Sesulit inikah melupakan kamu yang belum tentu juga mencintaiku?
Arga Dwi Putra
•••••
Seharian ini Haka sengaja menemani Amanda di tempat kos-nya. Dari pagi sampai menjelang sore Haka tidak bangkit dari posisi telungkupnya di atas karpet berbulu itu. Selain rasanya Haka malas beranjak pergi, ia juga ingin memantau perkembangan kesehatan Amanda. Tentunya bukan dengan cara yang terang-terangan. Haka masih enggan menunjukan rasa peduli yang sebenarnya ke Amanda.
Amanda keluar dari kamar tidurnya. Menggelengkan kepala melihat ikan paus terdampar di ruang tamunya.
"Gue fikir lo udah balik daritadi."
Haka merubah posisinya menjadi telentang dengan kedua tangan yang terlipat sebagai bantalan kepalanya. "Mager gue," ucapnya malas.
"Udah makan belum lo?" tanya Amanda masih berdiri di dekat dinding antara ruang tamu dan kamar tidurnya.
"Tadi gue bikin mie instan di dapur lo."
"Bagus deh, kalo gitu. Ada untungnya juga punya temen nggak tau malu kayak lo, jadi gue nggak perlu repot-repot ngelayanin lo."
Amanda menyunggingkan senyum. Tangannya terangkat ke atas melepas ikat rambut dari kepalanya dan diatur kembali sedemikian rupa.Tiba-tiba ada suara mesin kendaraan beroda dua yang terdengar jelas mendatangi pekarangan tempat kos Amanda. Haka bangkit cepat dari posisi nyamannya menjadi duduk bersila dan menengok ke arah luar.
Amanda selesai dengan aktivitas menguncir rambutnya. Ia langsung menarik tangan Haka untuk berdiri menyamai posisinya.
"Kirain, gue bakalan jadi orang pertama yang dateng hari ini," sapa Arga dengan kalimat yang agak berbeda dari sapaan sebagaimana mestinya.
"Iyalah. Gue udah dari pagi di sini," sahut Haka.
Arga manggut-manggut. "Duh, gue mau dijemput Bimo nih sebentar lagi. Haka juga mau balik nih, ya kan, Ka?" Entah apa yang ada di pikiran Amanda saat ini. Sudah jelas Amanda berbohong dari cara bicaranya yang sedikit gelagapan.
Amanda juga menyenggol lengan Haka untuk cepat mengerti maksud perkataannya barusan. Seperti sebuah kode yang Amanda buat.
"I--iya gue mau balik, nih." Akhirnya Haka mengerti maksud kode yang disampaikan Amanda lewat cubitan kecil di pinggangnya.
"Tapi kan gue baru sampe ini."
Amanda menyenggol lengan Haka lebih kasar. Lebih tepatnya seperti sebuah dorongan yang membuat Haka harus menghampiri Arga dan mengajaknya pergi dari tempat ini.
"Besok aja di kampus kalo mau ngobrol sama Manda. Bentar lagi Bimo dateng, bisa berabe kalo dia tau kita di sini." Akhirnya Haka menggiring lengan Arga keluar dari pintu. Arga masih menolehkan wajahnya ke Amanda yang menatapnya tak biasa.
Menurutnya ada yang tidak beres dari ucapan Amanda maupun Haka. Tapi biar gimanapun Arga tetap menurut saja dengan Haka dan mengendarai motornya meninggalkan pekarangan kos Amanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ich Liebe Dich [ Completed ]
Roman d'amourMemiliki satu hati, tetapi mencintai dua orang. Apakah mungkin? Amanda Bella, gadis yang sudah yakin sepenuh hati untuk hanya mencintai Bimo, tunangannya, tidak bisa membendung jika ada laki-laki lain yang menerobos masuk ke hatinya begitu saja. A...