Beberapa hari berikutnya. Sebuah kartu tarot melayang dan menancap di sebuah batang pohon dekat sekolah Majijo 48. Di kartu tersebut menggambarkan seorang Ratu. Si pemilik kartu tersebut adalah Ratu Vienny anak kelas 2. Seorang keturunan bangsawan berpostur tinggi semampai, anggun dan matanya yang tajam menatap ke depan sekolah Majijo 48.
++---++
Di kelas 2-A seperti biasa team Psychedelic ditambah Haruka sedang berkumpul, kali ini mereka hanya meminum minuman anggur mewah kelas atas. Sedangkan Shania masih berkutat dengan buku perawatnya.
"Je, ..." Belum selesai Desy bicara, Jeje memotong.
"Iya, udah tau. Gue denger, Rona mulai mencari mangsa kan?" Potong Jeje.
"Bukan Je. Tapi... Wine nya enak. Hehe." Desy menenggak wine yang dibawa oleh Jeje.
"Gue kira apaan. Ya iyalah enak, itu belinya di perancis, harganya mahal tuh. Dikasih sepupu gue." Kata Jeje.
"Tapi, Je. Bukan cuma Rona yg mulai nunjukin taring, tapi Viny juga baru sembuh dari sakitnya." Ujar Saktia.
"Oh iya iya?" Singkat Sisil.
"Tau darimana lu, Sak?" Tanya Jeje.
"Siapa tuh Rona dan siapa Viny?" Sudah bisa ditebak yang menanyakan adalah Haruka.
"Rona dan Viny adalah orang yang berbeda, tapi mereka sama-sama kuat dan memiliki kemampuan berkelahi dengan teknik bela diri yang kental. Namun pembedanya Viny yang menggunakan kartu tarot sebagai identitasnya sedangkan Rona menggunakan kartu domino untuk menentukan takdir lawannya, jika lawannya cukup kuat maka dia akan mengeluarkan kartu dengan nominal tertinggi, tapi sejauh ini kartu tertinggi, hanya Melody yang dapat kartu King wajik, saat melawannya." Desy menjelaskan cukup panjang.
"Viny seangkatan sama kita, dia kelas 2 dan Rona kelas 3." Celetuk Della menjelaskan.
"Dulu, Viny dan Rona bersahabat, gara-gara Yupi yang mengadu domba mereka, maka sekarang mereka menjadi rival." Jelas Jeje.
"Iya bener tuh." Singkat Sisil.
"Sil, mending lu gausah ngomong." Kesal Jeje kepada Sisil.
"Oooooh gitu." Haruka mengangguk. "Tapi gue yakin, Shania bakal habisin keduanya sekaligus." Haruka yakin sekali, sambil menengok ke arah Shania, yang terlihat diluar ekspetasi Haruka, karena Shania baru saja menjatuhkan kaleng susu miliknya tanpa sengaja.
"Hahaha, kayak gitu. Yakin? Hahaha." Tambah Jeje melihat tingkah Shania, ditambah tawa dari teman-temannya.
"Tapi, lu pada ngerasain sendiri kan?" Singgung Haruka dengan aksen jepangnya.
"Iya sih, tapi kenapa dia nutupin kemampuan berkelahinya dengan muka polosnya?" Desy heran melihat Shania.
"Ya, gue juga engga tau." Haruka masih melirik ke Shania. "Mungkin karena gelang itu." Tambah Haruka melirik kedua gelang yang dipakai Shania.
++---++
Di ruang Rapapa
Mereka kedatangan tamu yang tak diundang. Dia mengenakan hoodie zipper berwarna putih dengan kupluk melindungi kepalanya, dia adalah Yupi.
"Kenapa?" Tanya Kinal kepada Yupi.
"The Lollies baru aja dihabisin sama tuh cewek." Jelas Yupi yang dapat tatapan sinis dari anggota Rapapa, kecuali Veranda dan Naomi yang sibuk dengan kemanjaan atau lebih tepatnya keromantisan mereka di depan anggota Rapapa.
"Terus apa lu udah nurutin perintah gue?" Tanya Kinal.
"Iya, gue udah pancing kedua pemain kartu sekolah ini buat hajar mereka, kayaknya mereka juga cukup penasaran sama tuh 'cewek'." Ujar Yupi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Majisuka Gakuen (JKT48 Yankee Fanfiction)
FanfictionSekolah perempuan Majijo 48 dengan mayoritas murid-muridnya yang terkenal adalah seorang Yankee (preman). Di sekolah itu pula, kedatangan murid baru yang cukup merepotkan banyak geng yang ada didalamnya.