CHAPTER 7

669 49 8
                                    



Ciuman yang cukup intim terjadi di antara keduanya.
Tapi, lelaki itu seperti sedang menahan perasaannya. Akhirnya Sehun melepaskan pagutan bibirnya, dan menatap gadis itu lekat.
Ia tersenyum kecut masih dengan pengaruh alkohol yang membuatnya sedikit kehilangan kesadaran.
Lelaki itu kemudian terbahak, tapi ada buliran bening yang mulai mengalir menghiasi pipinya.

Jiwon merasa khawatir. Perlakuan jahat Sehun selama ini padanya sama sekali tidak menghilangkan rasa simpatinya pada lelaki itu. Jiwon hanya merasa, Sehun adalah seseorang yang begitu kesepian.

"Sehun-ssi, kau harus segera istirahat. Kau sangat mabuk. Akan ku antar ke kamarmu."

Tatapan lelaki itu semakin menusuk, membuat Jiwon bungkam.

"Bibirmu.." Lelaki itu mengusap bibir Jiwon lembut.

"Kenapa?" Kata Sehun dengan mata yang semakin teler

"M-mwo?"

"Kenapa saat aku melumatnya, jantungku seakan ingin melompat keluar dari tempatnya? Kenapa, huh? Aku belum pernah merasakan ini sebelumnya." Ia tertawa lagi.

Jiwon membeku sebentar, memikirkan pertanyaan Sehun. Tapi lelaki itu sedang mabuk. Perkataan aneh apapun bisa terlontar dari mulutnya.

"Kau sangat mabuk. Ayo, kuantar ke kamarmu." Jiwon kemudian menuntun tangan Sehun untuk melingkar di pundaknya, bermaksud untuk memapah lelaki itu ke kamar.

Mereka kemudian melangkah dengan pelan-pelan, Jiwon juga sangat berhati-hati.

"Tunggu sebentar! Tunggu." Sehun menahan Jiwon saat Jiwon akan membuka pintu kamarnya. Sehun berusaha berdiri tanpa bantuan gadis itu, kini salah satu tangannya bertengger di permukaan pintu kamarnya untuk menjaga keseimbangan tubuhnya.

"Selamat beristirahat." Ucap Jiwon yang hendak melangkah pergi namun dengan cekatan Sehun menarik tangan Jiwon cukup kencang sehingga gadis itu jatuh ke dalam dekapan Sehun.

Dada Sehun terasa turun naik mengatur napasnya.
Telinga Jiwon yang menempel persis di dada lelaki itu bisa mendengar jelas betapa cepatnya detak jantung Sehun.

"Kau bisa merasakan itu, hm?" Jemari Sehun mulai mengusap rambut Jiwon dengan lembut.

Lelaki itu merasakan suatu kenyamanan luar biasa saat berada di dekat Jiwon, ia sampai memejamkan matanya merasakan kehangatan tubuh gadis itu.

"Sehun-ssi k-kau.."

"Diam!" Dengan kasar, Sehun melepaskan pelukannya, mencengkram kedua lengan Jiwon dengan kasar sehingga gadis itu merasa kesakitan.

"Apa kau tidak tau apa yang terjadi denganku, huh???" Mata lelaki itu mulai berkaca-kaca.

Gadis itu tidak tau apa yang sedari tadi Sehun bicarakan kepadanya, apa yang ingin disampaikan oleh lelaki itu sebenarnya.

"Kau tau!! Aku seakan kehilangan gairahku saat bersama Eunbin tadi! Kenapa wajahmu terus berputar di pikiranku, huh?!!!" Sehun membentak Jiwon, Jiwon yang merasakan sakit tak tertahan karena cengkraman kasar itu akhirnya mengeluarkan air mata dan tertunduk.

"Shit!" Sehun kemudian melepaskan cengkaramannya sembari sedikit mendorong tubuh gadis itu.

Jiwon segera mengusap air mata di pipinya.

Sehun memegangi kepala nya. Ia merasakan kepalanya begitu pening, perutnya mulai terasa mual.

Tiba-tiba lelaki itu mencekik leher jenjang Jiwon dengan penuh amarah.
Gadis itu berusaha melepaskan cekikan tangan sehun dari lehernya, Jiwon mulai sesak, dan terbatuk beberapa kali.

BLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang