[[POV Syaqila]]
Sesampainya di daerah Sentul, aku menatap heran pria menyebalkan yang berdiri disampingku. Sementara, Kaira menggandeng tanganku dengan erat.
"Tempat aku janjian juga disini,"
"Benarkah? Kalau begitu saya tinggal mengantarmu ke meja yang dituju, bagaimana?"
"Tidak perlu. Saya bukan anak kecil,"
setelah mendengar penolakanku, dia langsung berlalu meninggalkan kami berdua dan mau tak mau kami berjalan dibelakangnya. Oh lihatlah sekarang aku malah seperti pengasuh Kiara.
Alfath berjalan cepat menuju sebuah meja dekat kaca etalase. Disana ada 2 orang wanita paruh baya. Tapi, yang menarik perhatianku adalah ada 1 orang wanita yang mengenakan hijab emas, sepertinya aku cukup familiar dengan hijab emas itu.-.?
Genggaman Kaira terlepas dariku dan kulihat ia berlari menuju salah seorang dari wanita tadi. Dia berteriak Omma. Yang tak lain adalah mamanya Alfath.
If our love is tragedy, why are you my remedy
If our love is insanity, why are you my clarity
Tertera nama 'Dave' dilayar handphoneku. Aku menggeser tombol on dan sedikit menjauh dari mereka.
"Halo? Iya dave, aduh aku lupa banget. Yaudah iya aku kesana sekarang ya. Bye"
Aku segera berlari keluar mencari taxi. Sampai aku lupa tidak berpamitan dengan alfath dan kaira. Tunggu! Lagi pula tidak apa-apa jika aku tidak pamit, aku kan bukan istrinya Alfath dan bundanya Kaira.
Uhh, kenapa seolah-olah aku ingin menjadi keduanya?T___T
*****
Aku berdiri mantap didepan butikku yang bernama 'Davqilla Style'. Butik yang didirikan oleh ku dan Dave sahabatku. Sebenarnya membuat butik ini adalah ide Dave aku hanya menyalurkan namanya saja. Dia bilang ini usaha kita untuk di Indonesia.
Dia sahabatku sejak sekolah fashion di Amerika. Dia itu pria yang lemah lembut tapi pria tulen. Hihihi. Dia tampan tapi juga cantik. Jari-jarinya lentik dan sangat telaten.
Aku membuka pintu kaca dan melihatnya sedang asik bermain dengan gadget dan beberapa pegawai ikut memperhatikannya dari belakang.
"Cantik banget ya, kok bisa ya mbak Qila kenal sama dia?"
"Wajar dong, sha. Dia kan terkenal,"
Aku mengerengit heran. Aku penasaran apa yang sedang mereka bicarakan sampai menyebut-nyebut namaku dan mereka tak sadar akan kedatanganku.
"Ngomongin aku dari belakang nih ceritanya?" ucapku menyindir.
Aku melipat kedua tanganku didepan dada dan sedikit mengangkat daguku menatap mereka. Menampakkan mata coklatku yang tajam.
Para pegawai yang sudah sadar akan kedatanganku sudah berpencar kembali pada pekerjaaan mereka. Sedangkan, Dave dan Shasa adik Dave tak juga sadar bahwa ada aku. Mereka masih asik bermain gadget.
"Mukanya Kaira mirip siapa ya? Sampai sekarang aku masih belum ngeliat kalo Kaira itu mirip ayahnya," ucap shasa.
Mereka tahu Kaira? Memang sih aku tidak segaul mereka. Bahkan aku baru tahu kalau Kaira pewaris kekayaan perusahaan fashion itu.
"Iya sama. Mana gak pernah liat ibunya lagi ya," sahut Dave.
Astagaaaa. Mereka ini benar-benar. Aku mengambil handphoneku dan menghubungi Dave.
Kulihat handphonenya bergetar dan ia langsung mengangkatnya.
"Gak liat nih didepan mata?" ucapku langsung mematikan telephon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tempat Terakhir
Teen FictionBerawal dari sebutan 'Bunda' dan berlanjut hingga menjadi 'Bunda' yang sesungguhnya. Sekilas kehidupan Qila sangat terdengar hebat begitu juga dengan pemilik perusahaan Fashion terkenal itu, Alfath. Tapi, siapa sangka kalau mereka memiliki masa lalu...