Teil 43 ( Ich Liebe Dich - Aku Mencintaimu )

5.8K 252 43
                                    

Selalu ada bahagia di ujung derita. Hanya perlu ikhlas menerika tangis selama kesakitan menyerang hati. Jika bahagia memang belum didapatkan, tunggu saja sampai ada sesuatu yang tidak pernah terbayangkan terjadi tiba-tiba.

•••••

Amanda mengedarkan lagi pandangannya. Mencari Arga yang ia yakini ada di sini, di dekatnya.

Beberapa detik setelahnya.

Wanita itu semakin terisak. Jantungnya berdegup sangat cepat. Apakah ini mimpi? Amanda perlu mengerjapkan matanya berkali-kali lantaran ingin memastikan kalau penglihatannya benar.

Arga tengah berdiri di tengah-tengah pantai itu.

Beberapa saat keduanya saling memandang. Amanda masih tidak percaya. Sementara Arga terlihat tengah tersenyum ke arah Amanda dengan mata berkaca-kaca.

Embusan angin laut yang cukup kencang sudah membuat rambut Amanda yang tergerai berantakan entah kemana-mana. Yang Amanda pedulikan hanya pria itu. Sejuta pertanyaan muncul di benaknya.

Kaki Amanda dan Arga sama-sama melangkah kala menghampiri seseorang yang ada di hadapannya. Satu langkah, dua langkah, dan seterusnya sampai jarak mereka hanya dua jengkal kaki.

Cukup lama keduanya hanya saling menatap. Dan setelah puas akan itu, Arga yang terlebih dahulu melangkah semakin dekat ke Amanda, memeluknya.

Yang mulanya sudah terisak, semakin deras airmata Amanda. Begitupun Arga yang tidak bisa menahan airmatanya untuk tidak jatuh.

"Aku di sini," ucap Arga sudah melepaskan pelukannya.

Amanda sesenggukan.

"Aku nggak akan pergi lagi dari kamu. Nggak akan pernah." Sebulir bening dari mata pria itu menetes lagi.

"Sania?" tanya Amanda dengan nada yang terkesan berat.

"Sania udah melepaskan aku untuk kamu. Dia membatalakan pertunangan itu," jawab Arga lantas tersenyum berbinar.

"Tapi," kata Amanda menyibak airmatanya yang masih saja turun ke pipi, "aku bukan Manda yang dulu. Aku wanita yang sudah pernah menikah sebelumnya. Aku nggak pantas buat kamu, Ga," lanjut Amanda semakin berderai airmata.

Kemudian, Arga menarik tubuh wanita itu lagi ke dekapannya. Kali ini lebih erat dari sebelumnya.

"Sampai kapanpun, kamu tetap orang yang sama. Kamu selalu menjadi Amanda yang nggak pernah pergi dari hati aku," kata pria itu yang terdengar jelas di telinga Amanda karena masih dalam posisi memeluk.

Arga melonggarkan pelukannya, menatap wajah Amanda. Lantas mengusap airmata di wajah wanita itu sambil tersenyum bahagia bisa dipertemukan lagi dengannya. Karena Arga pikir, tidak ada lagi kesempatan berharga seperti ini dalam hidupnya.

"Ich liebe dich zu sehr. nur du bist eine Frau, die immer in meinem Kopf ist. auch ich glaube nicht, dass ich ohne dich leben kann," ucap Arga.

(Aku terlalu mencintaimu. Hanya kamu wanita yang selalu ada di otakku. Bahkan rasanya aku tidak bisa hidup tanpamu.)

"Apa segitunya?" Raut wajah Amanda berubah seketika. Ia meledek Arga dengan pertanyaan itu. Ia terlalu bahagia saat ini sampai airmata kesedihan itu berubah menjadi arti yang bahagia.

Ich Liebe Dich [ Completed ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang