fourteen💔

1.8K 130 9
                                    


          Dengan geram dan perasaan yg masih sangat terhianati, rendra dan keluarga dari yoga menunggu kedatangan seseorang di sebuah aula besar.

       Matanya menatap tajam kedepan, seolah dialah yang paling kuat disana.

Kreekk..

Suara decitan pintu, membuat semua fokus pada siapa yang akan masuk keruangan itu.

Yap, ari.
Lelaki yang kini dengan pakaian rapi, bersih, membawa ransel besar yang sudah berisi semua bajunya yang akan ia bawa pulang.
Awalnya ia rasa tidak terjadi apa apa, karna niatnya adalah membawa pergi aisyah diam diam pagi ini, namun ketika melihat banyak orang berkumpul diruangan ini,
Dia mengurungkan niatnya

dengan wajah yang sedikit cemas, malu, serta merasa bersalah.

Menaruh ranselnya dilantai, Ia mulai mendekati ayah aisyah yang terlihat sangat marah.

Pandangannya mengarah ke tangan rendra, disana terlihat foto ia bersama aisyah.
Perasaannya tidak menentu.
Bahkan di pojok ruangan sudah berbaris beberapa orang yg ia hianati.

Ibu aisyah, ara, bibi, paman, ibu farhan, ayah farhan, dan..yoriko.

Walau yori baru beberapa kali berbincang akrab dengannya, ia yakin yori sakit hati akan hal ini.

Dia tak pantas menerima penghianatan..

Karna ini adalah kesalahan ari sendiri.

Ari berjalan mendekat ke arah rendra. Mata rendra tepat menusuk matanya.
Akhirnya ia sampai didepan pria paruh baya itu.

" pak, ada yang ingin saya katakan padamu .."

Plakk..

Tamparan keras mendarat dipipi kiri ari.

" KAU BENAR, AKU TAK MENGENALMU!"  Ucap rendra dengan amarahnnya.

Ari mencoba menyeimbangkan tubuhnya lagi.

" kamu masuk kedalam rumahku, dan menjadi keluargaku, dengan memainkan kehormatanku. Kamu sudah menipuku! Kamu sudah menyalah gunakan kepercayaanku! . Kamu sudah mempermainkan kebaikan kami!
Beraninya kamu punya hubungan dengan aisyah!"
Ari terdesak mundur beberapa langkah karna rendra terus memarahinya sambil mendorongnya.

" kamu hanya bermimpi menikah dengan aisyah, kamu saja tak bisa mengurus dirimu sendiri! Bagaimana kau bisa menjada aisyah!!"
Sekali lagi tamparan tak membuat ari membuka mulut untuk membela diri.

" aku benar kalau kau pembohong, bajingan sepertimu tak akan bisa perbaiki diri. Hanya akan jadi pecundang!!"

" ayah!! Jangan ayah!"
Aisyah berlari menuruni anak tangga, dengan kebaya pernikahan dan make up yang sudah rapi, kini terusak oleh tangisan di wajahnya.

Semua menengok kearahnya, rina sempat mencegah putrinya itu, namun sia sia.

Gadis itu sudah berada di dekapan ari, ia menatap sinis ayahnya.
Lalu berbalik menatap ari dengan air mata yang tak tertahan.

" sudah aku bilang, bawa aku pergi dari sini. Tidak ada yang perduli dengan cinta kita!"
Tegas aisyah pada ari dengan kecewa.
" sudah kubilang, bawa aku lari!"

" tidak aisyah tidak"
Ari mencoba menenangkan gadis nya.
Tangan aisyah mencengkeram kerah baju ari dan menangis di dada ari.

" kamu cuma bisa lari dari orang asing, kita tak bisa lari dari diri sendiri"
Tatapan ari beralih menatap rendra yang masih menatapnya tajam.
" bagaimanapun, orangtua adalah orangtua kita.
Sepanjang hidup kita, mereka sudah membesarkan kita, dan memberi banyak cinta. Soal hidup kita, mereka bisa memutuskan lebih baik dari kita. Tidak seharusnya kita membuat mereka sedih, hanya untuk kebahagian kita. Ayahmu benar, aku pembohong, penipu..
Meski berbohong untuk kebahagianmu, bohong tetap saja bohong"

Ari menoleh sejenak ke arah rendra dengan mata yang mulai berkaca , omongannya sedikit mampu membuat pria keras kepala itu tersindir.

" ayahmu juga benar, aku tak layak untukmu. Dah ini akibatnya aku tak bisa lihat hal lain selain kamu, dan ini juga akibatnya kenapa aku tak bisa mengingat hal lain selain kamu.
Tapi ayahmu selalu benar, aku ini berandalan.
Gimana mungkin aku menikahimu, meski berandalan ini tergila gila padamu. Cinta bukan segalanya kan?" Ari kembali nendongak menatap mata tajam rendra, berharap ucapannya dapat meluluhkan rendra.

" ayahmu benar aisyah, selalu benar" ucap ari dengan parau. Aisyah hanya terpaku menatap lelaki itu, dengan mata yang masih sembab.

Ia mulai berjalan menuntun aisyah yang masih tenggelam dibalik dada bidangnya.
Menghadap dihadapan rendra dan menyerahkan tangan aisyah yang sedari tadi ia genggam erat.

" ini pak, ambilah putrimu.."
Aisyah seketika kaget dan langsung menangkap tangan ari kembali, namun ari menepisnya.

" aku kesini bukan untuk menghancurkan hati orang orang, aku hanya ingin mencintai. Mungkin aku yang terlalu berharap. Kalau anda pikir farhan yang akan membuat aisyah bahagia, kau sudah benar.
Apa yang membuat aisyah bahagia, anda lebih tau dari yang lain"
Ari menghembus napas berat, lalu menyatukan kedua telapak tangannya didepan dada.

" maafkan aku.."
Suara yang parau, keluar dengan sungguh sungguh dari mulut ari.

Kini ia menoleh kearah sejajaran orang yang pernah ia sayangi, dan ia sakiti.
Berjalan mendekati ibu aisyah, wajah rina tampak menyesal tidak dapat membantu hubungan aisyah dengan ari.
Ari hanya tersenyum hambar.

Lalu, beralih ke ara yang hanya tersenyum menahan kesedihan.

Ibu farhan pun, membuang muka saat ari mendekat untuk minta maaf.

Kini sampai pada farhan yang menatap sinis, rasanya ingin ia menghabisi wajah ari. Namun segera dicegah oleh yoga.

Ari terus beralih ke yang lain untuk meminta maaf. Dan respon yoga hanya menampakan wajah kecewa dan sedikit iba.

Yoriko, ia menunduk tak kuat menatap ari yang kini mendekat. Rasanya baru kemarin ia kenal lalu merasakan suka, hingga hampir di restui oleh orangtuannya..

" maafkan aku yori, aku tau aku telah menyakitimu" yori tetap tidak bergeming, dan hanya menunduk menyesali perasaannya pada ari.

Merasa sudah cukup ia minta maaf, walau tidak diberikan maaf dengan ikhlas.
Aripun kembali mengambil ranselnya yang tadi tergeletak dilantai, dan menggambloknya kembali.

Sekali lagi ia mencoba menengok kebelakang, melihat muka marah, kecewa, sedih, Semua itu karnanya.
Sebelum ia semakin terpuruk, ari langsung keluar dari ruangan itu meninggalkan mereka semua.

Aisyah yang tak kuat lagi, tiba tiba tubuhnya runtuh jatuh, terduduk dilantai dan menangis sejadi jadinya.

Rendra dengan keras merobek- robek foto yang sedari tadi ada digenggamnya, lalu pergi dari ruangan itu kebelakang rumah.

Disusul dengan reaksi farhan yang geram. Meninggalkn ruangan itu lewat pintu depan. Ia akan menghabisi ari.

Melihat aisyah yang sudah terduduk lemas dilantai, rina menghampiri dan menenangkannya.

....

Berjalan lesu ke arah kereta, ari mendekati ayahnya yang tiba tiba cemas melihat mukanya.

" dimana aisyah ri? Mana dia?"
Herlan mengguncang pundak ari, meminta jawaban.

Dann..

Update..
Tapi bukan part terakhir.
1part lagi y..
Hahaha. Gaje bgt ☝

Vomment kalian yh..👍

Membawamu BersamakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang