Pesen gue cuma satu, tentunya sebagai sahabat gue pasti ingin yang terbaik buat lo Jess. Dan gue harap apa yang menjadi ketakutan lo itu gak bener, karena yang gue lihat sepertinya Kevin bukan tipe pria hidung belang", ucap liora sebelum memasuki mobilnya.
Jessica mengherdikan bahunya dengan tertawa kecil.

"Okeh... Okeh... Terima Kasih karena lo udah care ama gue. Tpi apa salahnya sedia payung sebelum hujan? Bener kan... ", jawab Jessica.
Liora memutar malas bola matanya.

"Hmm, terserah lo deh! Tapi inget jangan bawa - bawa gue dalam masalah lo jika terjadi sesuatu!", ucap liora memperingatkan.
Jessica mengacungkan kedua jempolnya dengan tersenyum lebar.
Lalu keduanya masuk kedalam mobil masing - masing untuk pulang.


*****


Jessica sampai dirumahnya menjelang sore. Ia disambut hangat pak soleh yang disibukkan dengan kegiatan berkebunnya sore itu.
Memasuki rumahnya, jessica memilih untuk menghilangkan lelahnya dengan bersantai sejenak ditaman belakang rumah itu.
Sebuah Danau buatan yang sengaja didesaign khusus cukup memanjakan mata, sebab Kevin memang salah seorang penyuka alam terbuka.

Jessica menyandarkan tubuhnya diatas kursi kayu yg ada disana.
Wajahnya menatap lurus pada hamparan langit biru. Namun pikirannya menerawang jauh pada sisi lain yg hingga saat ini masih menjadi sebuah misteri untuknya.

"Entahlah, apa mungkin cinta yang sepenuhnya telah aku berikan kepada orang lain kini sudah berhasil berpindah padamu?? Jika IYA bisakah kau membantu aku menyakinkan keadaan ini??", jessica bergumam pelan sembari memejamkan matanya lama.

"Permisi non Jessica", sebuah suara membuatnya terperanjat dan menoleh kesumber suara itu.

"Ada apa pak?", tanyanya sedikit kaget karena Pak Soleh datang secara tiba - tiba.

"Maaf non, si bapak ngagetin yah?", tukas pria tua itu dengan tawa kecilnya. Jessica mendelik kearah pak soleh sembari mengusap dadanya pelan.

"Ada apa pak?", Jessica mengulangi pertanyaannya. Pak soleh menyodorkan sebuah amplop coklat pada jessica.

"Tadi ada kurir yang nganterin ini, gak ada pengirimnya sih non tapi dia bilang untuk non Jessica", jawab Pak Soleh. Jessica menerima amplop itu, seraya berterima kasih. Tak perlu mengetahui siapa pengirimnya, yang jelas amplop itu sudah ia tunggu sejak tadi.

Wanita itu kembali duduk dan membuka amplop yg ia terima setelah memastikan pak Soleh benar pergi. Ekspresinya seketika berubah, saat melihat beberapa lembar foto yg ada ditangannya.

"Jadi selama ini dia berselingkuh dibelakang Kevin?", ungkapan rasa tak percaya itu terlontar lantang dari bibir Jessica. Bagaimana tidak? Karena selama ini yang dirinya tahu jika sosok wanita yg ada dalam foto tersebut selalu menampakkan sebagai wanita yang teraniaya.
Olivia. Yang katanya mencintai Kevin dan tak ingin kehilangan suami yang sangat ia cintai?

"Tapi tunggu!", jessica memperhatikan kembali foto - foto itu lebih detail.


"Astaga! Tristan?"


"Tapi tunggu!", jessica memperhatikan kembali foto - foto itu lebih detail.

"Astaga! Tristan? Yah, ini tidak salah lagi dia tristan", desah jessica frustasi. Ia hampir saja memekik kaget karena dirinya terlalu shock dengan apa saja yang baru ia lihat.


Tak lama dering ponselnya membuat Jessica mengalihkan perhatiannya.

"Ya hallo..."

"..."

"Aku sudah menerimanya"

"..."

"Jangan lakukan apapun sebelum mendapat perintah dariku..."

"...."

Just MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang