Didalam kelas yang belum terlalu ramai, padahal sebentar lagi udah mau bunyi bel masuk. Mungkin yang lainnya masih dikantin atau main dikelas tetangga."Jadi, bagaimana keadaan Intan sekarang?" Tanyaku kepada Anis yang duduk diantara kursiku dan Karin. Dengan tidak sabarnya aku dan Karin menunggu jawaban yang akan dilontarkan Anis.
"Udah mulai baikkan kok." jawabnya dengan senyum dipaksakan?
"Kenapa Anis masih kelihatan sedih? " Batinku.
"Syukur deh,tapi kenapa lo masih kelihatan sedih?" Tanyaku sambil menatapnya khawatir.
"Sedih? Siapa yang sedih? Lo salah liat ah Cit." Ucapnya mencoba menutupi sesuatu dari kami.
"Lo lagi ada masalah ya? Cerita aja sama kita, siapa tahu kita bisa tolong, " ucapku.
"Enggak kok," jawabnya .
"Jangan bohong deh Nis, dari muka lo itu kelihatan kalau lo itu ada masalah." sambut Karin yang kurasa dia juga menyadari kesedihan yang disembunyikan oleh Anis.
"Iya, cerita donk sama kita." Rayuku yang dibalas anggukkan antusias oleh Karin.
Anis menghela nafas lelah "sebenarnya gue la_" belum sempat kata-kata yang disebut Anis selesai, bel masuk kelas telah berbunyi yang membuatku dan Anis kesal.
"Damn it!" wajah Karin tampak kesal dengan suara bel yang mengganggu .
"Pokoknya nanti lo lanjutin!" tuntutku kepada Anis, lalu menarik tangan Karin untuk kembali ke kursi kami.
"Kamvret memang itu bel, nggak bisa banget lihat Keadaan." oceh Karin setiba dikursi kami yang bersebelahan.
"Cit? Lo tau nggak apa masalahnya si Anis?" Tanya Karin yang membuatku cengo dibuatnya.
"Lo bego atau apa sih Rin? Lo dengar sendirikan yang dari tadi gue ngerayu Anis agar cerita sama kita." Ucapku kesal.
"Ya elah, ditanya gitu doank udah kesal. Gue pikir lo udah tahu," balasnya.
"Citra! Karin! Kalau masih mau ribut,keluar!" teriak guru yang mengajar dikelas kami yang aku tidak tahu sejak kapan dia datang.
Aku dan Karin terkejut mendengar teriakan yang cetar membahana dari guru yang ada didepan.
"Ya elah ni guru, pagi-pagi udah teriak-teriak." gumam Karin yang masih bisa aku dengar.
"Iya, mungkin bu Yanti lagi PMS." Balasku dengan kekehan sambil membuka buku pelajaran bu Yanti.
***
Bel istirahat telah berbunyi.
Dan disaat ini kami sedang berada disalah satu meja di kantin ."Anis, lo belum selesai bicara tadi." ucapku setelah selesai memakan makananku.
"Ya, lo harus ceritain semuanya." tuntut Karin yang telah membuat piringnya bersih dari makanannya.
Anis menghela nafas lelah. "sebenarnya gue lagi mikirin keadaan Intan." ucap Anis sambil menunduk.
Sejenak aku dan Karin saling pandang. "Bukannya lo tadi bilang kalau keadaan Intan udah baikan?" Tanyaku heran yang dibalas anggukan kecil oleh Anis.
"Iya, tapi kalian dengar sendirikan yang tante Tika katakan kemarin," ucapnya lesu .
"Waktu Intan nggak lama lagi Cit, gue sebagai sahabatnya belum siap akan kepergiannya." lajut Anis dengan air mata yang mulai membasahi pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
kakak kelas
Teen Fictionkalau penasaran, langsung baca aja!!! DILARANG KERAS UNTUK MENJIPLAK HASIL PEMIKIRIN ORANG❌