Di lorong sekolah.
Shania berjalan diantara kelas-kelas yang sudah kosong, karena ulah jam dinding yang menunjukkan pukul 5 sore, singkatnya karena murid-murid sudah pulang. Dia berpapasan dengan 2 gadis mengenakan batik berpola yang berbeda di lengannya, namun tetap menggunakan seragam sekolah Majijo yang berwarna hitam. Yang satu mengenakan batik berwarna biru, yang satunya lagi mengenakan batik berwarna merah. Saat melewatinya, mereka berdua hanya tersenyum jahat.
++---++
Keesokan harinya.
Di kelas 2-A, team psychedelic sedang evaluasi kejadian kemarin yang menimpa mereka karena ulah Shania. Mereka berdiskusi sambil menghisap ganja.
"Gila tatapannya kemaren tajem bener kayak mulut Sisil, ya, Sil?" Canda Della.
"Nying lu Del!" Kata Sisil.
"Ih ngomongnya kasar banget si anying." Tambah Desy.
"Lo juga Des! Kita tuh ngomongnya jangan kasar-kasar, kalo jorok gapapa, misalkan 'ah debu lu!' 'ah muntah kucing lu!'." Jelas Saktia.
"Ahh apaan sih, Sak?" Della mendorong Saktia.
"Shania? Lu perlu apa?" Haruka yang mendekati Shania. "Kalo lu ada perlu apa-apa bilang gue aja." Ujar Haruka yang berdiri disamping Shania. Namun Shania tidak menggubrisnya sama sekali sambil membuka buku untuk dibacanya.
"Gue duduk di sebelah lu, ya?" Tanya Haruka, tanpa izin Shania, Haruka langsung duduk di sebelah Shania.
"Eh, Haruka. Udah deh lu sok asik banget." Kata Jeje dari belakang yang menghampiri Shania dan Haruka yang diikuti oleh anggota team Psychedelic.
Sebenarnya, Shania sudah meminta maaf kepada team Psychedelic pada hari mereka berkelahi, lebih tepatnya dipukuli Shania, seorang diri dan lagipula sekalipun Shania tidak minta maaf, team Psychedelic pasti takut pada Shania, mengingat kekuatannya yang sungguh kuat."Eh lu mau idung lu tambah sakit?" Singgung Haruka pada Jeje yang memegangi hidungnya yang tengah diperban. "Udah deh, dia emang kuat bisa lawan lu semua, sendirian. Inget tuh sendirian! Siapapun yang berani ngelawan Shania, hadapin gue dulu, karena sekarang gue bawahannya!" Lanjut Haruka.
"Hah? Bawahannya? Bahkan lu gabisa jadi tamengnya dia." Pungkas Desy.
"Ehemmmm" Shania benar-benar batuk, namun Haruka segera berlari ke dekat Shania, karena merasa tersindir.
"Ada apa, Shan?" Tanya Haruka.
"Gapapa, aku cuma batuk doang." Kata Shania menatap Haruka penuh tanya.
"Yaaa... elah." Celetuk team Psychedelic.
Haruka berlutut didepan Shania dan berkata "Lu mau kan jadi temen gue? Gue akan ngelindungin lu."
"Jangan berlutut seperti itu, kumohon bangunlah." Ucap Shania dengan sopan membangunkan Haruka.
"Jadi mau ya?" Tanya Haruka lagi memastikan. Shania hanya membalas dengan senyum hambarnya dan kembali membaca.
"Yah si Haruka cuma bakalan nyusahin Shania sih itu mah." Kata Della remeh.
Bel terakhir telah berbunyi... maksudnya!
Bel pulang sekolah berbunyi, murid-murid keluar kelas dengan tidak karuan bahkan ada yang mendorong guru yang sedang berjalan di lorong sekolah.Shania berjalan pulang diikuti dengan Haruka yang berusaha mengejarnya.
Di lain tempat, di bawah jembatan layang.
Terdapat 2 murid Majijo yang sedang menghajar murid dari Yabakune. Murid yang mengenakan seragam dengan batik berwarna biru di lengannya adalah Rachel 'sang adik' dan murid yang terlihat lebih pendek mengenakan seragam dengan batik berwarna merah di lengannya bernama Thalia Vanka (Tacil=Thalia Kecil, karena dia lebih pendek dari Rachel) 'sang kakak'. Mereka tidak bersaudari kandung melainkan hanya satu marga. Mereka adalah Retche Sister.
KAMU SEDANG MEMBACA
Majisuka Gakuen (JKT48 Yankee Fanfiction)
FanfictionSekolah perempuan Majijo 48 dengan mayoritas murid-muridnya yang terkenal adalah seorang Yankee (preman). Di sekolah itu pula, kedatangan murid baru yang cukup merepotkan banyak geng yang ada didalamnya.