"Mau pulang bareng?"
Tanya Geka seraya mendekatiku dan mensejajarkan langkahnya denganku."Nggak makasih, aku bareng Kaira"
Sebelumnya aku memang berjalan sendirian karena aku kembali ke kelas untuk mengambil bukuku yang ketinggalan di laci meja. Aku menyuruh Kaira untuk duluan ke parkiran dan mengambil motor.
Saat aku berjalan sendirian menyusuri koridor aku di kagetkan dengan kedatangan Geka yang tiba-tiba muncul dan mengajakku pulang bareng.
Setiba di depan gerbang, Geka masih berada disampingku. Ku lihat ke arah utara tempat dimana parkiran berada. Kaira sama sekali belum menampakkan batang hidungnya.
Saat aku dan Geka berada di depan gerbang berdua, anak-anak dari kelas 9-7 (kelasnya Kelvin) keluar dari sarangnya. Terlebih Kelvin cs yang pertama kali keluar.
Aku hanya diam, berdoa supaya Kaira cepat datang. Saat Kelvin cs melewati gerbang sekolah, dia sedikit melirikku tapi mukanya sangat datar tanpa ada senyuman atau apapun itu.
Tiba-tiba Geka menarikku dan mengajakku berjalan ke arah parkiran. Saat tanganku di genggam Geka dan melewati gerombolan Kelvin cs aku mendengar sebuah ocehan dari salah satu teman dekatnya. Aku kenal dia karena saat masih pacaran sama Kelvin dia yang selalu mengejekku dan kelvin.
Aku menghentikan langkahku. Gekapun ikut tertarik, dan mengehentikan langkahnya juga. "Kok berhenti?" Tanya Geka kebingungan dengan tingkah lakuku. Kami berhenti tepat di depan Kelvin cs. Aku berharap Kelvin berbuat sesuatu padaku.
Tapi ternyata harapanku pupus. Kelvin nyelonong jalan terus tanpa menghiraukan aku dan Geka ditengah jalan itu. Sungguh aku sangat memalukan. Begitu berharap yang bukan-bukan.
Aku melepaskan genggaman Geka dan berjalan sendirian menuju parkiran. Diwaktu yang tepat, Kaira keluar dari parkiran dengan membawa motorku. Timing yang pas untuk memalingkan keadaan.
Di tengah perjalanan yang ramai itu, aku mencoba berbicara dengan Kaira. Bisa dibilang sedikit curhat. Sebab aku sudah tidak tahan memendamnya sendirian. Aku mencoba menceritakan dari awal kejadian boardcast yang tiba-tiba hari ini Geka bilang nggak peka tadi di taman belakang sekolah.
Kaira sedikit kaget dengan semua yang aku bicarakan. Memang benar ini sama sekali tidak masuk akal. Buat apa Geka berbicara seperti itu kalau nggak ada something gitu.
Dengan pernyataan yang bulat Kaira menjawab semua curhatanku. "Jangan-jangan itu tanda-tanda dia suka sama kamu ay? Parah nih parah lo udah mau punya pacar aja".
"Memangnya salah? Bukankah duluan Kelvin daripada aku. Daripada tidak ada teman lebih baik aku mencoba baik dengannya. Nggak salah kan?"
"Iya" jawab Kaira singkat padat dan jelas. Pembicaraan kamipun terhenti karena kami sudah sampai di rumah Kaira.
***
Akhir-akhir ini aku banyak melamun. Bukan hanya pernyataan Geka yang membuatku bingung, Kelvinpun juga. Entah kenapa aku jadi memikirkannya.
Ini bukan yang pertama kalinya aku seperti ini. Bisa jadi ini merupakan kejadian yang terulang kembali. Setelah setahun menjomblo dan bertemu dengan Kelvin, kejadian itu terhapus.
Tapi setelah Kelvin membuat aku kecewa, kejadian itu seakan terulang kembali. Kejadian dimana satu tahun yang lalu.
'Stop! Berhenti! Jangan diingat lagi'
Tok...tok...tok...
"Dek ay" teriak sebuah suara yang tak asing ku dengar. Tanpa ku jawab suara itu terdengar lagi."Kak Raka masuk ya" . Sudah kuduga ternyata memang Kak Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Way
Teen Fiction"Terkadang ada saatnya dimana seseorang memiliki titik jenuh. Untuk bisa membiasakannya pun butuh hati yang kuat. Dan aku selalu menganggap dia memang terbaik untukku. Untuk saat ini aku yang terlalu berharap atau kamu yang terus memberikan harapan...