BERBAGI DENGAN MAMA

16 8 0
                                    

Suara motor di halaman rumah Tata membuat Mama berhenti dari aktivitas membacanya. Ia berdiri dan mengintip dari jendela siapa yang datang. Mama melihat Tata yang diantarkan pulang oleh lelaki yang baru dikenali Mama. Ia juga memperhatikan seragam sekolahnya yang berbeda dari Tata. Mama lalu membuka pintu depan dan menyambut kepulangan Tata.

''Mama.... Tata pulang...'' cium Tata di pipi Mama. Morsa yang disebelah Tata tersenyum sopan dan bersaliman dengan Mama Tata.

''Sore Tante....''

''Sore. Nggak satu sekolah sama Tata ya?''

''Iya Tante...''

''Kenalin Ma, namanya Mas Morsa. Dia temen mainnya Kak Revi dan sekarang dia jadi temenku juga.''

''Oh ...temennya Revi. Kok nggak pernah main-main kerumah? Kapan-kapan main kesini.'' Ajak Mama lembut.

''Saya usahain Tante. Ehm... udah sore saya pamit pulang dulu. Masih ada latihan band di sekolah.'' Pamit Morsa.

''Ya sudah, kalau terburu-buru. Hati-hati ya...''

''Iya Tante. Ta, aku pulang dulu ...'' Morsa pamit pada Tata.

''Titi DJ..''

''SIP!'' Morsa mengancungkan jempolnya.

Setelah kepergian Morsa, Mama dan Tata masuk kedalam rumah.

''Calon Pacar ya?'' Tanya Mama.

''Pacar siapa?''

''Pacar siapa lagi? Emang calon pacar buat Mama?''

''Apaan sih, Ma? Mas Morsa cumin temen kok. Kebetulan aja tadi ketemu dijalan. Terus dia nawarin pulang bareng. Lumayan hemat ongkos.'' Cerita Tata.

Ia bergegas masuk ke kamar dan mengganti bajunya. Kemudian, ia turun untuk makan. Soto dengan tempe mendoan dilengkapi sambal adalah salah satu makanan faforit Tata.

''Mama lihat, cumin kamu yang nggak punya pacar.''

''Emang harus ya punya pacar?''

''Ya nggak sih. Cuman kan lebih seru kalau kalian kumpul-kumpul bareng. Suasana lebih meriah.''

''Kita berlima udah kompak dan rame kok. Kalau ditambah yang cowok malah berubah jaim nanti.''

''Teman kamu yang paling tinggi kayak model itu siapa namanya? Mama lupa.''

''Oh, Sandra. Kenapa?''

''Kemarin waktu Mama ke mall, Mama ketemu dia lagi makan sama cowok. Pacarnya ya? Tapi kok jam-jam sekolah? Bolos ya?'' Tanya Mama curiga.

''Sandra diskors 3 hari, makanya nggak ke sekolah. Trus kalau soal cowok mungkin Kakaknya kali. Nggak mungkin Aska mau diajak bolos.''

''Aska itu siapa?''

''Pacarnya Sandra.''

Sore itu, Tata makan ditemani Mama. Mereka asyik bercerita tentang banyak hal. Dari mulai kegiatan Tata disekolah sampai masalah pribadi Tata.

''Kalau dilihst-lihat, Morsa orangnya baik Ta...''

''Mas Morsa emang baik Ma...''

''Dia udah punya pacar belum? Takutnya kalau udah, terus lihat kalian jalan bareng dikira ada apa-apa lagi.''

''Tata kan bukan PHO Mama....'' Tata memanyunkan bibirnya.

''Hehehehe.... Mana mungkin anak Mama jadi PHO?'' Ujar Mama terkekeh.

''Ih... Mama nyebelin deh..'' Tata beranjak masuk ke kamarnya.

''Loh kok pergi? Kan belum selesai ceritanya....TAAA...'' teriak Mama di ruang tamu.

''Bersambung dulu ceritanya. Kapan-kapan lanjut lagi.''

''Dasar...''

*A*

Suara dentuman music terdengar jelas di ruang band SMA Kewargaan. Sebuah lagu mengalir dengan Indah. Tampak anak-anak band sedang berlatih disana. Latihan untuk tampil di acara pensi bulan Oktober.

''Hufttt.... Capek banget. Pegel nih tangan sama kakiku..'' keluh Raka sebagai drummer.

''Suaraku juga udah mulai serak nih. Break beberapa hari dulu ya...'' ucap Morsa sembari meminum air aqua.

''Nggak kerasa cepet banget. Bulan besok udah tampil Bro....''

''Iya nih... Harus latihan intensif.''

Band SMA Kewargaan yang terdiri dari Raka sebagai Drummer, Morsa sebagai vokalis, Temi dan Vino gitaris, Bassis oleh Bima dan Organis dipegang Tian akan mengisi acara Pensi sekolah.

''WOY... Aku beli bakso nih diluar. Lumayan buat ganjal perut...'' teriak Bima sambil menenteng kantong plastic yang berisi bakso. Maklum saja, ini sudah jam 6 sore. Sudah waktunya untuk makan malam.

''Biasane yen tanggal tua kui lagi krisis duit. Lha iki malah turah-turah...''

''Wis... Syukuri wae...'' ucap Morsa.

''Isih untung ditukokake. Kakehan comment wae...'' sahut Tian dengan logat jawanya yang kental.

Meski tinggal di Solo, mereka menggunakan bahasa Indonesia dan sesekali juga diselingi aksen Jawa. Bukankah bahasa daerah tidak boleh dilupakan begitu saja?

''CaH... Aku duluan ya. Masih ada urusan nih. Bim, makasih baksonya.'' Ucap Morsa pada teman-temannya.

''Ma-sama.''

Morsa segera memacu motornya untuk segera pulang ke kos. Rasanya badan Morsa sakit semua. ia butuh istirahat. Maka ia pamit duluan dengan alas an masih ada urusan.

Sesampainya di kos, ia segera mandi dan merebahkan diri di kasur. Kepalanya mendadak terasa berat dan pusing. Morsa meletakkan telapak tangannya di leher dan kepala.

PANAS.

''SIAL... jangan sampai sakit nih.Ayo Morsa semangat! Semoga dengan dibuat tidur, panasnya cepet turun.'' Gumam Morsa.

Ya, sepertinya Morsa memang butuh istirahat. Hari ini banyak hal yang dikerjakannya. Mulai dari mengurusi pensi, latihan upacara, latihan band dan masih dipenuhi bayangan seseorang yang beberapa hari terakhir ini memenuhi kepalanya.

Hadirmu Ubah HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang