Teil 3 ( Buchladen - Toko Buku )

5.4K 334 56
                                    

( Edited )

Haka Faisal Ahmad. Jeans biru muda. Kaos kuning bergambar ilustrasi sepatu kets. Kaos itu dibungkus dengan kemeja kotak-kotak berwarna biru tua dengan keenam kancing yang terbuka. Dihiasi oleh alas kaki berupa sneakers hitam bertali.

Saroni Benyamin. Jeans hitam. T-shirt lengan sepertiga sampai siku berwarna abu-abu polos. Sepatu kets abu-abu. Jam tangan model rantai.

Bili Ramadhan. Jeans biru dongker. Kemeja berbahan jeans dengan kancing yang terpaut rapih. Jam tangan sporty hitam. Sneakers biru tua.

Amanda Bella. Jeans ketat biru tua. Kaos ungu muda polos berlengan panjang namun sedikit ketat. Terdapat kalung emas putih dengan liontin huruf A yang melingkar di lehernya. Jam tangan guess ungu bermodel simple. Ditambah wedges ungu dengan ketebalan tiga sentimeter mengingat tubuh Amanda yang cukup tinggi itu dan tidak memerlukan lebih banyak sentimeter lagi untuk mengangkat kakinya agar tidak terlalu terlihat kecil di antara ketiga cowok yang mempunyai tinggi proposional itu.

Keempat makhluk tuhan itu menjadi pusat perhatian sejak mereka menginjak lantai mall di salah satu kota Bogor itu. Meski di hari biasa ini tidak begitu banyak pengunjung di sana, akan tetapi setiap mata yang berpapasan dengan mereka selalu menoleh walaupun hanya sekilas. Beberapa ada para gadis yang notabenenya juga anak kampus seperti mereka, yang lebih banyak melirik ke arah Bili. Hanya beberapa yang terarah ke Haka, dan lebih sedikit ke Oni. Termasuk si gadis satu-satunya di antara mereka. Amanda. Laki-laki mana yang tidak menoleh terhadapnya. Sekali pun pria yang berumur empat puluh tahun ke atas.

Hal itu juga didapati Amanda di area kampusnya. Makanya, Amanda lebih memilih berteman dengan Haka dan Oni yang sudah jelas tidak ada maksud tertentu dengannya. Karena kebanyakan cowok-cowok kampus yang bertegur sapa dengannya sudah tersirat jelas apa tujuan mereka sebenarnya.

Dan kenapa Amanda tidak memiliki teman dekat perempuan ? Karena Amanda selalu mendapat tatapan sinis dari para mahasiswi di kampus. Alasannya pun sampai saat ini Amanda tidak tahu dan tidak pernah ingin tahu. Hanya Jean dan Risa kedua orang yang pernah sesekali melakukan percakapan dengan Amanda. Itu pun hanya membahas tugas-tugas kampus.

Tapi kini daftar pertemanan gadis yang lebih suka rambut tergerai ini akan bertambah dua orang. Bili dan Arga. Meski Arga masih jarang terlihat, tapi Bili dan Arga ini seperti halnya Oni dan Haka yang seperti sandal jepit kalau kemana-mana selalu berdua.

Hati Amanda begitu riang ketika tubuhnya sudah berada di dalam toko buku yang cukup besar di mall ini. Sejujurnya meski Amanda berpenampilan modis, ia lebih bahagia berada di dalam toko buku berjam-jam ketimbang di salon. Tapi walaupun begitu Amanda tidak munafik untuk melakukan perawatan dirinya setiap sebulan sekali.

Matanya tertuju di deretan novel-novel remaja di bagian sisi kanan toko buku. Langkah kakinya berlari kecil ke sana. Wajahnya benar-benar semringah. Secara bersamaan tangannya mengambil dua novel sekaligus. Mulutnya komat-kamit lantas membaca sinopsis yang ada di belakang novel.

Sedangkan ketiga cowok itu berpencar setelah menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Amanda yang begitu bersemangat bertemu tumpukan buku itu. Bili melangkah ke pojok toko melihat sekumpulan boneka beruang. Oni ke bagian belakang toko untuk mengembangkan dirinya dalam dunia pertanaman. Sementara Haka sudah cengar-cengir membaca komik yang kebetulan tidak terbungkus plastik sehingga bisa dibaca olehnya.

"Weedddeehh, si Bili beli boneka tuh," seru Oni melihat Bili menenteng kantong plastik putih dengan logo toko buku yang tadi mereka kunjungi. Dari ukuran boneka beruang berwarna merah mudah yang cukup besar itu, membuat Oni jelas dengan penglihatannya. Belum lagi kepala boneka yang terpunjul ke atas. Amanda dan Haka menoleh ke arah tangan Bili yang membawa kantong plastik itu. Keempat-nya sudah keluar dari toko buku dan berjalan santai menyusuri daratan di dalam mall ini.

Ich Liebe Dich [ Completed ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang