MY FIRST KISS EPISODE 5

1.4K 49 3
                                    


MY FIRST KISS Episode 5

Dengan kejadian itu aku memutuskan untuk pulang. Sesampainya di rumah, perasaan frustasi, kecewa, tiba-tiba merasukiku. Kenapa aku harus merasa seperti ini??? Dengan tidur pasti bisa kulupakan. Tapi nyatanya, tidurpun aku tidak bisa jadi yang bisa kulakukan hanyalah membersihkan rumah berharap bisa sedikit melupakan semuanya.

Menyapu,mengepel,menyapu,mengepel lagi dan lagi tanpa terasa waktu menunjukan jam 6 pagi dengan segap aku langsung memasak untuk sarapan. Semua yang kulakukan sama sekali tidak mengurangi perasaan frustasiku dan kecewaku. Kenapa?? Kuambil air es dan langsung menyiramkannya ke kepalaku, tanpa sadar Rini melihatku dengan tatapan heran saat hendak masuk ke kamar mandi.
" Kakak, tidak apa-apa??"
"Iya tidak apa-apa, kakak hanya ingin menikmati air es di pagi hari"
ujarku sambil meninggalkan adikku dengan wajah agak kuatirnya. Tentu saja adikku kuatir, orang gila mana yang mau menyiram dirinya dengan air es di pagi hari.

Tidak lama aku menyiapkan makanan Adikku sudah berpakaian rapi, siap untuk ke sekolah. Tentu saja, aku langsung mengajaknya untuk makan terlebih dahulu sebelum pergi. Namun, baru saja hendak duduk telponnya berdering. "Apa?? Ok. Aku akan segera datang!!" hanya itu saja yang kudengar dari percakapan mereka sebelum Rini pamit tanpa sarapan. "ada apa lagi ini??" gumamku dalam hati. Tak lama kemudian ibuku pulang dengan wajah lelahnya seperti biasa.

"sayang, ada apa dengan adikmu itu" aku hanya mengangkat bahu tanda tak tahu.
"ibu lebih baik, makan dulu baru istirahat" "iya, makasih perhatiannya. Oh iya, bisa bantu ibu untuk jadi assisten artis minggu depan??"
"memangnya ada apa bu, tumben ajak Rina untuk bantu"
"masalahnya, minggu depan ibu jadi assisten Girlband jadi tidak bisa kalau sendiri, repot!"
"Aduh, ibu tahu sendiri kalau Rina paling nda tahan dengan Girlband"

Mendengar pernyataanku ibu tak mengatakan apapun lagi. Aku benar-benar tidak tahan melihat wajah sedihnya. "ok, aku mau yang penting satu hari saja". Ucapku sambil berangkat ke sekolah, kupikir itu bukanlah masalah asal bukan Boyband Six. Kulihat ada sepercik senyuman terpancar di wajahnya, hanya melihat senyumannya membuatku melupakan perasaan frustasi dan kecewaku

Setibanya di sekolah, tak tampak para penggemar SIX di gerbang. Sekolahpun tampak sepi. Suasananya benar-benar sangat tidak nyaman, saat memasuki kelaspun tak ada siapapun disana. Apa ini hari libur nasional? Dimana semua orang?. Tak lama kemudian bel masukpun berbunyi tapi tak ada tanda-tanda kehidupan. Aku coba untuk menelpon Rini tapi tidak diangkat. Apa yang sebenarnya terjadi disini?. Aku mencoba untuk ke ruang guru. Setibanya disana, aku kaget melihat guru-guru hanya berbincang-bincang ria saja.

"Permisi, apa hari ini libur" tanyaku kepada mereka yang sedang duduk
"Apa kamu tidak diberitahu teman-temanmu?" tanya seorang guru disana, aku hanya menggeleng, mau dikasih tahu bagaimana kalau temanpun aku tidak punya.
"kepala sekolah menyuruh anak-anak untuk pulang karena Rian di temukan pingsan di belakang sekolah. Jadi, lebih baik kamu pulang saja"
"Ma .. .ma .makasih" ucapku sambil pergi. Kakiku terasa lemas, pikiranku kosong, dadaku terasa sesak, kenapa Rian bisa pingsan?? Kalau memang dia menungguku, kenapa aku tidak melihatnya tadi malam?". Tiba-tiba terdengar dering telpon. Itu Rini yang menelponku. Dia hanya memberitahu kalau tak perlu mengkuatirkannya karena dia sedang di depan rumah sakit tempat Rian di rawat mungkin tidak akan pulang karena keadaan Cowok yang paling disukainya itu tak menentu. Ini membuatku sedikit kuatir tapi sekarang yang harus kulakukan adalah menjernihkan pikiranku, Rian pingsan bukan karena menungguku pasti ada alasan lain. Kumeyakinkan diriku untuk tidak mengkuatirkannya lagi. Kuputuskan untuk pulang ke rumah dan menikmati satu hari liburan tak terduga ini. Namun, sesampainya di rumah kekuatiranku bukannya berkurang malah bertambah. Kesunyiaan di rumah membuatku tidak bisa lepas dari pikiran tentang Rian. Kunyalakan TV untuk sedikit mengusik kesunyian serta mengalihkan pikiranku terhadap cowok hidung belang itu tapi nyatanya malah memperparah saja karena semuanya memberitakan tentang kondisi Rian yang belum sadarkan diri. Tapi aku harus kuat, dengan cepat kumengganti saluran luar negeri yang pastinya tidak akan memberitakan tentang Rian. Lagi-lagi acaranya mengingatkanku kepadanya, jadi untuk membuat diriku tenang kuputuskan pergi ke rumah sakit.

Aku berada di daerah sepi sambil mengamati rumah sakit itu dengan memakai topi, kacamata hitam, serta masker membuatku terlihat seperti penjahat. Apapun yang terjadi, aku harus menyelinap masuk untuk melihat keadaan Rian dengan mataku sendiri tanpa diketahui Rini. Sebelum kumelakukan aksiku, kumelihat mobil sport hitam berhenti tepat di sampingku "Hey, Kau!!" suara pria yang masih berada di mobil memanggilku. Setelah kuamati dia "Andre", tanpa berpikir kulangsung kabur meninggalkannya tapi demi tuhan kenapa dia mengejarku?. Astaga kenapa tidak ada hari tanpa masalah dengan Boyband ini. "Berhenti, Jangan lari!!" mendengar teriakannya membuatku berlari lebih cepat dari sebelumnya. Kumenelusuri lorong demi lorong sampai pada jalan buntu. Aku tersudut, tak tahu harus bagaimana. Si Andre yang melihat kesempatan itu langsung menangkap dan mendorongku dengan keras ke tembok lalu menyiku leherku sampai membuatku sulit bernapas.
"kau pasti anggota Unsix yang ingin mencelakakan Rian??" bentaknya sambil menekan sikunya lebih kuat. Aku tidak dapat menjawabnya. Cowok menyeramkan itu terus memaksaku bicara. Aku hampir tidak bisa bernafas akibat lari tadi juga disiku oleh lengan besar ini dan sekarang dia ingin aku berbicara. Demi tuhan, aku tidak ingin mati sekarang, karena itulah terpaksa kumengeluarkan jurus andalanku yaitu tendangan terlarang. Tentu saja setelah menerima tendanganku dia kesakitan sambil, kau tahu memegang barangnya.
Aku langsung terduduk lemas setelah terlepas darinya, nafasku masih terengah-engah.

"Dasar Brengseek!!, orang normal pertama kali membuka maskernya untuk mengetahui orang tersebut bukan langsung mengintrogasinya tidak jelas seperti ini!! Dasaaaar A..a..abnormal!" marahku dengan nafas tersisa sambil membuka topi, kacamata dan juga masker yang kupakai.

"Rini?? Tidak, Rini ada di rumah sakit. Rina?. Apa yang sedang kau lakukan dengan pakaian seperti itu?". Pertanyaannya membuatku terdiam, aku tidak mungkin mengatakan bahwa . . .
"Jangan-jangan kau mau menyelinap masuk untuk melihat Rian tanpa diketahui adikmu".
"HAAAAHHHH, untuk apa aku harus melihat cowok hidung belang itu" teriakku cepat-cepat beranjak pergi tapi saat itu juga kepalaku sakit, mataku kabur, tubuhku terasa lemas dan "Brukk" aku pingsan.

Bersambung minggu depan yah . .. 😄😄

MY FIRST KISSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang