Family Meeting

37 7 0
                                    

"Benar kan? Kau habis jalan bareng dia. Siapa sih namanya? Jinseok yah? Atau Jimin? Jungho? Jinyoung? Jaebum? Jackson? Jeonghan? Jisoo? Junhui? Ohhh... Junhoe mungkin? Jinjin? Jaehyun? Atau..."

"Diam!!! Namanya Jinhyuk. Masa gak inget sih?" kataku yang langsung masuk ke kamar mandi di kamarku.

"Jadi... Aku gak dibutuhin lagi nih.. Disini... Aku pulang ke bawah lagi aja.."

"Jangan pergi! Tunggu bentar!" teriakku dari kamar mandi

Ketika aku keluar dari kamar mandi. Oppaku sudah tergelatak di tempat tidur sambil memainkan ponselnya. Gara-gara dia. Tempat tidurku jadi berantakan. Dia kan punya kamar sendiri. Kalau misalnya ada dikamar adiknya jangan sembarangan tidur aja. Duduk di sofa atau tiduran di sofa juga bisa kan? Sabar Ahrang!

"Minggir!" titahku

"Jamsimanyo! Satu ronde lagi ok! Kalau enggak sampai kalah aja yah." kata oppaku yang masih di posisi semula.

Aku menggemparkan badanku di tubuh oppaku. Oppa yang merasakan kehadiranku di atas badannya tidak memperdulikan ku. Dia masih fokus pada game nya itu.

"Oppa...."

"Waeyo?" kata oppa yang masih terfokus pada layar ponselnya

"Kalau misalnya oppa sudah menikah. Nanti aku akan kesepian dirumah. Oppa kan tahu sendiri. Orang tua kita terlalu sibuk di pekerjaannya." kataku

"Pake pembantu bisa kan?" enak sekali dia menjawab seperti itu..

"Ihh... Ara serius. Bisa aja pembantunya nyulik Ara. Terus di amputasi gimana? Mau ganti rugi?" kataku protes

"Di panti asuhan saja. Beres kan?"

"Males ah. Gak ada gunanya curhat sama oppa." kataku yang langsung duduk di tempat tidurku

"Curhat aja sama Jinhyuk. Kalau mau sih? Kamu juga ikut nikah. Terus, kamu bisa gak kesepian kan?" kata oppa yang masih fokus pada game nya.

"Aku kan masih kecil. Bukan kecil sih. Kurang cukup umur." kataku

Oppaku tidak memperdulikan ku. Dia terlalu fokus pada gamenya itu.

"Sini ah! Ara aja yang mainin." aku segera merebut ponsel ditangan oppaku.

"Awas kalau sampai kalah! Itu skor nya udah tinggi." kata oppaku yang kaget ketika ponselnya diambil olehku.

"Ara sering main game kok. Tenang aja." kataku yang terfokus pada layar ponsel

"Ngomong-ngomong. Calon istri oppa itu Momo yah? Hirai Momo? Keturunan Jepang?" kataku bertanya sambil tetap fokus pada layar

"Darimana kau tahu? Kamu memata-mata oppa yah? " mulai ngawur...

Aku mematikan ponsel oppa ku.

"Itu jangan dimatiin! Udah tau skornya tinggi!" kata oppa memarahiku

"Biarkanlah. Sekarang mari kita mulai curhat malam bersama Jeongmin dan Ahrang." kataku

"Kalau disingkat jadi CMBJA." kata oppa

"Gak usah dipikirin tentang singkat-singkatan." kataku lagi

"Ya sudah. Lanjut. Kau ingin cerita tentang apa?" tanya oppaku

Aku pun menceritakan semua yang aku alami hari ini. Semuanya aku ceritakan tanpa ada yang terlewatkan. Begitu juga dengan oppaku. Dia menceritakan kisah cintanya dengan Momo unnie. Tak terasa sudah jam setengah dua belas malam.

When A Girl Find Forever LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang