Teil 15 (liebe dich - mencintaimu)

2.9K 190 17
                                    

Aku  lebih  memilih  menjadi  sahabatmu  yang  senantiasa  ada  disampingmu, daripada  aku  menjadi  cintamu  jika  suatu  saat  aku  harus  kehilanganmu.

Arga  Dwi  Putra

•••••

Seselesainya jam kuliah Arga maupun Bili.  Mereka sudah ditunggu oleh kekasihnya masing-masing.  Tak ada pasang mata yang mengalihkan pandangannya dari dua gadis sexy di salah satu meja kantin itu. Perempuan maupun laki-laki tertuju ke Laura dan Deby. 

Selain mereka asing di kawasan kampus Kebangsaan ini.  Penampilan mereka juga menarik perhatian dengan gaya berpakaian yang benar-benar glamour dan kurang bahan.  Amanda saja yang setiap harinya hanya memakai gaya casual sering menjadi sorotan para mahasiswa.  Kecantikannya tidak bisa ia sembunyikan. Apalagi dress mini yang digunakan Laura dan rok mini serta tanktop seadanya yang melekat di tubuh Deby.  Bisa dibayangkan bagaimana reaksi para lelaki di kampus ini.

Bili dan Arga merasa risih akan pandangan mengintimidasi itu.  Kedua cowok itu lebih memilih untuk segera membawa para gadisnya meninggalkan area kantin.  Bukan-bukan.  Tapi area seluruh kampus. 

Alhasil dengan rengekan Laura dan diamini oleh Deby,  mau tidak mau Arga dan Bili harus terdampar di sebuah restaurant salah satu mall di Bogor. 

"Kamu mau pesen apa,  Ga?" tanya Laura sambil menyodorkan buku menu ke Arga. 

"Apa aja," jawab Arga sekenanya. 

Bili dan Deby sibuk dengan pilihannya sendiri.  Sampai beberapa saat kemudian Laura memanggil pelayan untuk mencatat beberapa menu yang telah mereka pesan. 

"Kalian sejak kapan sih bisa temenan sama Amanda?" Laura mengambil kesempatan untuk menanyakan hal yang sudah ada di pikirannya saat ia pertama kali bertemu Amanda. Laura tidak memungkiri kecantikan seorang Amanda.  Membuat dia merasa cemas akan laki-lakinya yang bisa saja direbut oleh gadis beralis tebal itu.

"Pas baru-baru masuk kampus. Udah lumayan lama juga sih." Bili mengingat-ingat kembali moment perkenalannya dengan Amanda.  Tentu saja bersamaan dengan Arga.  Lengannya selalu digelantungi oleh lengan pacarnya, Deby.

"Bisa nggak kalian jangan terlalu deket sama Amanda.  Kalo perlu nggak usah temenan lagi sama dia." Kali ini maksud dan tujuan Laura tersirat jelas dari raut wajahnya.  Gaya bicaranya seperti super anti dengan gadis bernama Amanda. 

"Lho kenapa emang?" Bili mengernyit bingung.  Begitupun Arga yang masih belum berkomentar apa-apa.  Arga hanya mencengkram sisi meja untuk menahan emosinya yang mulai muncul. Arga tidak suka dengan perintah konyol yang disebutkan Laura. 

"Ya, gue nggak suka aja ngeliatnya.  Kayaknya tuh Amanda tipe-tipe cewek peganggu hubungan orang," cibir Laura.  Sekarang Arga mengepalkan tangannya di bawah paha. 

"Nggak mungkinlah.  Amanda asik kok orangnya.  Walaupun kita belum lama banget kenal dia,  kita udah tau gimana Amanda." Bili mengelak. Cowok itu sama sekali tidak setuju dengan presepsi Laura.  Bili merasa nyaman berteman dengan gadis seperti Amanda.  Menurut Bili,  Amanda berbeda dari gadis-gadis yang biasa ia kencani.  Sama seperti halnya Haka dan Oni.  Mungkin juga Arga,  kalau Bili juga ingin menjadi pelindung Amanda.

"Tapi, Sayang. Bener juga kata Laura.  Aku nggak suka liat Amanda sejak kita ke pulau kemaren. Gayanya itu lho ...  Kecentilan." Deby ikut andil dalam suara. Wajahnya mengadah ke Bili dan berakhir di bahu pacarnya.  Pendapatnya lebih condong ke Laura.  Sudah pasti.  Terlihat jelas sejak perkenalannya waktu itu. 

Ich Liebe Dich [ Completed ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang