My Casper

1. The girl in a red hood

Jika ada yang berhasil menolongku keluar dari rumah terkutuk ini, aku bersumpah akan ada untuknya.

Selama yang ia mau.

Siapa pun itu... tolong bantu aku keluar.

Itulah harapanku setiap melihat matahari terbit. Harapan yang selama ini hanya jadi angan-angan. Aku masih tetap melihat matahari terbit dan terbenam melalui jendela. Tidak ada kesempatan untuk bisa keluar. Sebuah mantra yang kuat melindungi seluruh sisi rumah ini agar tidak bisa disentuh oleh mahluk sepertiku.

Iya, mahluk sepertiku ini, yang bukan manusia.

Aku juga selalu melihat manusia-manusia dari balik jendela, kadang aku melambaikan tanganku lalu tersenyum. Mencoba menampakankan diri, kalau mereka bisa melihatku syukur, tapi kalau tidak bisa ya sudah tidak apa-apa. Namanya juga usaha... sedikit berharap kalau mereka mau membantuku. Seperti yang aku lakukan saat ini, pada anak kecil di depan pagar. Ia berjalan mendekati bangunan tua besar ini.

Ah, semoga kali ini dia menjadi penolongku.

Mahluk sepertinya... maksudku manusia, pasti bisa membebaskan aku dari sini. Karena mantranya tidak berlaku bagi mereka.

"Sayang, kau mau kemana, nak?" Seorang wanita paruh baya tiba-tiba menggendong anak kecil itu.

"Ke sana..." Kata si adik kecil dengan polosnya.

Kemudian seorang pria yang sedang bersama mereka pun langsung sigap menggendong si adik cantik itu kemudian menggajak mereka untuk menjauh.

"Jangan pergi ke sana lagi ya. Di rumah itu ada The Red Lady yang jahat!"

"The Red Lady?"

"Dia adalah hantu wanita bergaun merah, mati karena bunuh diri di jaman perang dunia kedua. Arwahnya masih penasaran, suka mengganggu manusia di hutan ini. Menyesatkan jalan dan akhirnya membunuh mereka. Tapi tenang saja, dia sudah dikurung di rumah itu dengan mantra yang kuat. Tidak bisa keluar lagi karena yang bisa menyentuh tembok dan pintu hanyalah manusia. Dan karena dia bukan manusia, dia tidak akan bisa membukanya."