Kembali seperti biasa II

307 109 16
                                    

      Beberapa hari setelah kejadian itu semuanya telah berlalu seketika. Hari-hari yang kulewati begitu terasa cepat. Sampai aku lupa semua hal yang terjadi di masa lalu.

      Tapi hari ini aku mengingatnya lagi. Dia yang pernah mengecewakanku. Sekarang yang ada di pikiranku hanya Kelvin?. Perasaan apalagi ini. Aku rindu pada dia. Dia yang pernah membuatku tersenyum bahagia.

      Tapi kenapa dia membuatku kecewa?
Sempat mendengar kabar kalau dia masih bersama Nisa. Meskipun sudah tak ada lagi kecemburuan tapi rasa sakit itu menjalar seketika ditubuhku.

Geka: PING!!!

       Pesan itu muncul tiba-tiba di layar ponselku. Tumben saja Geka me-ngechat aku di bbm. "Daripada hanya diam saja mending aku balas" ujarku dalam hati.

Audrey: PING!!!

5 Menit kemudian...

Geka: Boardcast dong!

      "Ternyata eh ternyata dia hanya minta di boardcastin aja. Anjay dah" pekikku dalam hati.

Audrey: Besok aja, aku lagi males. Kirain     ada apa gitu.

Geka: Sekali ini aja! Please

Audrey: Ngetet banget sih lo, besok ya besok!

Geka: Beneran ya besok

Audrey: Iya

      Balasku singkat dan tak ada lagi percakapan diantara kita berdua. Sampai akhirnya aku tertidur pulas, mengingat kalau besok ada IB dan harus berangkat pagi.

***

      Ku buka mataku pelan-pelan seraya menengok jam weker yang berada di atas meja. Jam masih menunjukkan pukul 04:50.

      Ku beranjak dari pulau kapuk yang nyaman itu dan pergi ke kamar mandi untuk membasuh muka dan mandi. Hari ini tidak seperti biasanya, karena aku bangun lebih awal dari hari biasa. Ku lakukan rutinitasku pagi ini dengan santai tanpa tergesa-gesa.

      Aku sudah mempersiapkan semuanya lebih awal. Dan pagi ini aku bisa sarapan bersama papa, mama dan kak Raka.

     "Tumben banget pagi-pagi udah bangun" sindir kak Raka. Tanpa jawaban aku langsung duduk di kursi dan menyantap sarapanku pagi ini.

      Tanpa perlu waktu yang lama aku menghabiskan sarapanku dan berangkat ke sekolah. "Pa,Ma berangkat dulu" Salamku kepada papa dan mama.

      Seperti biasa, aku menjemput Kaira dan pergi bersama ke sekolah. Sekolah serasa sepi dengan waktu sepagi ini. Sepanjang perjalan di koridor sekolah, tidak banyak murid yang nampak di kelasnya.

      Aku memasuki kelasku 9-2. Ternyata masih belum banyak juga anak yang datang. Tapi Selfira dan Andra sudah duduk rapi di bangkunya.

      "Gila.., keren banget kalian berdua berangkat pagi!" Suara Selfira tiba-tiba memecahkan keheningan di kelas setelah aku dan Kaira memasuki kelas. Dan memang benar sebenarnya kami anak yang nggak disiplin amat.


      "Biasa aja kali ra, kalo teriak juga gak usah kenceng-kenceng amat" Sahut Kaira karena merasa telinganya seperti di dekatkan ke speaker yang sangat besar.

My WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang