Penjelasan

87 16 0
                                    

Kelvin POV

"Maafin gue Ay, udah nyakitin hati lo. Bukan maksud gue buat bikin lo sakit hati. Gue minta maaf dan nggak bakal nglakuin ini lagi" ucapku sambil mengelus halus rambutnya dan mendekapnya ke dalam pelukakanku.

"Kenapa lo sejahat ini ke gue vin. Gue nggak nyangka lo bakal sehina ini minta maaf ke gue."

"Gue kan udah minta maaf Ay."

"Tapi minta maaf aja nggak bikin masalah kelar vin."

Audrey mengangkat kepalanya dan mengelak pelukanku. Manusia macam apa aku ini? Dia cinta pertamaku. Dia yang mampu membuatku mengenal cinta. Tapi sekarang aku mengecewakannya.

Ku hapus air matanya yang membasahi seluruh pipinya yang tembem itu. Aku harus bertanggung jawab atas kesalahanku.

"Ay mungkin lo nggak akan pernah maafin gue, meskipun gue berkali-kali minta maaf ke lo, meskipun gue pernah ninggalin lo, gue harap lo mau kembali di sisi gue." ucapku lembut sambil mengusap air matanya yang masih terjatuh.

"Saat ini mungkin lo nggak bisa nerima keadaan gue yang mendadak gitu aja minta maaf ke lo. Gue sadar bahwa lo doang yang bisa bikin gue nyaman. Kalau lo mau nerima gue lagi, gue bakal janji nggak bakal ngulangin lagi kesalahan ini" lanjutku.

Audrey hanya terdiam dan tertunduk di tempatnya. Tapi dia sudah menghentikan tangisannya.

"Gue bakal ngasih lo kesempatan lagi vin, tapi bukan berarti gue bisa percaya sepenuhnya ke lo." ucap Audrey membangkitkan semangatku seketika.

Aku mengacak pelan rambutnya. Aku sangat sayang padanya. Hanya saja aku yang terlalu mengikuti nafsu setan.

"Sekarang kita baikan?" ucapku seraya menatap mata Audrey yang hitam bulat.

"Sejak kapan kita musuhan?" tanya Audrey balik padaku.

Aku hanya terkekeh pelan dan duduk disamping Audrey.

"Dasar lo cowo rese" ucapnya sambil memukul lenganku yang diselingi gelak tawa.

'Aku berjanji pada diriku sendiri. Audrey akan menjadi cewe pertama dan terakhirku.

***

Tidak terasa waktu suda berlalu 3 jam dengan cepatnya. Dan sampai sekarang Kak Raka juga belum pulang. Padahal Kak Raka menitipkan Audrey padaku. Tapi aku sama sekali tidak enak kepada tetangganya kalau nanti Audrey dituduh yang aneh-aneh.

"Ay udah sore, Kak Raka belum pulang lagi. Gue nggak enak sama tetangga lo kalo main sampe sore kayak gini."

"Ya udah kalau gitu pulang aja vin, nggak apa kok."

"Ya udah gue pulang ya, Ay. Titip salam buat papa mama lo, sama Kak Raka jugam" ucapku seraya berjalan menjauh darinya.

"Iya vin. Hati-hati ya vin" balasnya sambil melambaikan tangannya ke arahku.

Aku langsung memutar arah dan meninggalakan halaman rumah Audrey. Kulihat dia dari kaca spion motor. Dia sekarang sedang tersenyum riang melihatku.

'Oh ya hpnya' ucapku dalam hati. Tanpa melihat keadaan belakang jalan aku langsung memutar arah dan kembali ke rumah Audrey.

Ternyata dia belum juga kembali masuk dan masih memeluk pagar rumahnya sambil menatapku kebingungan karena kembali lagi.

"Kenapa vin?" tanyanya.

"Hp lo, gue lupa tadi. Maaf Ay" ucapku sambil merogoh sakuku dan menyodorkannya kepada Audrey.

"Makasih udah nemuin hp gue. Kok lo bisa nemuin hp gue vin?" tanya Audrey kebingungan.

"Ceritanya panjang Ay, yang penting hp lo aman di gue, dan sekarang gue balikin."

"Gue kira bakal di temuin anak berandalan di SMP."

"Nggak kok, udah gih sana masuk. Besok Try Out loh. Belajar sana"

"Oh iya ya. Aku lupa banget"

"Pulang dulu Sayang"

"Iya sayang. Eh kok say..."

Aku langsung melengos pergi meninggalkannya. Tanpa harus tau jawabannya.

Sekarang hatiku sudah lega bisa baikan dengan Audrey. Aku ternyata cowo bodoh yang menyia-nyiakan cewe tulus seperti Audrey.

Ternyata meskipun aku sudah menyakitinya tapi semua yang ada pada Audrey tidak berubah. Kulihat galerinya yang masih penuh dengan foto kami berdua yang sama sekali tidak dihapusnya. Satupun tidak ada yang hilang. Dan yang paling buat aku senang, semua chatnya dari awal aku mendekatinya belum terhapus sama sekali.

Padahal aku sudah menghapusnya dari dulu. Aku memang jahat pada Audrey. Tapi aku sadar bahwa Audreylah yang bisa melengkapi kekuranganku.

***

Audrey POV

'Kenapa jadi deg-degan yak? Jangan lebay ah Ay' ucapku dalam hati sambil cengar cengir nggak jelas.

Aku beralih pandangan kepada ponselku yang dari tadi ku cari-cari. Sebuah notif masuk dari bbm dan aku segera mengalihkan pandanganku ke layar ponselku.

Kelvin: "Audrey jelek."

Bacaku dalam hati sambil mencibirnya pelan-pelan karena tidak terima dipanggil jelek. Tanpa menunggu lama-lama ku gerakkan jariku diatas ponsel mengetik balasan singkat kepadanya.

Audrey: "Bawel lo."

Selang beberapa menit dia mengalihkan pembicaraan. Aku sempat tersentak kaget membacanya.

Kelvin: "Kenapa lo nggak pernah senyum ke gue? Lo udah nggak mau kenal gue lagi?"

Audrey: "Bukannya gue nggak pernah ketemu lo."

Kelvin: "Lo aja kali yang nggak lihat gue"

Aku sempat berfikir padahal setiap kali ketemu sama Kelvin dia nggak pernah yang namanya lihat ataupun melirik ke arahku. Hanya nelonyor nggak jelas sambil menyombongkan dirinya. Makanya aku hanya diam saja atau nggak memalingkan wajah.

Sepertinya dia sadar kalau selama ini aku seperti nggak berharap lagi kepadanya. Padahal aku selalu mengamatinya dari jauh. Setiap hari aku hanya memendam rasa sakit.

Semunya hilang begitu saja. Dan ketika dia kembali lagi padaku, sempat berfikir dibenakku harus kuapakan dia. Menerimanya kembali dengan memberi kesempatan atau mengacuhkan dia.

Mungkin karena aku sudah terlalu sayang jadi aku mau menerimanya kembali dan mencoba memberikan kesempatan untuk kedua kalinya.

Satu hal saja yang kuharap dari dia sekarang. Semoga dia tidak mengulangi kesalahannya.

*
*
*

Hallo semuanya lama tak jumpa, kelamaan ya aku hiatus? Maafkan daku karena meninggalkan watty sampai readersnya berkurang. Keep reading this story^o^

My WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang