-12- "Dendam"

1.3K 132 4
                                    

Fyi; readers sebelumnya maaf ya kalo ada penulisan nama yang masih Difa menjadi adik Deandra udah diganti jadi Angel. Ok? Thanks pengertiannya.

Naufa Deandra's POV.
Kini gue dan Ari duduk dan saling tatapan di taman belakang rumah gue. Setelah beberapa menit gue dan Ari diem. Akhirnya kita mulai bicara dengan nada dan logat yang sama.

"Lo kenapa sih" ucap gue dan Ari tak sengaja bareng.

"Ih ikut-ikut" ketos gue sinis ke Ari

"Lagian lo tuh kenapa" bentak Ari melirik gue. Sumpah ya dia baru pertama kali bentak gue. Hm.

"Kenapa apa nya?" tanya gue sangat polos.

"Ada masalah sampe bikin Angel nangis, kenapa sih?" ujar Ari.

"Lah kenapa? Kenapa semua pertanyaan lo muncul dengan kata 'kenapa?' apasih yang lo pikirin tentang gue? Lo kira gue orang jahat yang bisa nyakitin adik kandung gue sendiri?" omel gue gabisa santai.

"Kenapa? Iya kenapa lo lakuin hal itu yang ga sewajarnya?" tanya ari semakin meregam.

"Apa urusan lo? Lagian gue juga udah minta maaf kan. Beres. Dan lo" ucap gue nunjuk ke wajah ari dengan jari telunjuk kanan gue.

"Kenapa lo tiba-tiba belain Angel? Oh bagus ya, gue sama lo baru kenal beberapa hari ini dan bahkan ga sampe seminggu! Lo tau gimana awal gue ketemu sama lo? Gue tuh seneng banget bisa ketemu lo waktu MnG mengalahkan beberapa fans lo yang dari kota lain. Dan saat ini lo berani buat ngebentak gue, sebagai fans lo. Ya walaupun sekarang gue tau kenyataan nya. KALO LO ITU BUSUK!" sambung gue dan menatap sadis kedua mata Ari.

Ari masih diem dan melongo.

"Gini ya, lo mau jadi fans gue aja gue udah seneng. Tapi cara gue barusan bukan bermaksud untuk ngebentak lo De! Gue gapernah tega ngeliat cewek nangis, dan lo tau apa yang gue lakuin ke Angel? YA GUE EMANG NGEBELAIN DIA KARNA LO UDAH BIKIN DIA NANGIS. DAN GARIS BAWAHI KALO GUE GA TEGA NGELIAT CEWEK NANGIS!" gertak Ari sembari ikut menunjuk wajah gue dengan jari telunjuk kanan nya.

Perlahan gue mengetahui bagaimana sikap Ari sebenarnya. Ya, dia memang tak suka melihat perempuan menangis apapun itu alasan nya. Ari tak suka melihat perempuan menangis.

Gue pun mendengus sebal dan menarik nafas kasar.

"Bodo! Gue ga mau tau, keluar lo dari rumah ini. Rumah ini ga mau nampung orang busuk kek lo! Pergi lo sekarang atau ga gue lebih dendam ke elo!" ancam gue ngusir Ari dengan sedikit kasar.

"Fine! Karna dendam lo, ga akan bisa ngerubah harga diri gue!" ujarnya sadis kemudian Ari langsung pergi dengan langkah nya yang kasar berjalan keluar.

Deg. Saat ari bilang itu, hati gue terasa sakit, entah kenapa. Sindirannya bukan biasa, sindiran nya begitu membuat hati merasa sakit.

Gue pun berjalan ke kamar gue.

"Kenapa kak?" tanya Angel dengan tiba-tiba mengejutkan, dan membuat gue spontan menggelengkan kepala gue.

"Ngel, besok ultah lo?" kata gue sembari mengingat tanggal kelahiran nya.

Angel hanya tersenyum.

"Aaaaa 15 tahun!" sambung gue sambil mendekap tubuh Angel.

"Iya kak, tua deh Angel ntar" ucapnya mengerutkan kening

Gue melepas pelukan gue.

"Gapapa tua yang penting sombong" ujar gue merecehi obrolan. Ya, emang ga lucu sih.

"Yaudah kak udah sore. Kakak mandi gih" pinta Angel tak biasa nya.

"Oke kalo gitu, mandi dulu ya. Bye" ujar gue sembari mengambil handuk di depan kamar mandi dan gue langsung mandi.

Hold My Hand (ARIIRHAM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang