17. Shocked

18.6K 965 20
                                    

[[POV Qila]]

Sudah setengah jam yang lalu, aku berdiri di ruangan yang kini telah siap untuk perhelatan yang 3 bulan aku kerjakan bersama Dave.

Beberapa orang silih berganti keluar masuk ruangan ini membawa bangku dan meja kemudian menatanya. Aku masih sibuk dengan pikiranku yang terus melayang membayangkan hari ini.

Jantungku terus berdetak cepat. Aku gugup. Aku..

"Qila, kamu kenapa bengong?"

Tubuhku menegang. Pikiranku kembali pada dunia nyataku.

"Kamu gugup karena nanti foto kamu ditampilkan atau karena apa?"

Aku melirik Alfath yang berdiri dengan santai disampingku. Aku memperhatikannya dengan diam-diam. Melihat tangannya bergerak memberi arahan dimana sebaiknya meja dan bangku itu diletakan. Ia juga mengarahkan lampu agar menyorot kearah panggung.

Dia sangat lincah dan detail. Mungkin karena ini adalah projek bersama orang Jepang yang terkenal harus detail. Direktur idaman bukan?

"Bundaaaa"

Aku menoleh ke sumber suara. Mendapati Kaira berlari kecil kearahku dan memeluk kakiku. Aku membawanya dalam gendongan.

"Bunda cantik banget,"

Aku menyentil hidung kecilnya. Dia memelukku mesra dan memberiku juga kenyaman.

"Bunda nginep ya dirumah. Kai mau bobo sama bunda,"

"Gak bisa sayang, besok aja gimana?"

"Beneran?"

aduh, salah ngomong ini mah namanya mengumbar janji takut-takut PHPin anak kecil kan kasian.

"Nanti bunda bobo sama ayah ya,"

Glek.

"Iya sayang, tapi enggak besok. Nanti aja ya"

oh sangat bijak jawaban bapak itu.

*******

Acaranya ini sudah berjalan selama 2 jam, dan akan segera berakhir. Sedari tadi aku yang berdiri disamping Dave terus terkena sorotan kamera. Aku dan Dave seperti artis hollywood papan atas yang berada dalam ajang penghargaan bergengsi.

Well, tapi sejak tadi mataku tak bisa lepas dari sosok Alfath yang masih stay berdiri diatas panggung. Ia dibantu Pak Nugroho yang masih mempresentasikan projek itu dan yang memalukannya adalah Alfath terus mengatakan 'Oh, lihat ini model tercantik di dunia, Shaqila. Betapa dia sangat multitalend. Dia berbakat menjadi model bukan?'

Oh, bung jangan membuatku malu T.T dia kayaknya gak ngerti ekspresi muka aku yang nahan malu.

Oh God! Kuteguk abis air putih yang berada dalam genggaman Dave. Dia melihatku aneh ya tentu saja aneh. Aku persis seperti orang tak pernah minum.

Prok Prok

aku hampir tersedak mana kala semua tamu bertepuk tangan atas Alfath mengakhiri presentasinya. Kini, saatnya dia mengatakan beberapa patah kata ucapan terimakasih.

Entahlah, perasaan aneh menghantam diriku.

"Saya sangat berterimakasih kepada asisten dan sekretaris saya yang selalu setia membantu projek ini. Saya sangat bersyukur karena projek ini berjalan dengan lancar dan hasilnya sangat memuaskan. Ini jauh dari ekspetasi saya. Wow"

Aku bahkan dapat mendengar para petinggi penting itu tertawa pelan mendengar pidato Alfath. Pria itu bicara sesuai apa yang ada di otaknya.

"Dan, tentunya keberhasilan ini tak luput dari semangat putri saya yang telah ia berikan."

Tempat TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang