Terlambat

27 13 0
                                    

KRING...KRING...

Jam weker yang disetel Tata semalam menunjukkan pukul 5 pagi. Sang pemilik bukannnya segera bangun tetapi malah mematikan wekernya dan tidur kembali. Matanya masih mengantuk. Niat yang sudah dirancangnya kemarin malam buyar seketika. Ketukan Mama juga tidak membangunkan putrid bungsunya.

''Ta,..... Bangun....Kemarin bilangnya mau bangun pagi... Bangun....'' Teriak Mama masih menggedor-gedor pintu kamar Tata.

Tata yang masih bermimpi indah merasa nanggung kalau harus membuka matanya. Iasemakin merapatkan selimut ke badannya. Teriakan Mama tidak digubrisnya.

Dalam mimpinya ia bertemu dengan Morsa. Morsa mengajaknya jalaN-jalan ke taman. Mereka saling bergandengan tangan. Tata tidak melepaskan genggamannya dari tangan Morsa. Ia sangat bahagia.

''Tempatnya bagus banget....'' Tata berdecak kagum menyaksikan pemandangan disekelilingnya.

''Kamu tau nggak, kenapa aku ngajakin kamu kesini?'' Tata menggelengkan kepalanya.

''Karena aku ingin menunjukkan sesuatu sama kamu.''

''Apa ?'' Tanya Tata penasaran.

''Eittsss... tapi ada syaratnya...''

''Kok ada syaratnya?''

''Sekarang kamu tutup mata. Nggak boleh dibuka sebelum aku bilang boleh.'' Perintah Morsa.

''Jangan kasih yang aneh-aneh ya. Awas lho...'' Tata mengancam Morsa.

''Nggak bakalan. Ayo ikut aku jalan. Pegangan biar nggak jatuh.'' Morsa menuntun Tata pelan-pelan. Karena tidak melihat batu yang didepan, Morsa tersungkur ke depan. Pegangan tangan Morsa pun ikut lepas. Tata jadi ikut terjatuh.

GUBRAKKKK....

''Aduh ..... benjol nih kepala.'' Rintih Tata.

Samar-samar ia melihat cahaya yang masuk ke jendela kamarnya. Tata yang jatuh dari tempat tidurnya mengucek-ngucek matanya dan melihat jam wekernya.

06:45

''YA AMPUN!!!!!! AKU TELATTT..... GIMANA NIH? Ada upacara lagi. Telat dong kalau kayak gini caranya. Kayaknya kemarin udah aku setel deh. Kok nggak ada yang bangunin sih?'' Tata ngedumel sendiri. Ia beranjak ke kamar mandi dan bergerak secepat mungkin.

Selesainya berkemas ia segera menurunu tangga dan mendapati Papa, Mama dan Kak Revi di meja makan.

''Kok nggak ada yang bangunin aku sih?'' Tata mencomot roti bakar coklat diatas meja dan menjejalkannya ke mulut.

''Siapa bilang nggak ada yang bangunin? Mama udah bolak-balik ngetok kamar kamu, kamunya nggak bangun-bangun.'' Jelas Mama.

''Hibernasinya jangan sekarang, besok kalau libur aja...''

''Emnghh..angh..akkhhu...bherruhanngg...??'' jawab Tata yang mulutnya masih penuh dengan makanan.

''Habisin dulu makanannya baru ngommong Ta...'' nasihat Papa. Tata mengambil segelas susudan meminumnya dengan cepat.

''Kak, berangkat yuk, udah telat.''

''Siapa suruh bangun siang?'' sindir Tata.

''Udah jangan berdebat! Debatnya nanti malem aja... Sekarang anterin adik kamu tuh...wajahnya udah panic banget.'' Ucap Papa.

''Ya iyalahhh panic. Ma, Pa... berangkat dulu ya....'' Tata mencium pipi Mama dan Papanya cepat. Ia melihat pergelangan tangannya.

''Kak Revi!!!!!!! Jam 7 nihhh...'' teriak Tata ssesampainya diluar gerbang rumah. Tata tidak bias membyangkan dirinya akan dihukum dibawah tiang bendera. Apalagi Tata adalah anggota OSIS. Pasti banyak sindiran yang tertuju padanya.

Hadirmu Ubah HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang