Balgyeon

56 7 0
                                    

Cerita ini dilindungi oleh undang-undang ciptaan Amandita pasal 2 ayat 5.

Bila ada yang meniru. Saya akan maafkan dengan ucapan. Tapi, di dalam diri saya tersimpan rasa tidak ikhlas.

Happy Reading~~~~

~•^•~

Saat ini aku sedang bermimpi. Walaupun aku masih mendengar beberapa suara yang sangat bising. Tapi aku masih bisa merasa nyaman.

Ne.. Aku tertidur di kelas. Tapi, bukan berarti aku menjadi anak yang nakal. Aku juga melihat waktu yang tepat untuk memulai tidur. Contohnya pada saat ini. Guru Matematika yang seharusnya mengajar tidak dapat datang karena ada keperluan. Karena alasan itu juga, aku gunakan waktu ini untuk tidur sebentar.

Kejadian Eunjung membuang gantungan itu, membuat pikiranku terus tertuju pada kejadian ini. Sehingga aku kurang tidur.

25 menit kemudian...

Aku sudah terbangun. Betapa terkejut nya aku. Di tanganku. Tepatnya di sebelah tangan kananku. Tertulis..

"Jinhyuk💓"

Aku segera menyembunyikan tanganku. Siapa yang menulis tulisan ini? Ada gambar hatinya juga lagi.

Aku berusaha untuk menghapus tulisan ini. Bisa gawat kalau ada yang melihat. Apalagi jika orang yang tertulis dalam tulisan ini.

Usahaku ternyata gagal. Tulisan ini masih menempel sempurna pada tangan kananku yang mulus+bersih ini. Untung saja. Pelajaran matematika adalah pelajaran terakhir untuk hari ini. Jadi, aku akan pulang cepat ke rumah.

Beberapa lama kemudian, bel pun berbunyi.

Aku segera secepat mungkin keluar dari sekolah ini. Tapi, seseorang mencegahku.

"Kau tahu?" tanya Hyerim

"Apa?" tanyaku lagi

"Hari ini hari apa?" tanya Hyerim lagi. Ngapain dia nanyain hari? Emangnya dia gak punya kalender dirumah?

"Aigoo.... Aku sedang buru-buru. Kau lihat! Banyak orang di kelas ini. Tapi, kenapa aku yang kau tanya dengan pertanyaan seperti itu?" kataku kesal.

Tunggu! Sekarang hari apa yah? Bukannya hari ini adalah hari Sabtu?

"Yakk..." Hyerim menjitak kepalaku

Aku lupa! Hari ini adalah jadwalku piket.

"Iya.. Iya.. Aku akan segera melaksanakan piket." kataku pada Hyerim. Hyerim memang ketua piket. Jadi, siap-siap saja dimarahi oleh Hyerim. Dia memang orang yang disiplin.

Aku memilih untuk merapikan meja saja. Aku masih sadar ada tulisan yang berada pada tanganku. Jika aku ceroboh dan diketahui oleh temanku yang lain, aku bisa sangat malu dan malas untuk kembali ke sekolah lagi.

"Ara, yak!!"

"Mwo??"

"Memangnya kau ada acara apa? Buru-buru banget. Kau tidak sedang ditunggu oleh Jinhyuk, kan? Dia kan sedang ada latihan. " kata Hyerim lagi yang sengaja menanyakan tentang Jinhyuk.

"Aniyo. Apa yang ada dipikiranmu saat ini, Hyerim?" kataku setengah berteriak. Bisa kupastikan, teman yang pada hari ini mendapat tugas piket bisa mendengar percakapan kami berdua.

"Kau yeojachingu-nya Jinhyuk? Sejak kapan? Kok gak ngasih kabar?" tanya Sojung

"Ka.. Kalian ja..jangan salah paham. Ini bukan seperti yang kalian pikirkan. Aku tidaka ada hubungan apa-apa dengannya." kataku yang berusaha meyakinkan mereka

When A Girl Find Forever LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang