Bagaimana ceritanya? Butuh saran nih ...
Oh iya, baca ceritaku yang judulnya'Different '
Ditunggu vote and comment :)
Hari ini kelasku gurunya nggak masuk, jadi kelas kami free. Karin mengajakku menonton kakak kelas yang sedang tanding basket. Ya karena nggak ada kerjaan aku ikut ajalah.kami duduk dibangku yang telah disediakan untuk penonton ditepi lapangan ."Wah kak Agra keren banget." ujar Karin memuji kak Agra yang sedang men-dribble bola. Iya yang tanding itu teman-temannya kak Agra.
Persaingan semakin sengit disaat menit-menit terakhir. Skor mereka pun hanya beda tipis.kini yang menguasai bola team kak Agra dan masuk.bola dimasukkan oleh Kak El.
"Kak El hebat juga ternyata, walaupun dia aneh orangnya." gumamku sambil menatap wajah kak El yang berkeringat, tapi itu membuat kesan tersendiri buatku.
Meskipun pertandingan telah usai, aku dan Karin masih tetap berada ditepi lapangan."Citra, lihat." ucapnya pelan dengan riang, mendengar intrupsi Karin membuatku menoleh kearah yang dia arahkan.
"Apa gue lagi mimpi Cit?" Tanyanya mencoba meyakinkan dirinya. "Cubit gue! Cubit gue. " Peritahnya, dengan senang hati aku menyubit bahunya dengan kuat.
"Awww,,, sakit Bego," umpatnya kesal.
"Kenapa lo salahin gue, kan lo sendiri yang minta dicubit." Balasku dengan memasang wajah tampa dosaku."Tapi nggak pakai kuat kali nyubitnya," ucapnya kesal.
"Hai Karin," sapa kak Agra yang diikuti temannya dibelakang. "Hai Citra," lanjut kak Agra ramah.
"Hai juga Kak," balas kami kompak.sekarang kak Agra dan teman-temannya ikut bergabung bersama Aku dan Karin dikursi yang panjang ditepi lapangan.
Kak Agra dan teman-temannya sibuk dengan kegiatan mereka, ada mengelap keringatnya, ada yang lagi main ponsel, ada yang meminum air botol mineral dan satu lagi ada yang sedang gombalin Karin. Aduh, wajah Karin dari tadi tersipu terus hanya dengan gombalan receh.tapi aku hanya terpaku pada satu sosok yang sedang meminum air mineral.
Aku terus memperhatikannya meminum air, hingga membuatnya berhenti minum, dia menoleh ke arahku .matanya bertemu dengan mataku, dan wownya bola matanya berwarna biru guys.tidak begitu lama mata kami bertemu, dia dengan cepat mengalihkan wajahnya dariku.
El pov
Disisi lain, El yang merasa diperhatikan disaat dia minum,dia pun menghentikan aktivitasnya dan melihat orang yang berani menatapnya.El terpaku melihat bola mata yang berwarna coklat jernih dan terlihat berbinar yang dari tadi memperhatikannya.Dia tersadar dari kekagumannya dan segera membuang muka dari bola mata coklat itu.
"Gila, bola matanya itu persis yang dimiliki seseorang, tapi gue lupa siapa orangnya?" gumam El dalam hati.
"Woi El." Panggil Kevin yang membutku kaget dan tersadar dari lamunanku. "eh apa? Apa?" tanyaku linglung mencari orang yang memanggilku dan mendapat tatapan heran dari teman-temanku dan adek kelas yang membuatku memasang muka polosku.
El mungusap wajahnya dengan kasar untuk menghilangkan wajah polosnya. "sia*an tuh Kevin,hilang deh image gue didepan adek kelas," batinnya.
"Ada apa Vin?" Tanyaku setelah merasa lebih mendingan dari yang tadi.
"Enggak kok, hanya saja kenapa lo melamun? Atau lo lagi mikir yang anu-anu ya?" Tanya Kevin sambil naik turunkan alisnya yang mengundang gelak tawa kami yang ada disini.
"Njay lo nuduh gue mikirin gituan? Seharusnya lo bilangnya ke Aldo tuh." Tunjuknya kepada Aldo yang asik mainin ponsel .
Dengan pelan tapi pasti Kevin mendekat ke Aldo untuk merampas ponselnya dan. "Apaan sih lo Vin?" Tanya Aldo yang membuat Kevin heran disaat detik-detik perampasan ponsel milik Aldo.
"Enggak kok,gue hanya _" jawabnya yang langsung merampas ponsel Aldo secara tiba-tiba. "Pinjam ponsel lo sebentar." lanjut Kevin yang sekarang sudang memegang ponsel milik Aldo.
"Bangs*t lo Vin, awas lo dikelas," ancam Aldo dengan geram.
"Njayyy lo Do, apaan nih." ujar Kevin yang menunjukkan layar ponsel ke kami semua.
"Astaga." ucap Citra yang langsung menutup matanya setelah melihatnya.
"Astaga." ucap Karin yang juga langsung menutup matanya disaat ponsel Aldo didepannya .
Disaat giliran aku dan Agra yang melihat ponsel Aldo, yah hanya ada film horor aja. "Apaan sih Vin?" cibir Aldo kesal dan langsung merampas ponselnya ditangan Kevin.
"Gue kirain apaan, ternyata hanya film horor, " gerutu Agra.
"Fikiran lo, lo dan lo aja yang mesum." balas Aldo sambil nunjuk Kevin, Agra, dan Aku."Lo sih senyum-senyum mesum,gue pikir lo nonton begitua," balas Kevin. "Dan gue disuruh oleh El Nih," tuduh Kevin.
"Bangsat lo Vin, kapan gue nyuruh lo?" Balasku tak terima. "tadi." jawabnya dengan watados.
"Udah ah, kaya bocah kalian begitu." Kini Agra turun tangan menengahi perdebatan antara kami bertiga .
"Dan lo Vin,melempar batu sembunyi tangan. " lanjut Agra menatap Kevin. kalau diantara kami bertiga berantem maka hanya Agra yang mampu buat kami berhenti bertengkar, wah dia ngomel kaya' mak-mak ,nggak berhenti-henti yang membuat kami bertiga hanya bungkam disaat Agra sedang mengomel .
"Maaf mak," gumam Kevin yang membuatku dan Aldo melempar tatapan supaya dia diam.
"Kenapa?" Tanyanya polos.
"Lo Vin, dibilangin masih sempat-sempatnya bercanda," omel Agra."Mampus lo Vin, diomelin mak-mak PMS," cibirku dalam hati.
"Gra?" Panggilku dengan ragu, gila bray tatapannya itu. "Apa?" Jawab Agra
"Lihat tuh belakang Lo." tunjukku tepat dibelakang Agra.
"Eh sorry ya, mereka memang begini kok." ucap Agra pada kedua adek kelas yang dari tadi menyaksikan perdebatan antara kami.
"Eh nggak papa kok kak, lanjutin aja." serunya yang membuatku,Kevin, dan Aldo terbelalak mendengarnya.
"Gila, kalau dilanjutin nggak bakal kelar-kelar nih, " ujarku pada Aldo dan Kevin .
"Kalau begitu kita kabur aja yuk, mumpung dia lagi lengah." usul Aldo yang aku dan Kevin balas dengan anggukan.
Dan sekarang kami berada dikantin sekolah, tempat pelarian kami dari amukan Agra .
Hah...hah... napas kami tersengal-sengal akibat lari dari lapangan kekantin yang jaraknya cukup jauh.
"Kambuh lagi tuh Agra," cibir Aldo yang napasnya mulai menormal.
"Tuh gara-gara Kevin," ucapku
"Kok gue sih, kan lo yang nyuruh gue El," bantah Kevin.
"Gue kan hany__" ucapanku terhenti melihat wajah Agra yang memerah."Eh Agra, sini-sini." dengan cepat aku merangkul pundak Agra untuk duduk. "Minum dulu," lanjutku dengan menyodorkan jus segar kemulut Agra.
"Makan Gra," ucap Kevin menyodorkan makanan yang membuat Agra berbinar.
Agra kalau lagi marah sama kita-kita, bujuknya ya pakai makanan, baru dia akan tenang. Bukan tenang selamanya ya, maksudku ya amarahnya yang tenang.
Segini dulu ya guys...
Sorry banyak typo bertebaran...
Dan sorry gaje...
Tapi jangan lupa vote and comment ...Thanks udah baca...
Baca cerita aku juga ya, yang judulnya 'first love'dan 'DIFFERENT' ditunggu vote and comment
KAMU SEDANG MEMBACA
kakak kelas
Teen Fictionkalau penasaran, langsung baca aja!!! DILARANG KERAS UNTUK MENJIPLAK HASIL PEMIKIRIN ORANG❌