Enjoy Reading ~
~~"Tatapan matamu."
"Jadi apa tujuanmu mengajakku berdansa, Mr. Young, jika kau tahu siapa aku?" sebenarnya Lucy merasa gugup, baru kali ini ia berdekatan dengan Ben. Jarak pandangan mereka hanya beberapa centi, tangannya yang berada dalam genggaman Ben terasa nyaman. Beruntung ada topeng sebagai penghalang mereka dan Lucy dapat menyembunyikan rasa gugupnya dengan baik.
Ben menatap manik mata dibalik topeng berbentuk kupu-kupu berwarna keemasan itu, ia bersumpah jika bukan karena ia mengenali tatapan tajam seorang Lucinda ditambah rasa kesalnya, malam ini ia pasti memuji gadis di hadapannya. "Aku hanya penasaran, mengapa seorang Lucinda Morgan senang sekali membuat gadis lain ketakutan." Setelah peristiwa kemarin, ia baru mengetahui bahwa hampir seluruh gadis di sekolah menjauhinya karena takut.
Mendengar hal itu membuat Lucy tertawa kecil, "Pernahkah kau mendengar Curiosity killed the cat, Mr. Young?" tanyanya memperingati. Ia sudah mengira bahwa Ben akan mencari tahu tentang dirinya, namun satu hal yang tidak disangka bahwa pria itu akan mengajaknya berdansa malam ini.
"Aku tidak takut dengan kalimat itu, karena orangtuaku menggambarkan aku sebagai seekor singa, bukan kucing," Ben menjawab dengan santai.
Ben memutar tubuh Lucy dengan putaran penuh satu kali dan setelah itu memutar setengah putaran sehingga punggung Lucy bersandar pada dada kanannya. Kedua tangan kiri mereka saling menggenggam. Lucy merentangkan tangan kanannya, sedangkan Ben memegang pinggangnya. Lucy menolehkan kepalanya kekiri dan menatap pasangan dansanya. "Gambaran yang menarik," jawab Lucy.
Mereka memutari lantai dansa melewati berbagai pasangan-pasangan lainnya. Lucy menyukai cara Ben menggerakan tubuhnya, benar-benar seirama dengan musik yang mengalir. Pembicaraan mereka pun dilanjutkan. "Jadi aku ingin tahu apa penyebabnya?" tanya Ben tanpa melepas tatapannya.
"Alasanmu mengajakku berdansa sungguh membuatku tersinggung," sahut Lucy.
"Maafkan aku kalau begitu," timpal Ben.
Lucy mengangguk sekali. "Dimaafkan. Bukankah lebih baik kau bertanya pada 'gadis-gadis-ketakutan' itu?" Lucy sama sekali tidak meninggalkan senyumnya sepanjang dansanya. Ben melepas pegangan tangannya, membuat Lucy memutar tubuhnya sebanyak dua kali. Kemudian ben meraih pinggang Lucy dan kembali menggenggam tangannya. Mereka kembali pada posisi semula, saling bertatapan.
"Lebih mudah bertanya pada pelakunya langsung daripada bertanya pada 100 gadis-ketakutan itu untuk membuat satu kesimpulan," jelas Ben.
"Bagaimana jika aku memilih menjawab tidak tahu?"
"Mungkin aku harus mencoba bertanya pada 100 gadis-ketakutan itu." Jawaban Ben membuat Lucy tertawa kecil. Perasaan bahagia muncul dalam dirinya, ia ingin sekali waktu menghentikannya saat ini. Hanya saat ini waktu yang paling ingin diingatnya.
Kemudian ia teringat, bahwa Ben sedang mencari tahu titik permasalahan antara dirinya dan saudara tirinya. "Apa ini ada hubungannya dengan gadis Priceton itu?" tanya Lucy pelan.
Ben belum ingin menjawab pertanyaan Lucy. Ia seakan fokus pada dansanya, membuat Lucy memutar kembali kearah kanan, lalu kekiri. "Tidak Miss Morgan. Bukan hanya karena itu. Sesungguhnya aku tidak percaya pada kata-kata orang lain mengenai dirimu," jawab Ben akhirnya.
Kebohongan bukanlah hal yang sulit ditebak oleh Lucy. namun Lucy memilih mengabaikannya. Satu malam ini, pikirnya. "Tentu saja Mr Young. Bagaimana mungkin kau bisa menilai seseorang hanya dari perkataan orang lain. Boleh kutahu apa penilaianmu untukku saat ini?"
Ben mengerutkan dahi terlihat berpikir, "Kau tipe gadis tertutup. Sangat sulit menebakmu karena kau terlihat ahli menyembunyikan perasaanmu." Walaupun ia baru satu kali bertemu dengan Lucy, ia bisa melihat beberapa kali gadis ini menyembunyikan perasaan dibalik wajah datarnya. Selain itu menurutnya gadis ini bukan tipe wanita yang diceritakan banyak orang.
Tebakan Ben mengenai dirinya tidak sepenuhnya salah, bahkan sangat benar. Apa mungkin Ben pernah melihatnya seperti itu? "Jangan menilai seseorang terlalu dekat, Mr. Young."
Ben mengerjap, kebingungan tercetak jelas di wajahnya. "Apa maksudmu?"
"Ketika seseorang memberi penilaian dari jarak terlalu dekat, maka banyak hal akan luput dari penglihatannya."
"Dan membuat sebuah penilaian yang salah?" sambung Ben.
Lucy mengangguk.
Ben tidak mengerti maksud dari kata-kata itu, apakah ia menilai terlalu dekat gadis itu? atau ...
Dont Forget The Votes Button ❤️
R.V
KAMU SEDANG MEMBACA
[TFS-1] Stepsister Story [END]
Novela JuvenilSebuah tragedi mengubah satu kehidupan layaknya salah satu cerita dongeng sebelum tidur, Cinderella. Dimana ada pesta dansa dan sepatu kaca. Namun, sepatu kaca yang Cinderella gunakan bukan miliknya, melainkan ia meminjamnya dari sa...