SCENE THIRTEEN

1.7K 183 2
                                    

Enjoy Reading~
~~

Cindy mengamati selebaran itu dan membacanya, "Kepada seluruh murid Avenue, akan diadakan sebuah pesta dansa menyambut hari ulang tahun sekolah."

        "Dan tema tahun ini adalah 'Wear your mask so you can hide yourself well through it'," ucap Alice pada Lucy. Alice terlihat sangat bersemangat, ia bahkan bertepuk tangan membuat seisi kelas melihatnya. "Ini berarti pesta topeng. Masih ada satu bulan dari sekarang untuk menyiapkan desainnya."

       Pesta topeng? Ini konyol, pikir Lucy. Tahun lalu mereka menggunakan tema cosplay, Lucy harus bersusah payah mencari tokoh superhero yang akan diperaninya. Tapi setidaknya tema topeng lebih baik dibanding beach party.

       Tiba-tiba Alice mendekatinya dan berbisik, "Ini kesempatanmu untuk –," kemudian ia menjauhkan tubuhnya dan bergerak seolah sedang berdansa sambil menggerakkan kepalanya kearah Ben yang sedang duduk membaca bukunya.

       Lucy mengamati Ben yang sejak tadi tampak murung. Ada apa dengannya?

       Nic merasa kesal melihat sahabatnya bermuram durja, namun kekesalannya hilang saat melihat Alice bertepuk tangan dengan ceria dan memberi gerakan dansa pada Lucy. Ia terkekeh, gadis itu, pesta dansa akan menjadi menyenangkan, gumamnya dalam hati.

       Dari awal kelas sastra dimulai sampai berakhir, Lucy mengamati Cindy dan Ben. Mereka berdua tak lagi duduk berdekatan. Tapi Lucy bisa melihat bahwa keduanya masih saling melirik satu sama lain. Belum lagi Alice yang sejak tadi tampak mencurigakan, selama jam belajar berlangsung, ia terus memainkan ponselnya.

       Begitu mereka sampai di parkiran sekolah Alice berpamitan, "Thomas sudah menjemputku karena aku sudah membuat janji dengan desainer. Sampai jumpa Lucy." Lucy mengamati Alice sampai ia masuk ke dalam mobilnya dan berlalu.

       Tanpa berpikir lebih lanjut, ia pun masuk mengendarai mobilnya menuju rumah.

***

"Putar balik Thomas," perintah Alice begitu ia melihat mobil Lucy sudah meninggalkan pekarangan sekolah. Thomas memutar mobilnya membawa sang majikan kembali ke sekolah. "Tunggu disini dan jangan kemana-mana."

       Alice berjalan menuju halaman belakang. Segerombolan pria sudah menunggu kedatangannya. Begitu mendekat, Alice berkata, "Cari gadis yang aku kirimkan fotonya tadi. Bawa dia ke gudang belakang. Ingat! Jangan sampai ada yang menyadarinya. Mengerti?"

       Segerombolan pria itu mengangguk mengerti.

***

Seusai pelajaran sastra tadi, seperti biasa Cindy berjalan menuju perpustakaan, mengembalikan buku yang sudah dipinjamnya dan meminjam kembali buku lainnya. Selagi berada di dalam, ia merenungkan perkataan sahabatnya. Haruskah ia melanggar peraturan ibu tirinya? Ia takut ibu tirinya akan semakin marah padanya dan Cindy tahu apa yang akan mereka lakukan jika itu terjadi.

       Selesai memilih bukunya, Cindy berjalan keluar. Tiba-tiba ia disergap beberapa pria berbadan besar yang mengenakan kaos hitam. Pria itu menutup mulutnya             dengan cepat agar Cindy tidak berteriak.

       Sesuai perintah, mereka membawanya ke gudang belakang dan mengikatnya. Salah satu pria itu membuat panggilan untuk Alice. Ia menyampaikan bahwa misi sudah terlaksana. Begitu mendapat pesan, Alice segera menghampiri gudang tersebut.

       Alice tersenyum puas begitu melangkahkan kakinya melewati pintu gudang. Sambil memiringkan kepalanya, ia berbisik pada salah satu pria itu dan dijawab sebuah anggukan. Pria tersebut berjalan keluar dan  menutup pintunya. "Hai Cindy," sapa Alice. Kakinya melangkah mendekati Cindy, "aku tidak takut jika kau berteriak, karena tidak akan ada yang menolongmu. Tenang saja, aku tidak akan menyakitimu jika kau menuruti perintahku."

       Kedua tangan Cindy terikat ke belakang, ia sangat ketakutan. Ia tahu siapa gadis ini, Alice Wright, sahabat saudara tirinya. Memang benar yang dikatakannya, percuma saja ia berteriak, tidak akan ada yang menolongnya. Leesa pun sudah pulang lebih dulu. "Apa yang kau inginkan?"tanyanya gugup.

       Sebuah senyuman terukir di wajah Alice, "Aku ingin memperkenalkan diri dulu, kita belum pernah bertemu sebelumnya. Dan maafkan aku, pertemuan pertama kita terjadi seperti ini. Kau pasti sudah mengetahui namaku, benarkan?"

       Cindy mengangguk cepat.

       "Apa kau tahu apa hubunganku dengan saudara tirimu?"

       "S-sahabat."

       "Kau benar. Aku bersahabat dengannya jauh sebelum kau mengenalnya." Kalimat yang terlontar dari bibir Alice membuat Cindy terkejut. Faktanya ia tidak mengetahui apapun tentang saudara tirinya itu. Kini ia tahu, pasti sahabatnya disini untuk membantunya.

       Cindy mulai bergemetar dan Alice bisa melihat itu. "Apa kau takut?" tanya Alice. Alice melihat Cindy menunduk, tidak ingin menatapnya.

       "Baiklah, kita lakukan dengan cepat. Satu pertanyaan untukmu dan kau harus menjawab jujur. Kau akan tahu apa akibatnya jika tidak menurutiku," sambung Alice. Pintu gudang terbuka, pria yang tadi dibisikkan Alice masuk membawa satu ember besar air berisi bongkahan es batu.

            Melihat itu, Cindy semakinketakutan. Alice tersenyum miring melihat ketakutan itu, "Pertanyaanku, apa yang terjadi selama Lucy tinggal bersamamu?"


Ouh, begini. Judul film Cinderella yang baru itu, A Cinderella Story If Shoe Fits. Kalian bisa search di google. Well, aku tetap suka walaupun sudah tahu jalan ceritanya. Tapi bagi aku ini bukan film cinderella story yang terbaik. Terbaik masih di pegang Film cinderella yang selena gomez mainkan sama Once Upon a Song. Kalian harus nonton yang itu.

dan aku punya masalah lain, adakah yang tahu kenapa bahasa cerita ini selalu berubah menjadi English? Jadi aku harus mengecek beberapa kali, dan mastiin wattpad ga mengubah bahasanya. Kalau keubah, aku mesti ubah lagi ke bahasa indonesia dan save.

Ada yang berterima kasih sama aku karena aku update dua chapter dalam minggu ini? atau malah mau maki aku?

see you in next scene. Please dont forget The Votes Button.

R.V

[TFS-1] Stepsister Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang