Teil 37 ( Treffen - Bertemu )

2.5K 168 5
                                    

Aku tidak pernah mengharapkanmu lagi untuk kembali di sisiku. Tapi apa salah, jika aku berharap bisa bertemu dan sekadar ingin tahu bagaimana kabarmu.

•••••

Rasa tidak percaya kini sedang menyerang perasaan Amanda sejak kepulangannya dari restaurant beberapa jam yang lalu.

Amanda semakin takjub dengan rencana Tuhan untuknya. Rasa rindu yang akhir-akhir ini mengerang di tubuhnya, bagaikan sebuah petunjuk dari Tuhan bahwa takdir akan mempertemukannya lagi dengan pria itu. Bukan berharap, tapi sekadar bertatap wajah seperti tadi saja sudah membuat Amanda sedikit lega. Arga baik-baik saja.

Namun, ada sebuah prasangka tidak mengenakkan yang Amanda rasakan. Seorang wanita yang bersama Arga di restaurant tadi. Apa mungkin itu istrinya ? Amanda hanya bisa menimang-nimang kemungkinan itu.

Dan yang membuat Amanda semakin aneh .....

Sontak lamunan wanita itu terbuyar karena sang anak yang tadinya tertidur dengan membelakangi Amanda, kini Putra berbalik menghadap ke arahnya.

"Ma," panggil anak itu dengan suara yang masih serak sehabis bangun tidur.

"Putra kok bangun? Mau minum?" tanya Amanda sambil menyisir rambut depan Putra dengan jarinya.

Putra menggeleng. "Mama kenapa nggak bobok?"

"Sebentar lagi mama bobok, Sayang." Amanda tersenyum. Detik berikutnya, mata Amanda memutar ke atas. "Oiya, Sayang. Tadi itu di restaurant, kamu nyamperin om siapa?"

"Putra juga nggak tau namanya, Ma. Tapi tadi pas Putra lagi main air mancur di gedung tinggi itu, om-om ganteng tadi nyamperin Putra, Ma," cerocos Putra seperti anak kecil pada umumnya. Polos, lugu, dan jujur.

"Mmm, gitu. Yaudah, sekarang Putra bobok lagi, ya. Besok mama ajak Putra jalan-jalan ke toko mainan yang ada di depan hotel itu," ujar Amanda seraya mencuil hidung mungil anaknya yang mancung seperti hidung miliknya.

Putra mengangguk dengan wajah berbinar. Lantas ia segera menutup kedua matanya, dan tidak lupa Amanda mengecup kening Putra.

Sementara itu. Di waktu yang bersamaan, tapi di tempat yang berbeda ....

Bukan hanya Amanda yang merasa amat kebingungan atas pertemuan tiba-tiba di restaurant tadi. Begitupula satu pihak lainnya. Sampai selarut ini pun, ia sama sekali tidak bisa terlelap lantaran terus memikirkan, bagaimana bisa?

Sejak delapan tahun lalu hingga sekarang, Arga memang belum bisa melupakan wanita itu. Namun, memang akhir-akhir ini rasanya rindu di hatinya begitu kuat pada Amanda.

Berulang kali hatinya terus bertanya pada dirinya sendiri. Bagaimana kabarnya? Bagaimana kabar keluarganya? Dan apakah dia bahagia dengan hidupnya? Beberapa pertanyaan itulah ingin sekali Arga tahu jawabannya.

Hal yang paling mengejutkan hari ini adalah saat Arga bertemu dengan seorang anak kecil dari Indonesia, yang ternyata anak itu adalah buah hati Amanda bersama suaminya. Mungkinkah semua sudah diatur oleh Tuhan? Pikir Arga saat ini.

•••••

Berpikir semalaman ternyata tidak juga membuat perasaan Arga bisa berhenti untuk memikirkan Amanda yang sekarang berada di kota yang sama dengannya. Sampai detik ini, Arga tidak fokus pada layar laptop yang sedang menunggunya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan itu.

Hanya beberapa detik Arga bisa mengetik beberapa kata, tapi selanjutnya ia kembali buyar akan kegusaran itu. Gelisah.

"Ga," panggil Sania yang entah sejak beberapa menit lalu sudah berada di samping Arga.

Ich Liebe Dich [ Completed ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang