Teil 24 ( Neidisch - Cemburu )

2.8K 169 9
                                    

Play the Music : Jealous - Labrinth

Diantara euforia kebahagiaan yang terasa, ada secercah keperihan yang terselip dalam hati ini.

ArgaAmanda

•••••

Dimulai dari mengunjungi salah satu mall besar di Bogor, Arga tidak pernah melepaskan genggamannya dari telapak tangan milik Amanda. Tidak peduli siapa pun yang bisa saja mengenali mereka akan bertemu dan mengetahui hubungan terlarang itu. Keduanya sama-sama mengesampingkan resiko apapun. Yang terpenting hari ini adalah harinya Arga menjadikan Amanda gadisnya.

Seharusnya pagi ini Arga mengajak Amanda ke  sebuah tempat yang jauh dari pusat kota, tapi karena sebuah alasan yang tidak bisa di jelaskan, maka cowok itu mencari cara lain untuk bisa tetap memberi senyum ke Amanda.  Jadilah mereka terdampar di salah satu restaurant dalam mall ini. Setelahnya Arga mengajak Amanda ke bioskop. Tentunya tidak seperti kencan sebelumnya, Arga memilih film ber-genre drama comedy. Kurang lebih 3 jam film selesai diputar, Arga mengajak Amanda masih di lantai yang sama namun arena berbeda. Tempat beraneka mesin game berjejer di mana-mana. Ah ... Rasanya hari ini hari di mana Amanda tidak pernah berhenti  tersenyum.

Seharian sudah mereka menyusuri setiap sudut di mall. Dan kali ini Amanda yang mengambil keputusan untuk makan malam di salah satu cafe outdoor dekat Taman kota. Tidak sampai 15 menit pesanan mereka telah tersaji rapih di meja bernuansa vintage itu.

"Kamu suka banget makan mie, ya?" tanya Arga memperhatikan Amanda terlalu lahap menyantap bakmi yang dipesannya, melebihi sewaktu makan siang di restaurant mall tadi.

Gadis itu hanya mengangguk dan tetap melanjutkan makannya. Di tengah kenikmatan yang Amanda rasakan, ada sesuatu yang lembut menyentuh sudut bibirnya. Wajahnya terangkat mencari mata teduh cowok di hadapannya.

"Pelan-pelan makannya." Arga selesai membersihkan sisa noda bumbu bakmi sapi  panggang dari bibir Amanda.

Amanda mengatupkan bibirnya malu-malu. Merubah gaya makannya menjadi lebih anggun. Dan hal itu membuat Arga mengangkat bibirnya menjadi sebuah senyuman yang sangat manis.

"Kamu nggak makan?" tanya Amanda melihat satu porsi steak di depan Arga masih utuh.

Mungkin sejak tadi Arga tengah asyik memperhatikan Amanda menyantap bakminya, karena mendapat pertanyaan dari Amanda membuatnya tersentak dan langsung seperti orang yang gelagapan. Bahkan Arga mencari garpu yang sudah jelas-jelas berada di dekat piring.

"Menu di sini tuh enak-enak, lho. Aku sering ke sini sama Bi...mo." Begitu semangat Amanda menjelaskan kalimat itu, namun berakhir memelankan nadanya saat menyebut nama "Bimo" ketika Arga menghentikan suapan dagingnya di udara.

"Jadi ini restaurant favorit kalian?" Arga berusaha santai. Tapi tetap saja raut wajahnya berubah sangat jelas di mata Amanda. Bisa dipastikan cowok itu terkena serangan cemburu.

"Ehm." Amanda mengangguk samar.

Hening. Seharian ini antara Arga dan Amanda sudah seperti dua orang yang menjalin hubungan spesial. Namun hanya karena satu kata yang baru saja diucapkan Amanda, membuat Arga harus kembali sadar akan adanya sebuah pembatas kokoh yang memisahkan cintanya dengan gadis di hadapannya. Tidak ada lagi pembicaraan di antara keduanya sampai sajian di meja habis tak tersisa.

Selama perjalanan Arga mengantar Amanda pulang pun tetap tidak ada yang bersuara. Rona wajah ceria beberapa jam lalu berubah masam. Dalam hatinya, Amanda sangat menyesal akan ucapannya yang tidak bisa di bendung itu.

Ich Liebe Dich [ Completed ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang