Mulai Awal

88 15 0
                                    


"Ay, bangun woii.."

"Apaan sih orang baru aja tidur."

"Bangun... Ini udah jam enam lebih dua puluh, bentar lagi masuk."

"Ih, masak?"

Aku tersentak kaget, dan itu ternyata cuma mimpi. Tapi entah mengapa terasa seperti sungguhan. Tapi ada yang aneh. Tunggu dulu, aku mengusap mataku dan melihat sosok lelaki duduk di pulau kapukku. Ternyata itu Kelvin.

"Kebo lo, cepetan bangun sekolah udah mau masuk."

Tanpa menghiraukan apa yang diucapkan Kelvin aku segera mencari ponselku dan melihat pesan yang masuk tanpa aku baca. Ternyata Kelvin akan menjemputku besok pagi alias hari ini.

"Lah bengong aja lu, sini hp lo. Cepetan sana mandi. Iler lo tuh di pipi" goda Kelvin sambil cengengesan.

Oh My God, kenapa jadi deg-degan gini ya? Sudah lama hal seperti ini tidak terulang kembali. Dan detik ini kembali lagi terulang setelah lamanya. Aku hanya mengerucutkan bibirku dan segera pergi meninggalkan pulau kapuk kesayanganku.

"Kalo mandi yang cepet, tapi jangan lupa pake sabun" oceh Kelvin di dalam kamar sambil memainkan ponselku.

"Bawel lo"

"Eits, lock screen lo kayak gimana?"

"M miring ke kanan"

Setelah sekitar hampir 10 menit aku keluar dari kamar mandi. Dengan tatapan yang mencurigakan karena Kelvin cengar cengir sendiri menatap ponselku yang ada di genggamannya sekarang.

"Lo apain hp gue? Sini balikin" ucapku sambil mengambil dari genggamannya yang berhasil lolos dengan triknya melewati tanganku.

"Udah sana, dandan duluan rambut acak-acakan kayak gitu"

Aku hanya mencibirnya tanpa sepatah suara pun keluar dari mulutku. Setelah semua sudah siap aku langsung mengambil tas dan keluar dari kamar meninggalkan Kelvin sendirian.

"Eh, mau kemana lo?"

"Mau sekolah lah, lo pikir ngapain gue pake seragam?"

"Syukur lo udah gue bangunin, kalo nggak pasti lo telat dan dikunci dari luar gerbang. Lo mau?"

"Masih aja lo bawel, diam napa"

Sementara itu Kelvin beranjak dari ranjang dan membuntutiku di belakang menuruni tangga. Terdengar suara tertawa kecil yang sempat terdengar dari telingaku.

"Ay, Vin, lo habis ngapain dari kamar berdua?" Tanya kak Raka sambik terkekeh di meja makan.

"Apasih kak, ih pikirannya jorok" jawabku sambil mengambil sepotong roti dan kotak bekal.

"Udah sarapan belum vin?" Tanyaku ke Kelvin tanpa melihat wajahnya sama sekali.

"Belum, bikinin gue sekalian dong" rengek Kelvin.

Aku pun hanya diam dan kembali ke dapur untuk mengambil satu kotak bekal lagi. Dan tanpa perlu lama-lama bekal pun sudah siap.

"Lo berdua kayak pasutri aja" ledek kak Raka sambil memegang perutnya karena kesakitan menahan tawa.

"Kan udah mau calon kak" jawab Kelvin yang mendapat lirikan tajam dari mataku. "Apa? Lo nggak mau jadi istri gue?"

"Gue masih pengen sekolah, nggak mau ngladenin lo dulu" jawabku sambil nelonyor keluar rumah menenteng kotak bekal di tangan.

"Ay tungguin dong, Kak Raka duluan ya"

"Okee, hati-hati dijalan, jagain adek gue"

"Siapp kak"

My WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang