Bel pulang sekolah telah berbunyi. Aku masih bingung sendiri dengan ponselku yang entah sekarang dibawa siapa."Kai, gimana nih nasib hp gue?" Tanyaku kepada Kaira sambil kebingungan garuk-garuk kepala.
"Coba aja gue telpon ke nomor hp lu, siapa tau yang bawa hp lo ngangkat telpon dari gue."
Kaira mencoba mencari-cari nomorku di kontaknya. Tanpa menunggu terlalu lama Kaira menekan option calling.
Tutt.....tut......tut......
"Gimana Kai?" Tanyaku lagi kepada Kaira dengan nanar.
"Eh diangkat Ay!" Ucap Kaira kegirangan. Ku coba mengambil ponsel yang Kaira genggam di tangannya dan mencoba berbicara dengan orang yang saat ini membawa ponselku.
"Halo.. Ini siapa ya?"
"....."
"Halo jawab dong" Aku mulai geram dengan orang di seberang sana yang sekarang membawa ponselku.
"....."
"Halo! Kalo lo gak mau jawab, gue laporin lo ke polisi atas pencurian hp gue!!" Ancamku dengan nada menggeretak dan cempreng.
"Gue Kelvin, jangan galak-galak kali Ay, cantik-cantik suaranya cempreng kayak mak lampir." Umpat Kelvin yang membuatku terbengong seketika.
Aku terkejut mendengar suara Kelvin. Tubuhku seketika lemas dan kakiku tak sanggup menopang tubuhku. Seketika aku menutup mulutku dengan keadaan terbengong.
"Ay, siapa?" Tanya Kaira penasaran.
"Lo dimana sekarang?!" Ucapku kepada Kelvin dengan nada sedikit melonjak tanpa menghiraukan pertanyaan Kaira.
"Gue udah pulang, lo sekarang dimana?" Jawab Kelvin enteng.
"Lo udah pulang? Balikin hp gue sekarang" Teriakku pada Kelvin. Entah seperti apa telinganya dia sekerang mendengar teriakanku yang seperti toa.
Tut..tut..tut..
"Lah Kai dimatiin" Ucapku pada Kaira seraya mengembalikan ponselnya.
"Bukan dimatiin Ay, Pulsanya abis" Jawab Kaira sambil menunjukkan pesan dari operator.
"Trus sekarang gimana lagi Kai? Hp gue dibawa Kelvin dan dia udah pulang duluan, kan shit. Gimana coba dia bisa tau, kalo itu hp gue. Gue males banget kalau berhubungan dengan Kelvin." Cerocosku pada Kaira yang hanya di tanggapi dengan gelengan kepala oleh Kaira.
"Lebay banget sih lo Ay. Bilang aja kalo lo bersyukur karena yang nemuin Hp lo bukan orang lain. Hp lo kan nggak lo kasih lockscreen" ujar Kaira.
"Beneran deh, lo nggak percayaan amat sih sama gue. Oh iya ya, gue lupa ya. Pantesan dia tau kalo itu hp gue." Aku mendengus kesal dan tidak tau sekarang harus berbuat apa. Sebenarnya aku sangat bersyukur karena yang menemukan Kelvin. Tapi kenapa harus dia?
Tanpa menghiraukan ponselku yang sekarang dibawa Kelvin, aku mengajak Kaira pulang.
"Hp lo gimana?" Teriak Kaira yang membuatku semakin kesal.
"Gue nggak peduli, sekarang ayok pulang!" Ucapku dengan sedikit berteriak juga sambil menarik Kaira membawanya pergi dari kelas.
***
Aku memarkirkan motorku di bagasi rumah. Dengan langkah yang gontai aku segara masuk ke dalam rumah. Kulihat Kak Raka yang sedang duduk di sofa ruang tamu sambil ketawa-ketiwi nggak jelas karena asyik dengan ponselnya.
Kak Raka hanya melirikku tanpa mengucap sepatah katapun dan mengalihkan matanya lagi ke ponselnya. Aku melengos melewati Kak Raka yang masih saja fokus dengan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Way
Teen Fiction"Terkadang ada saatnya dimana seseorang memiliki titik jenuh. Untuk bisa membiasakannya pun butuh hati yang kuat. Dan aku selalu menganggap dia memang terbaik untukku. Untuk saat ini aku yang terlalu berharap atau kamu yang terus memberikan harapan...