Pergi.

14 3 1
                                    

Di Surabaya,Bintang tinggal di rumah neneknya.Neneknya sangat amat menyayangi Bintang sedangkan kakek Bintang,ia sudah wafat 2 tahun lalu.

"Pagi Mah,pah,nek"ucap Bintang sambil mengampiri meja makan untuk sarapan.

"Pagi sayang,"jawab Ulan ibunda Bintang.

"Kamu gak mau jalan jalan dulu ?"tanya nenek Bintang yang bernama Nek Arum.

"Emm,enggak ah nek,nanti aja"jawab Bintang yang baru saja duduk disamping ayahnya.

* * *
Bulan baru saja bangun dari tidurnya,tapi ia juga melihat Aldi yang tidur di sofa.Seperti biasa,ada sebuket mawar merah di meja samping ranjang Bulan.Mata Bulan masih sembab akibat menangis semalaman begitupun Aldi.

"Udah bangun?"tiba tiba Aldi bangun dan melihat Bulan.

"Iya."jawab Bulan singkat.

"I Love you"ucapan Aldi membuat Bulan bingung.

"Gak usah bingung,ini janji kita kan?anggap aja yang semalem itu gak pernah ada.Gue akan nunggu sampai kapanpun lo bisa sayang sama gue."Aldi berjalan mendekati Bulan dan memberikan sebuket mewar yang ada di meja.

"Makasih"ucap Bulan sambil menerima sebuket bunga tersebut.

"Gak usah bilang makasih,ini udah biasa kan?"Aldi tertawa kecil.

Bulan menatap Aldi dengan penuh tanda tanya.

"Gak usah ngeliatin,ntar naksir"ucap Aldi kemudian.

"Geer"ucap Bulan.

"Gak geer,waktu gue liat lo dulu,gue langsung naksir kok."ucap Aldi dengan santai.

"Eh?masa?"tanya Bulan.

"Iyalah,lo gak inget?waktu SD?ya ampunn,yang lo inget itu si Nicho mulu sii"Aldi memasang muka kecewa yang sok imut.

"Ka Nicho?yee gue aja kenal sama dia di SMP"jawa Bulan.Nicho adalah cinta kedua bagi Bulan setelah kepergian Aldi ke luar negri.

"Tapi hampir tiap hari lo ngehubungin gue buat cerita tentang Nicho ke guee"Aldi menekankan kata katanya pada kalimat 'Nicho'

"Hahaha ingett,,duh jadi kangenn"Bulan mencoba menggoda Aldi.

"Heh.Ada pacarnya tapi yang dikangenin cowok lain.Saiko!"Aldi membuang muka.

"Abisnya lo ngingetin gue sii,gue inget banget waktu dia manggil gue sampe gue keringer dingin"

-Flashback-

Bulan,Liana,dan Rina sedang ada di perpustakaan saat jam istirahat.

"Eh Bul lo bukannya disuruh bu Santi ke ruang osis?"tanya Liana dengan nada rendah karna di perpus,tidak boleh ada suara.

"O iya,tapi demi apapun,gue males."jawab Bulan.

"He ngacoo"ucap Rina.

"Yaudah yuk keluar.mau liat ruang osis dulu."ajak Bulan.

"Yuk."

Ruang osis ada dilantai dua sedangkan saat ini Bulan d.k.k sedang ada di lantai tiga.Jadi,Bulan melihatnya dari lantai tiga tapi,tiba tiba ada suara yang tidak asing memanggil nama Bulan.

"Bul."Rina menyenggol lengan Bulan.

"Apa?siapa yang manggil gue?"ucap Bulan tanpa berbalik.

"Kak Nicho Bul!"ucap Liana dan Bulan langsung berbalik.

"Eh?emm ke-kenapa ka?"tanya Bulan gugup.

"Di panggil bu Santi"ucap Nicho ia di temani tiga orang temannya Rahman,Ferdi,dan Rian.

"Kak di sukain sama Bulan."tiba tiba muncul Bunga sahabat Bulan yang bawelnya udah overdosis.

"Ehh enggak boong jangan percaya kak"Bulan mengelak.

"Ciee Nicho"ucap Rahman teman Nicho.O ya,Nicho itu kelas 9 sedangkan Bulan waktu itu kelas 8.

Dan akhirnya gosip Bulan suka kak Nicho menyebar luas.

-flashback off-

"Halahh gak usah diinget kalii"ucap Aldi sambil menyalakan televisi.

"Abisnya masa lalu gue terlalu indah sii,apalagi masa masa SMP"ucap Bulan dengan mata berbinar binar.

"Yaudah terusin ngelamunin si Nicho."ucap Aldi sambil berdiri meninggalkan Bulan.

"Mau kemana lo?"tanya Bulan.

"Mau pulang nanti gue balik lagi"

* * *
Saat ini,Bintang sedang membantu ayahnya untuk menanam beberapa benih pohon di belakang rumah neneknya.

"Bintang kamu lagi gak enak badan ya?"tanya Hendri sambil menggali lubang.

"Enggak ko pah,"jawab Bintang.

Tapi tiba tiba Aldi hilang keseimbangan dan jatuh pingsan.

"Bintang!"Hendri panik.

Tiba tiba ponsel yang ada di kantong Aldi bergetar segera Hendri mengangkatnya.

"Halo?"

"...."

"Aldi,ini om Hendri Bintang pingsan om tutup dulu ya"

"...."

Hendri segera mematikan sambungan ponsel dan membopong anak satu satunya ke dalam mobil untuk ke rumah sakit.Ulan dan Nek Arum?mereka sedang pergi ke pasar.

* * *

Aldi sedang mengendarai mobilnya tapi bukan untuk pulang ke rumah.

"Bintang,,lo kenapa?"gerutu Aldi.

'Bipp...' handphone Aldi bergetar. Ada pesan masuk dari Bulan.

From: Bulan

Aldi.Cepet ke apatermen gue takut nihh cepetan.

Belum sempat Aldi membalas,telepon masuk dari nomor Bulan.Aldi mengangkatnya sambil masih fokus mengendarai mobilnya.

"Halo?"

"....."

"Sekarang?"

"....."

"Iya deh gue juga mau ngomong."

"..."

'Tut..tut..tut..'Aldi mengakhiri teleponnya.

* * *
"Lo mau ngomong apa Al?"tanya Bulan.

"Tentang Bintang"jawab Aldi.

"Gue tau"ucap Bulan sambil menundukan kepala.

Aldi kaget.Bagaimana Bulan tau?

"Kenapa gak bilang dari awal?"Bulan melanjutkan pembicaraannya.

"Maaf"Aldi tertunduk.

"KENAPA LO LAKUIN INI SAMA GUE HAH?!"Bulan emosi.

"Maaf."lagi lagi kata 'maaf' yang keluar dari mulut Aldi.

"Cuma maaf?brengsek lo!"

'Plak' sebuah tamparan dari tangan Bulan mendarat di pipi Aldi.

"Habis ini gue langsung berangkat ke Surabaya"ucap Aldi kemudian.

Aldi terkejut karna tiba tiba Bulan memeluknya.

"Tolong,bawa Bintang balik waktu dia sembuh."suara Bulan terisak di dalam pelukan Aldi.

"Pasti"jawab Aldi dan langsung berjalan keluar kamar.

Diperjalanan,Aldi mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang agak tinggi sampai handphonenya berdering,Aldi tetap tidak menurunkan kecepatan mobilnya dan mengambil HPnya untuk mengangkat telepon.Tapi,sialnya handphone Aldi terjatuh.Aldi segera berusaha mengambilnya.Tapi...

'Brakk!!' Mobil Aldi hilang kendali dan menabrak truk.

* * *
"Aldi telepon gue angkat dong,"gumam Bulan dengan nada cemas.

Beberapa detik kemudian handphone Bulan berbunyi dan itu dari Aldi.

"Halo?Aldi?"

"Maaf,ini dari rumah sakit pelita kasih."

"Hah?rumah sakit?"nada suara Bulan mulai khawatir.

"Apa anda kenal dengan pak Aldi?"

"Iya saya kenal."air mata Bulan hampir keluar.

"Ia mengalami kecelakaan,dan nyawanya tidak tertolong."

Deg!!

1 detik..
2 detik..
3 detik..

"Gak!!boong"Air mata Bulan tumpah.

"Mohon secepatnya kesini."

'Tut..tut..tut.'sambungan telepon terputus.

Bulan menagis histeris.Sedih.Kecewa.Marah.

"GAK ADIL!TUHAN GAK ADIL SAMA AKU!"Teriak Bulan histeris.

* * *
Bulan berjalan dengan gontai di lorong rumah sakit.Saat Bulan sampai di depan kamar Aldi,ia melihat kedua orang tuanya.Om Heru dan tante Susan.

"Bulan?"sapa Susan dengan isakan.

"Tantee"Bulan memeluk Susan dan menangis.

Susan hanya mengelus pundak Bulan dan Heru diam seribu bahasa.

"Tante..Aldi mana?dikamar kan?aku mau ketemu."Bulan melepas pelukannya.

"Bulan,Aldi udah pergi."jawan Susan sambil menitikkan air mata.

"Enggak!enggak!gak mungkin!"Bulan histeris dan berlari menuju kamar tempat Aldi."Aldii bangun!Aldi!!!"Bulan mendorong pintunya dan terbuka.

Jenazah Aldi terbaring di kasur dan ditutupi kain putih sampai atas kepala.Bulan berjalan mendekatinya membuka kainnya untuk melihat wajah Aldi yang terakhir kali.Aldi wajahnya penuh luka yang sudah di bersihkan tapi masih meninggalkan bekas lebam.

"Aldi?Aldi!bangun!pliss ini gak lucu!"Bulan menggoyahkan badan Aldi.

"Cukup!"Heru mulai angkat suara.

"Bulan ,om tau kamu sedih.tapi,ini kenyataannya.Emang pahit tapi harus di terima."jelas Heru.

Bulan lemas.Badannya terjatuh dan semuanya terasa gelap.


Biarlah Bulan Mewakili HatikuWhere stories live. Discover now