Sorry banget kalau chapter ini rada gak jelas atau to the point banget, SUMPAH IMAJINASI GUE LAGI NGESTUCK. Huft. Tapi tetep enjoy yaaa.
Tap, di chapter ini Putra muncul loh.... Ada yang kangen dia gak? Enggak ya? Yaudah bye.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dilla POV
2 minggu kemudian...
"Aduh akhirnya selesai juga final test. Udah bisa mati kepusingan gue sama fisika dan kawan-kawan." Kataku kepada Zani. Sekarang kami sedang ada di food court yang ada di mall dekat sekolah.
"Tinggal ambil rapor aja ini sih," kata Zani. Nah ini sih sebenernya yang paling bikin dag dig dug(?). Iya takut aja.
Oh ya, sejak seminggu yang lalu Al udah balik ke Jerman. Rumah sepi. Sepi banget gak ada dia. Ya walaupun ada mbok Ati ya tetep aja. Mbok Ati cuma bisa diajak komprominya pas nonton film drama korea doang(?). Iya kita suka nonton drama korea bareng, tapi malah kadang dia selesai duluan karna ditengah-tengah film aku ketiduran. Supir juga udah balik dari kampungnya, jadi kembali seperti biasa, bertiga dirumah. Tapi katanya sih mama mau balik minggu ini. Papa gak tau deh. Gak jelas semuanya. Sibuq buq buq.
"Iya sih bener juga, lo malah ngingetin lagi."
"Yaudahlahya. Lo gimana sama si Zaghi?"
"Gimana apa nya?"
"Hubungan kalian sayang, apaan lagi."
"Baik-baik aja, kenapa?"
"Peneror misterius masih suka ganggu lo?"
Eh aku udah nulis tentang yang satu ini belum? Belum ya? Jadi dari pertama kali aku pacaran sama Zaghi langsung ada yang neror gitu. Gakjelaspokoknya. Suka ngirim sms pake nomor asing, kadang loker juga penuh sama kertas kaleng. Kalau yang loker penuh sama kertas kaleng itu udah dari pertama kalinya aku deket sama Zaghi sih sebenernya. Dan kurasa gak satu orang doang yang bikin kertas kaleng itu. Tapi banyak. Jenis tulisannya beda-beda soalnya. Nah yang paling klimaks itu tuh pernah ada yang naruh bangkai Patrick di depan kamar ku. Well, Patrick itu kucing peliharaan ku yang gak pernah aku urus. Mbok Ati yang selalu ngurusin si Pat. Aku emang paling males ngurusin binatang, tapi suka sama binatang. Hm. Itu doang sih yang paling parah. Tapi pernah juga di loker ku penuh sama darah-darah gitu. Tapi jujur aja setiap ada surat kaleng aku selalu baca. Gak tau kenapa. Takut. Tapi penasaran. Iya. Tapi sampe sekarang Zaghi gak pernah tau masalah ini. Jadi kayak dulu sebelum pacaran ya? Heh.
"Masih tapi gak separah dulu. Sebatas ngirim surat kaleng aja."
"Siapa coba? Gak ada kerjaan banget sumpah itu manusia."
"Yaudah lah. Eh temenin gue nonton yuk?" Gak tau kenapa lagi pengen nonton.
"Yah males gue, sebenernya mau nyari sepatu running nanti."
"Yah,"
"Telpon Zaghi aja minta temenin."
"Iya nanti aja,"
"Ohya Dil, kapan nih kita nginep di Anak Bangsa?"
"Oh iya ya, kapan ya?"
"Lo bisanya kapan?"
"Belom tauu,"
"Besok?"
"Besok gue lomba sayang,"
"Oh iya, lupa gue. Minggu depan aja,"
"Yaudah liat nanti,"
"Lo hari ini gak latihan?" Nah ini nih yang bikin kesel. Pelatih apa-apa-an coba besoknya lomba hari ininya malah gak latihan. Biasanya sehari sebelum lomba malah serius banget latihannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Cinta
Teen FictionZaghi: Gue Zaghi Putra Pratama. Banyak yang bilang gue perfect. But i'amnt. Gue biasa aja. Cuma satu kekurangan gue. Playboy. Itu menurut mereka yang gak tau apa alesan gue gonta ganti cewe. Dan sampai akhirnya datang lah 'dia' yang mengubah hidup g...