Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi ini Niall sudah bersin untuk kesekian kalinya. Kemudian dengan kasar mengusap hidungnya dengan tisu.
Victoria mendekati Niall membawakan sekotak tisu lagi. "Mau teh? Atau sup? Coba kau ukur lagi suhu badanmu. Aku akan ambilkan vitamin c ya. Oh, atau dokernya kutelfon lagi? Kau jangan terlalu banyak berger-"
"Aduh... ini semua karena semalam aku kehujanan gara-gara kau." Niall menunjuk-nunjuk sosok gadis yang memakai celemek memasak itu. Ia menunduk menyembunyikan senyumnya. "Tidak usah ditahan kalau mau tertawa."
Victoria mengangkat kepalanya dan tersenyum lebar. "Terima kasih sudah menjemputku lagi san main hujan-hujanan."
Suara bell terdengar, menyadari ada tamu yang datang, Victoria segera muncul di dekat pintu. Ia melihat melalui monitor siapa yang datang. "Zayn?"
"Dude, I bring you food." Kata pemuda itu ke arah monitor.
Niall tiba-tiba menghampiri Victoria. "Astaga, Cas, sembunyi sana. Buat dirimu tidak terlihat."
"Tidak ah, aku mau bertemu Zayn."
"Casper..." Sahut Niall dengan nada seolah mengingatkan akan kesepakatan mereka.
"Iya deh ini aku hilang." Kata Victoria kesal.
"Oh, iya, Casper, aku ingin tanya."
"Apa lagi?" Suara Victoria terdengar malas.
"Kenapa kau bisa berdansa dengan Zayn semalam?"
"Oh, semalam itu karena... astaga!"
Zayn tiba-tiba membuka pintu kamar Niall.
"Hey! Bagaimana kau bisa masuk?" Protes Niall melihat Zayn sudah berada di kamarnya.
Zayn mengangkat bahunya. "Kau tidak pernah ganti password." Jawabnya. "Ada siapa?" Tanya Zayn dia celingukan melihat sekitar kamar Niall yang tidak ada siapa-siapa lagi. "Kupikir tadi kau sedang ngobrol."
Niall mengambil makanan yang Zayn bawa kemudian berlalu ke dapur. "Hati-hati ya, di sini ada setan."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
