DUNIA MEMANG SEMPIT

42 13 2
                                    

Sore itu kos-kosan Morsa ramai. Banyak motor yang terparkir di halaman kos. Ini bukan ulang tahun Morsa atau ada acara syukuran salah satu penghuninya. Setiap Sabtu sore, kos-kosan itu memang dipadati anak muda. Terlebih lagi kamar didepan Morsa. Kamar Bang Aldo.

Setiap malam minggu teman-teman Bang Aldo mampir ke kos untuk sekedar ngobrol dan bermain bersama. Kadang main PS, masak bareng dan jalan-jalan keliling Solo. Biar mereka lelaki, tetapi mereka juga pandai dalam hal memasak. Jangan dikira hanya anak perempuan saja.

Morsa yang didalam kamar beserta Desta dan Nova sedang membahas rancangan Pensi di SMA Kewargaan. Morsa yang Ketua OSIS dan Desta sebagai ketua pensi sibuk berdiskusi tentang acara apa saja yang akan dibawakan.

''Gimana, kalau kita ngundang anak-anak dari sekolah lain juga Mas biar seru...'' Desta mulai berusul.

''Ya, nanti coba dipikir-pikir lagi deh. Masih bingung nih desain spanduknya.'' Keluh Morsa sambil mencorat-coret desain yang tadinya sudah dibuat.

''Kok nggak minta tolong Reza aja sih? Dia kan pinter banget tuh kalau masalah desain.''

''Oh iya ya.... Kok nggak kepikiran dari tadi sih?'' Morsa mengacak-ngacak rambutnya. Nova yang melihat hanya terkekeh geli.

''Kamar depanmu emang slalu ramai ya Mas?' Tanya Nova yang emang baru pertama kali ini main ke Kos Morsa.

''Iya Va, Apalagi kalau malam minggu kayak gini. Semua temennya pada dateng. Diajak keluar atau kemanalah.''

''Kamu nggak ikutan gabung?''

''Kadang sih juga gabung. Tapi berhubung malam ini kita punya proyek ya nggaklah.''

''Kayaknya seru tuh. Ajakin kita-kita dong Mas...''

''Ada ceweknya nggak Mas?'' Tanya Desta tiba-tiba.

''Pikiranmu wedokan wae...''

''Ada sih. Tapi kebanyakan pacar temennya Bang Aldo. Jadi kalau main ke kos pada bawa pacar.''

Morsa orang yang tidak tertutup di kosnya. Ia juga ikut membaur walau ia adalah yang paling kecil disana. Di kos-kosan, memang kebanyakan adalah anak kuliahan ataupun anak rantau.

Morsa juga anak rantau. Ia asli Jambi. Orangtuanya dulu tinggal di Jambi, lalu pindah ke Jawa. Rumah yang di Jambi kini ditempati kakek dan neneknya. Morsa memilih ngekos untuk belajar mandiri. Terkadang Orangtua Morsa ikut menengok keadaan putranya di Solo. Karena orangtua Morsa kini tidak tinggal lagi di Solo. Mereka tinggal di Surabaya.

''Mas, pensinya per kelas nampilin berapa?''

''Ya, kalau nggak dua tigalah... Sesuain sama schedulenya dulu...''

''Nggak asyik tuh penontonnya cuman cowok.''

''Makanya aku bilang apa. Undang sekolah lain biar seru apalagi ceweknya.'' Ujar Desta.

''Oh iya, cewek yang kita temuin tempo hari itu sekolah mana Mas?'' Tanya Desta lagi.

''Oh itu, SMA Kemerdekaan.''

''Jarang denger tuh. Deket mana sih?''

''Deket SOPA.''

''Mas,aku budrek nih ngerjain ini. Keluar dulu yuk cari angin.'' Ajak Nova.

''Iya nih Mas. Atau kita ikutan gabung sama Bang Aldo?''

''Gila kamu! Malu-maluin tau.'' Omel Morsa pada Desta.

''Kita keluar aja cari makan didepan. Atau sekalian nongkrong di teras depan sambil ngopi.''

''Boleh juga usulnya''

Hadirmu Ubah HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang