Yeojachingu

65 7 2
                                    

"An..." belum sempat aku menarik tanganku kebawah. Jinhyuk sudah menahan tanganku.

Bagaimana ini? Dia melihat tulisan itu. Betapa malunya aku.

"Mianhae..." kataku pelan

Jinhyuk tertawa. Aku segera menarik kembali tanganku.

"Untuk apa kau minta maaf?" katanya yang masih menahan tawanya

"Kau tidak marah padaku?" tanyaku

"Aniyo... Untuk apa aku marah padamu jika masalah itu saja?" kata Jinhyuk

'Tidak Jinhyuk. Bukan hanya masalah itu saja' kataku dalam batin

"Tapi ada masalah yang lain, Jinhyuk.." kataku masih dengan suara yang pelan

"Apa?" dia menatapku. Tatapan yang sangat tulus.

"Tapi kau tidak boleh marah..." kataku

"Aku janji tidak akan marah di depan seorang princess.." kata Jinhyuk

"Yak! Bisakah kau jangan memanggilku dengan sebutan itu!" kataku sedikit kesal tapi masih dengan suara yang pelan

"Waeyo? " tanyanya bingung

"Aniyo. Pokoknya aku tidak mau." kataku kesal

"Bagaimana dengan sebutan chagi?"

"Mwo? An.. Aniyo. Panggil aku dengan Ara saja. Jangan yang aneh-aneh." aku sempat berpikir. Sifat aneh Jinhyuk muncul disini. Apalagi setelah tau terdapat tulisan namanya di dampingi gambar hati di tanganku.

Kalian tau sifat aneh apa yang Jinhyuk miliki? Mungkin. Setiap namja memiliki sifat ini. Sikap mesum.

"Baiklah. Lupakan. Kau ingin bicara apa?" kata Jinhyuk yang mulai dengan tatapan yang serius

"Nanti saja." kataku singkat yang langsung melihat makanan di hadapanku

"Wahh.. Kasihan sekali sogogi ini. Kau dengar, Jinhyuk. Potongan sogogi ini ingin cepat-cepat dipanggang. Cepat kau panggang!" kataku menyuruhnya untuk memanggang potongan daging sapi ini.

Dia tertawa melihat sikap ku ini. Aku hanya bisa tersenyum malu.

"Kau ingin cepat dipanggang olehku? Kau ini merepotkan ku saja. Baiklah. Sogogi urutan pertama sampai keempat boleh menuju tempat pemanggangan sekarang. " kata Jinhyuk yang meniru nada bicaraku. Biarkanlah seperti ini. Aku sengaja bersikap seperti ini untuk tidak membahas tentang gantungan itu.

Jinhyuk memanggang beberapa potong daging sapi itu. Aku yang menunggunya hanya bisa melihat sambil terus mengaduk-aduk lemon tea yang kupesan.

"Nah.. Sudah matang. Kau mau?" kata Jinhyuk

"Tentu saja aku mau. Mana ada orang yang menolak daging sapi berbau lezat ini." kataku sambil mengambil sumpit dan mengambil satu potong sogogi.

Ketika sogogi ini sudah habis. Aku dan Jinhyuk masih di cafe tersebut.

"Jadi, apa masalahnya?" tanya Jinhyuk yang sudah pasti mengingat apa yang aku bicarakan tadi.

When A Girl Find Forever LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang