Teil 18 ( Vergessen- Melupakan)

2.9K 169 27
                                    

Sesulit  inikah  melupakan  kamu  yang  belum  tentu  juga  mencintaiku?

Arga  Dwi  Putra

•••••

Seharian ini  Haka  sengaja  menemani  Amanda  di tempat  kos-nya. Dari  pagi  sampai  menjelang  sore  Haka tidak  bangkit  dari  posisi  telungkupnya  di atas  karpet  berbulu  itu. Selain  rasanya  Haka  malas  beranjak  pergi, ia  juga  ingin  memantau  perkembangan  kesehatan  Amanda. Tentunya bukan  dengan  cara  yang  terang-terangan. Haka masih enggan menunjukan rasa peduli yang sebenarnya ke Amanda.

Amanda keluar dari kamar tidurnya. Menggelengkan kepala melihat ikan paus terdampar di ruang tamunya.

"Gue fikir lo udah balik daritadi."

Haka merubah posisinya menjadi telentang dengan kedua tangan yang terlipat sebagai bantalan kepalanya. "Mager gue," ucapnya malas.

"Udah makan belum lo?" tanya Amanda masih berdiri di dekat dinding antara ruang tamu dan kamar tidurnya.

"Tadi gue bikin mie instan di dapur lo."

"Bagus deh, kalo gitu. Ada untungnya juga punya temen nggak tau malu kayak lo, jadi gue nggak perlu repot-repot ngelayanin lo."
Amanda  menyunggingkan  senyum. Tangannya  terangkat  ke atas  melepas  ikat  rambut  dari  kepalanya  dan  diatur  kembali  sedemikian  rupa.

Tiba-tiba  ada  suara  mesin  kendaraan  beroda  dua  yang  terdengar  jelas  mendatangi  pekarangan  tempat  kos  Amanda. Haka  bangkit  cepat  dari  posisi  nyamannya  menjadi  duduk  bersila  dan  menengok  ke arah  luar.

Amanda  selesai  dengan  aktivitas  menguncir  rambutnya. Ia  langsung  menarik  tangan  Haka  untuk  berdiri  menyamai  posisinya.

"Kirain,  gue  bakalan  jadi  orang  pertama  yang  dateng  hari  ini," sapa  Arga  dengan  kalimat  yang  agak  berbeda  dari  sapaan  sebagaimana  mestinya.

"Iyalah. Gue  udah  dari  pagi  di sini," sahut  Haka.

Arga  manggut-manggut. "Duh, gue  mau  dijemput  Bimo  nih  sebentar  lagi. Haka  juga  mau  balik  nih, ya  kan, Ka?" Entah  apa  yang  ada  di pikiran  Amanda  saat  ini. Sudah  jelas  Amanda  berbohong  dari  cara  bicaranya  yang  sedikit  gelagapan.

Amanda  juga  menyenggol  lengan  Haka  untuk  cepat  mengerti  maksud  perkataannya  barusan. Seperti  sebuah  kode  yang  Amanda  buat.

"I--iya  gue  mau  balik, nih." Akhirnya  Haka  mengerti  maksud  kode  yang  disampaikan  Amanda  lewat  cubitan  kecil  di pinggangnya.

"Tapi kan gue baru sampe ini."

Amanda  menyenggol  lengan  Haka  lebih  kasar. Lebih  tepatnya  seperti  sebuah  dorongan  yang  membuat  Haka  harus  menghampiri  Arga  dan  mengajaknya  pergi  dari  tempat  ini.

"Besok  aja  di kampus  kalo  mau  ngobrol  sama  Manda. Bentar  lagi  Bimo  dateng, bisa  berabe kalo  dia  tau kita  di sini." Akhirnya  Haka  menggiring  lengan  Arga  keluar  dari  pintu. Arga  masih  menolehkan  wajahnya  ke  Amanda  yang  menatapnya  tak  biasa.

Menurutnya  ada  yang  tidak  beres  dari  ucapan  Amanda  maupun  Haka. Tapi  biar  gimanapun  Arga  tetap  menurut  saja  dengan  Haka  dan  mengendarai  motornya  meninggalkan  pekarangan  kos Amanda.

Ich Liebe Dich [ Completed ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang