four

3K 164 0
                                    

Aisyah hanya terdiam mendengar perkataan ari barusan.
Tiba tiba disela2 perjalanan.
" ih ari ko berenti mendadak gini, ada apa?" Tanya aisyah tersentak.
Ari kembali menyalakan mesin mobil, tapi tetep gak bisa.
" hehehe, kayanya sore2 jalan kaki bagus juga syah" ucapnya pasrah. Aisyah mendengus sebal.

" kami hanya tinggal berempat,dengan segala suka duka. Ara, dia adik yg pengertian , dan kadang suka nyeramahin orang, dan ibu dialah sahabatku saat ini, aku curhat selalu pada ibu, aku tidak butuh sahabat lagih " aisyah sepanjang perjalann bercerita tentang keluarganya, ditengah berjalan kaki dengan ari.
" tapi lu juga harus punya sahabat hidup selain ibu luh" ucap ari.
Aisyah tidak mengerti ucapan ari , ia hanya menatap ari heran.
" ri gw cape jalan terus.." seru aisyah mulai kecapekan.
"Mau gw gendong?" Tawar ari.
Aisyah hanya terdiam menatap ari dgn malas.
" yaudah..kita kerumah itu, siapatau, boleh nginap malam ini , ayo" ajak ari melanjutkan perjalanan.
. .
" jadi kami boleh bermalam?" Tanya ari pada seorang warga.
"Baik"
"Terimakasih "
Ari menghampiri aisyah yg sedang duduk.
" gw udah dapetin tempat buat menginap" serunya pada aisyah

" wow,,kamar yg indah" seru aisyah takjub.
Ari merebahkan tubuhnya kekasur.
" kamar lu yg mana?" Tanya aisyah.
"Emm,, itu masalahnya, kamar yg tersedia cuma satu" jwb ari ragu.
" jadi maksudluh malam ini kita tidur sekamar?" Tanya aisyah tersentak.
" haha ya terpaksa"
" tidak seterpaksa itu!, gw gak akan tidur disini" elak aisyah
Eh senorita, lu tidur dikasur, dan gw tidur disofa,tidak ada masalah kan" jelas ari santai.
" gak mau, gw akan pergih"
" baik, dadah " gurau ari.
" gw gak bercanda! Gw akan pergih" Tuturnya lagi.
" sungguh? Aku akan tidur dikasur sendirian, bagus ,sampai jumpa" celetuk ari melanjutkan tidurnya yg tengkurap.
" baiklah, dah" aisyah keluar kamar dgn bete.
" dadahh senorita" cibir ari.

Aisyah berkali kali menyalakan perapian dengan korek kayu namun api tidak mau nyalah juga, berkali2 hingga korek terakhir. Aisyah mendengus kesal.
Sekarng ia ada di kandang kuda dgn pasrah. Sesaat kemudian terdengar suara siulan lelaki yg mungkin ia kenal. Awalnya ia senang karna ari mencarinya, tetapi seketika senyumnya berubah menjadi cemberut mengingat sikap ari tadi.
Pintu kandang kuda itu terbuka.

" wow liat disini udaranya sejuk yh" ledek ari.
Aisyah menatap sinis.
" ohh hordeng yg indah.."
" apa disini gk ada kuda?" Ari menunjuk kereta kuda disampingnya. Aisyah hanya melengos tidak peduli.
" ouchh..aku terbakar" ledeknya lagi seraya menyentuh susunan kayu yg belom berapi.
" kita udah dpet kamar yg nyaman, dan luh lebih memilih dikandang kuda, very good" ucap ari sambil mengeluarkan makanan dari tas nya.
Aisyah hanya menantap sinis.
" nih makan , gw tau ko lu blom makan" menyodorkan roti kepada aisyah.
" gw gak laper" sahut aisyah.
" yaudah jangan makan" ucapa ari menjatuhkan roti kehadapan aisyah, dan lgsung berpindah tempat keatas kereta kuda.
Perapian sudah menyala dari tadi namun aisyah tak kunjung menyentuh roti itu bahkan memakannya.

Ari sedari tadi bermain gitar yg dibawanya, kini mendekati aisyah karna khawatir melihat keadaannya.
" ayo makan" bujuknya halus.
" gw bilang gw gk laper" tolak aisyah.
" ayo makanlah, gw minta maaf" ucap ari perlahan.
" apa?" Aisyah terkekeh.
" ya gw minta maaf, gw gk seharusnya begitu ke cewe." Ujarnya merasa bersalah.
Aisyah mengambil roti ditangan ari.
" its okey.. dikota kota besar sering terjadi masalah2 kecil" gumam aisyah tersenyum, mengulang kalimat yg pernah ia denger.
" bagus senorita, petualangan kita baru dimulai, walau bukan dikamar itu" seru ari berdiri berpindah posisi.
" emm..kapan kita ke halte bis? " tanya aisyah sambil makan.
" no no no, bukan bis, kita naik kereta lagi, setelah itu jalan sebentar buat sampai kevila". Jelas ari.
" tenang senorita, bersama gw, gak akan ada masalah" sambungnya dgn percaya diri.
Tiba tiba dari atap yg berlubang, salju turun diantara mereka, api pun mati lagi karna terimbun salju. Mereka melihat ke atas dgan muka melas mereka :D
Bbrrrr.. Aisyah merengkuk kedinginan.
" lo bilang gak akan ada masalah, sekarang apa, apinya mati lagi" celetuk aisyah kesel.
" lo minum apa?" Tiba tiba pandangan aisyah tertuju pada ari yg sedang menenggak sesuatu.
" bir, lo mau?" Tawar ari menyodorkan sebotol bir yg ia pegang.
" ih..gak sopan, minum gituan depan perempuan" tukas aisyah.
" gak mau yaudah, gw mau tidur lagih" ari kembali bersandar di atas kereta kuda.
Aisyah sangat kedinginan , ia melihat kembali kearah sebotol bir, tenggorokannya terasa sangat haus saat itu..

Next?
Votement!

Membawamu BersamakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang