Dilla POV
"Good luck ya Zag UN nya," kata ku. Hari ini angkatan ku dan angkatan kelas 10 diliburkan sekolah karna kelas 12 ingin UN. Katanya sih takut mengganggu. Hari ini aku mengantar Zaghi ke sekolah. Dia yang nyetir, tapi nanti baliknya ke rumah aku yang nyetir. Awalnya dia menolak tawaranku untuk diantar, tapi aku memaksanya.
Asal kalian tahu, akhir-akhir ini dia semakin sibuk. Apalagi hari ini UN. Makin sibuk aja deh dianya. Tapi aku sih fine aja karna dia sibuk belajar. Tapi yang gak fine itu kalau di sibuk main handphone. Yang satu itu sih bikin greget ya.
"Iya, makasih yaa. Kamu ada acara hari ini?"
"Astaga iya lupa. Ada reuniiii,"
"Smp?"
"Iya,"
"Bareng Zani gak?"
"Gak tau deh dia ikut atau enggak, kenapa?"
"Harus bareng Zani ya." Hah?
"Liat aja dianya bisa atau enggak,"
"Pokoknya kalau dia gak mau paksa."
"Kenapa?"
"Biar Zani ikut,"
"Untuk?"
"Nemenin kamu?"
"Okay."
"Yaudah aku turun ya, reuni nya jangan sampe sore-sore banget."
"Siap boss,"
"Eh btw reuni di mana?"
"Belum tau nih, rencananya sih di Gi."
"Oh yaudah, hati-hati ya. Zani jangan lupa."
"Iyaaa. Btw good luck yap."
"Iya, see you."
"See you,"
Kemarin, saat aku Al pulang ke German, aku mengucapkan good bye ke dia. Kebetulan waktu itu nganterin Al ke bandaranya dengan Zaghi. Nah saat aku dan Zaghi sudah ada didalam mobil, Zaghi tiba-tiba bilang. "Kalau masih mau ketemu sama dia, seharusnya kamu bilang see you. Bukan bye." Saat itu aku hanya mengerutkan keningku karna bingung kenapa tiba-tiba dia berbicara seperti itu. "Iya tadi kamu bilang ke Al good bye. Seharusnya see you. Masih mau ketemu sama Al lagi kan?" Kata Zaghi lagi saat itu. Dari situ aku tahu apa perbedaan see you dan bye. Intinya ucapkan see you jika kamu masih ingin bertemu dengannya. And of course i still wanna meet Al. Gak tau duniaku akan seperti apa jika Al musnah.
Aku keluar dari mobil dan melihat Zaghi menjauh menaiki tangga. Aku memasuki tempat duduk pengendara. Sebelum aku melajukan mobil ini aku merogoh kantong baju ku terlebih dahulu untuk mengambil handphone ku.
Aku mencari nomor Zani dan memencet tombol call. Nada dering langsung terdengar.
"Halo? Kenapa Dill?" Kata Zani disebrang sana.
"Lo ikut reuni gak?"
"Emang ada reuni? Sd/smp?"
"Smp sayangg. Lo gak check group bbm apa semalemmm."
"Paket gue abisss."
"Yaampun,"
"Tapi g gue udah janjii."
"Sama siapa?"
"Huh, sama si Leo."
"CIEEEE."
"Shut up."
"Hahaha. Jadi mau sama gebetan atau temen smp nihh? Hahaha."
"Ah bingunggg."
"Kalau mau gue jemputt."
"Leo aja deh, hehe."
"Najongz. Okay deh babe." Terlihat seperti lesbian? Oh no we aren't. Kita seperi ini karna...... Karna saling sayang? Sebagai sahabat pastinya.
"Najis lo babe-babe-an."
"Yang udah punya gebetan berubah tau deh tau," kataku sambil melajukan mobil ini ke rumahku.
"Geez, gak gituuu."
"Bawel ah. Udah sana dandan yang cantik, perlu gue bantu gakk?"
"Nanti kalau gue butuh gue telpon deh ya babe," see?
"Okay, see you babe."
Aku memutuskan sambungan telpon ku dengan Zani dan kembali memfokuskan pada jalanan didepanku ini.
Tapi tiba-tiba aku terpikir dengan Zaghi. Dia menyuruh ku untuk berangkat dengan Zani sedangkan Zani ada acara dengan Leo.
Bingung.
Sumpah.
Tapi gak tau kenapa aku ada feeling Zaghi menyuruhku untuk berangkat dengan Zani karna.... Karna takut aku jadi deket dengan Putra disana? Jadi kalau ada Zani, dia bisa mengingatkan ku atau mungkin melarang ku untuk mengobrol dengan Putra? Hm. Feeling doang sih.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KRINGG KRINGG
Suara ini sukses mengganggu jatah tidur siang ku. Aku bangkit dan duduk dengan mata masih terkantuk. Aku menoleh kearah handphone yang sedari tadi kutaruh disamping kepala ku.
PUTRA
Nama itu tertulis di layar handphone ku. Untuk apa dia menelpon?
Aku menerima telponnya. "Hallo, kenapa put?" Kata ku.
"Lo ikut reuni gak dill? Udah pada nungguin lo nih, kita udah di gi." Aduh iya. Aku menoleh ke jam dinding yang ada disamping meja belajar ku. Jam 2. Kita janjian ketemu di gi jam 1. Dan aku ketiduran. Aduh sumpah ini jadi makin labil.
"Eng, enggak deh put. Sorry ya titip salam buat yang lain,"
"Oh, yaudah nanti gue sampein salam nya. Eh nih si Salva mau ngomong sama lo." Salvatrice Zabrietta. Sahabat ku dan Zani juga yang melanjutkan SMA di USA. Karna kepindahannya itu aku dan Zani jadi jarang mengontaknya. Skypenya gak pernah on lagi. Twitter, facebook juga.
"DILLAAAAAA." Suara Salva mulai memekakkan telinga ku.
"SALVAAAAAA."
"KENAPA GAK DATENG?! DATENG DONGGGG." Kata Salva dengan gaya bicaranya yang sumpah demi apapun yang makin cepet. Tetapi aku sudah sangat mengerti apa yang dia ucapkan. Bayangkan saja kami bertahun-tahun bersahabat.
"Aduh gue males banget sumpahh."
"Jahat ya."
"Sorryy,"
"Yaudah rumah lo masih kayak yang dulu kan?"
"Ya masih lah bodoh."
"Yaudah nanti malem gue kesana, suruh Zani juga yaaa."
"Okayyy."
"Yaudah, byeee."
"See you,"
Aku memutuskan sambungan telponnya. Lalu kembali merebahkan tubuh ku dan menatap langit-langit kamar.
Zaghi udah selesai belum ya UN nya? Tapi udah jam segini udah kali ya.
Tiba-tiba handphoneku berbunyi kembali. Aku menoleh untuk melihat siapa yang menelpon.
Oh Zaghi. Padahal baru aja kepikiran tentang dia eh langsung nelpon, panjang umur. Hahahaha(?)
"Hallo?"
"Iya Zagg."
"Kamu dimana?"
"Dirumah,"
"Gak reuni?"
"Zaninya gak bisa Zagg."
"Yah dateng aja gak apa-apa kok,"
"Enggak, gak usah. Kamu gimana tadi UN nya?"
"Alhamdulillah lancarr."
"Hm, bagus dehh."
"Eh ini aku lagi otw ke rumah kamu, bentar lagi sampe."
"Oh yaudah,"
"Zani emang kemana dia kok gak bisa?"
"Ada acara katanya,"
"Oh yaudah deh. Ini aku bentar lagi nyampe. See you,"
"See you,"
Aku memutuskan sambungan telponnya dan keluar kamar. Aku berjalan ke arah dapur dan menemukan mbok Ati yang sedang mencuci piring.
"Eh udah bangun dill,"
"Udah mbok."
"Mau makan?"
"Enggak deh mbok. Oh ya mbok, mbok udah selesain filmnya?" Kemarin aku menonton drama korea dengan mbok Ati. Dan setiap melakukan ini, pasti ditengah-tengah film aku ketiduran dan mbok Ati tetap melanjutkan menonton. Kegiatan ini sudah kami lakukan dari dulu.
"Udah dill, ih sedih banget deh endingnya tuh gak mbok sangka banget."
"Emang kayak gimana mbok?"
"Ternyata si cowo nya itu saling kenal, nah pas si cowo barunya itu, mbok lupa namanya. Pas cowo barunya itu meninggal, cowo lamanya baru tuh ceritain semuanya ke cewenya." Ingatan mbok Ati tuh ya bener-bener. Padahal baru lusa kita nonton bareng.
"Dia cerita apa aja ke cewe nya mbok?"
"Jadi tuh ternyata pas pulang dari paris, cowo lama nya ketemu sama cowo baru di bandara. Nah saling ngobrol gitukan. Terus saling tanya rumah nya dimana, eh ternyata mereka satu arah. Nah cowo lama nawarin bareng, cowo barunya mau kan. Nah pas di jalan si cowo lama ini ceritain tentang tunangan dia, ditunjukkim fotonya, dikasih fotonya."
"HAH JADI MEREKA EMANG SALING KENAL?! PANTESANNN."
"Nah udah dikenalin kan di tunangannya itu. Terus mereka berdua kecelakaan. Cowo baru selamat. Dia bisa keluar dari mobil, sedangkan cowo lama belum bisa keluar dari mobil." Kata mbok Ati sambil melanjutkan mencuci piring. "Sebenernya cowo baru mau nolongin cowo lama. Tapi dianya takut kena bahaya juga. Dan dia ngeliat mobilnya mau meledak juga. Akhirnya dia pergi ninggalin cowo lama yang masih di mobil."
"Terus terus?"
"Aduh capek dill," HAHAHAHAHA.
"Yah mbok, yaudah lanjut nanti aja ceritanya, Dilla males ngelanjutin nontonnya."
"Eh itu ada suara yang ngetok pintu bukan sih?" Kata mbok Ati lagi.
"Eh iya kayaknya mbok,"
"Mbok buka dulu ya bentar."
"Sip," aku berjalan mendekati kulkas dan mengambil coklat.
"Dill, itu ada Zaghi." Kata mbok Ati.
"Oh yaudah mbok Dilla kedepan ya."
"Iya, eh Dilla kalau udah mau makan bilang yaa."
"Yaudah mbok masak aja,"
"Oh yaudah."
Aku berjalan ke ruang tamu dan menemukan Zaghi disana. Lagi sibuk main handphone. Sip hehe.
"Hai Zag,"
"Hai,"
"Kamu gak belajar buat besok?"
"Nanti aja ah, oh ya aku udah bilang belom aku ngerencanain liburan ke singapore?"
"Ah belum?"
"Bukannya nanti abis kalian selesai UN kita mau ke singapore dari sekolah ya?"
"Iya sih, tapi aku udah beli tiket nih buat kita."
"Kapan?"
"Seminggu setelah pulang dari singapore yang bareng sekolah,"
"Yaampun itu capek kali Zagg,"
"Udah booking semuanyaaa."
"Yah yaudah, siapa aja yang ikut?"
"Zylan sama Zani ikut. Kalau Al mau ikut nanti aku pesen tiketnya lagi."
"Nanti aku tanya dia deh,"
"Yaudah."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"DILLAAAA." Aku menoleh dan mendapatkan Salva sudah berdiri di ambang-ambang pintu kamarku.
Aku langsung mendekatinya dan memelukknya. Dia juga membalas pelukanku.
"Aaaa. Apa kabar lo vaaa."
"Baik. Lo gimanaa?"
"Baik juga, masuk deh. Mau di sini aja?"
"Enggak lah." Kata Salva sambil memasuki kamar ku. "Zani mana?"
"Belum gue telpon, hehe."
"Telpon lahh."
"Entar aja nanti ganggu, dia lagi nge date haha."
"Ah akhirnya dia nemuin yang lebih baik dari pada saudara lo itu siapa namanya, lupa gue."
"Masa iya gak nemu-nemu. Lo gimana? Udah nemu belom? Hahaha."
"Ah gue males pacaran. Gak pentingz."
"Gegayaan lo,"
"Bodo. Hahaha. Kalau lo gimana? Cerita cerita kalii."
"Gak gimana-gimana gue sihh,"
"Apaan. Lo kir gue gak tau?" Aku mengernyitkan dahiku. Aku belum cerita sama sekali sama anak ini. "Dari Putra. Haha. Gue juga nanya-nanya kali hahaahaha."
"Ih sial,"
"Ayo dong ceritaaa."
"Cerita dari mana?"
"Yang sekarang-sekarang ajaaa."
"Dia berubah." Kataku.
"Udah itu doang? Heyy kalau orang gak berubah-berubah itu malah nyeremin sayang."
"Kok?"
"Tau ah. Susah dijelasin. Pokoknya menurut teori gue sih gitu."
"Ngomong apaan sih lu," kataku. "Eh lo balik kapan?"
"Masih lama. Gue dua bulanan disini."
"Gila enak banget liburan selama ituu."
"Enak apanya, bosen gilak."
"Ikut singapore yuk? Bareng Zani, gue, Zylan sama Zaghi."
"Zaghi pacar lo kan?" Hft.
"Iyaaaa."
"Zylan siapa?"
"Kembarannya Zaghi. Inget gak sih dulu si Zani pernah ngasih liat foto abangnya?"
"Kenapa?"
"Zylan sama Zaghi itu abangnya Zani."
"OH JADI LO PACARNYA ABANGNYA ZANI YANG COGANNYA MINTA AMPUN ITU?" Ngomong nya bisa pelan-pelan gak? Hehe.
"Cogan dari mana. Jelek begitu."
"Alesan lo. Waktu itu juga lo sampe demen banget ngeliatin foto nya."
"Anjing lo."
"Hahahaha. Eh gue nginep ya?"
"sipp. Movie night yuk?!!"
"Zani haruh ikut yakk."
"Pastinyaaaa."
Malam pun tiba...(?)
"Halo? Zan, ini ada Salva lagi nginep dirumah gue. Ikutan donggg." Kata ku lewat telpon.
"DEMI APA?! AAA GUE KANGEN BOCAH ITUUU."
"Makanya kesini,"
"WAIT ME YA BABE."
"Hm."
Aku langsung memutuskan sambungan telponnya dan menyalakan dvd ku. Rencananya aku dan Salva ingin menonton drama korea yang kemarin belum aku lanjutkan. Jadi harus nonton dari awal lagi deh. Hft its okay lah ya.
Play.
Aku mulai menontonnya dari awal. Gak perlu aku ceritain lah ya jalan ceritanya seperti apa. Rumit. Rumit banget.
Aku menoleh ke arah Salva yang mulai meneteskan air matanya. Gila dramatis banget ini anak. Padahal belom di bagian sedih-sedih banget.
"SALVAAAAAAA!!!!!!" Aku dan Salva refleks menoleh dan mendapatkan Zani yang sedang berlari kecil kearah kami. Lebih tepatnya ke arah Salva. Zani langsung memeluk Salva erat. Salva pun juga memelukknya.
Aku langsung nge-pause film nya. An melirik mereka yang masih saling kangen-kangenan. Kayaknya tadi aku dan Salva cuma pelukan aja. Gak sampe lebay gini. Duo lebay.
"Gue disini sebagai kambing conge ya?" Secara refleks duo lebay ini menengok kearahku dan membuat senyum selebar mungkin.
"Enggak kok sayang," kata Zani sambil duduk disamping ku.
"Eh gimana tadi date nya?" Kataku.
"You know," kata Zani sambil tersenyum-senyum sendiri. Jangan bilang..... OMG HAHAHAHAHA.
"Jangan bilang........." Aku melirik Salva yang kembali melanjutkan menonton filmnya.
"Lo pasti tau kan. AAAAAAAAAHAHAHAHAHAHA."
"Jadian? YEAYYYYY."
"Yeaaa. Hehehehehehehe."
"Pokoknya beliin gue ice cream yang banyak. Sebagai pj. Hehehe." Kataku.
"IH ZANI JADIAN?! YEAYY SELAMAT SAYANGGG." Nguping juga ternyata heh.
"Makasiihh. Gak gak ada pj pj an. Gue lagi bokek."
"Ih apaan."
"Ih lo aja sampe sekarang gak pernah ngasih pa!" Pa itu pajak anniv yap.
"Ih jahat. Tapi kan waktu itu gue kasih pjj."
"Ih enggakkk."
"Delivery domino ajaaa."
"Ah enggakkkk."
"Yaudah besok aja kita makan-makan key?!!"
Zani hanya memutar bola matanya. Hahahahaha.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Clary POV
"Liz, gue denger kelas 10,11,12 pada mau ke singapore ya?"
"Iya kak. Tapi temen-temen aku jarang yang ikut. Aku gak tau ikut atau enggak,"
"No. Lo harus ikut pokoknya."
"Emangnya kenapa kak?" Aduh bego.
"Ya nanti lo kasih tau ke gue si Dilla sama si Zaghi disana gimana."
"O okay deh kak."
"Sip. Kalau lo butuh tambahan uang jajan bilang aja,"
"Makasih ya kak. Kakak emang bestie."
"Iya sama-sama. Emangnya kapan ke singapore nya?"
"Nanti kak abis yang kelas 12 selesai un."
"Kabarin aja kalau udah mau berangkat."
"Okay kak."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Thanks yang udah mau baca yaaaa💝💞 makasih juga yang udah mau comment atau vote. Sorry bangetttttttt kalau suka telat. Insyaallah next chapter gak telat yaaa hehe.
Yang mau cepet-cepet update vote atau comment ya😜
SEE YA AT CHAPTER 17
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Cinta
Ficção AdolescenteZaghi: Gue Zaghi Putra Pratama. Banyak yang bilang gue perfect. But i'amnt. Gue biasa aja. Cuma satu kekurangan gue. Playboy. Itu menurut mereka yang gak tau apa alesan gue gonta ganti cewe. Dan sampai akhirnya datang lah 'dia' yang mengubah hidup g...