11. She's in my haunted house

5.4K 521 24
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah insiden menyeramkan kemarin, pagi ini aku mengajak Casper ke sebuah supermarket untuk benja beberapa keperluan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah insiden menyeramkan kemarin, pagi ini aku mengajak Casper ke sebuah supermarket untuk benja beberapa keperluan. Bukan mengajak sih, dia saja yang mengekor kemana pun aku pergi. Matanya berbinar-binar saat ia memasuki pintu supermarket ini. Dan saat aku menarik sebuah troli, entah dari mana ia berinisiatif untuk menaikinya seperti anak-anak kecil. "Belanja apa kita hari ini?" Katanya sambil bertepuk tangan dan duduk bersantai di atas troli.

"Gila kau, jangan kampungan bikin malu." Protesku  sambil membenarkan masker yang aku pakai. Aku tidak punya pilihan selain tetap mendorong troli ini.

Casper masih saja tidak mau turun. "Ayo, Niall dorong aku. Hehehe."

"Kemarin menyeramkan, sekarang petakilan, bikin heran."

Kejadian kemarin malam mengingatkan aku kalau Casper bisa berubah menjadi se-me-nye-ram-kan itu! Menempatkan orang dalam bahaya, sampai ingin membunuh siapapun saat matanya berubah merah.

"Obat merah, Niall." Katanya saat aku hampir melewati rak obat-obatan.

Aku mengambil beberapa cadangan P3K, perasaanku mengatakan kalau aku butuh banyak hal seperti ini. Karena Casper kalau sudah kesetanan seperti kemarin, kekuatannya luar biasa dahsyat!

"Ready, Cas?" Kataku saat berniat iseng.

"Niall! Nial! Hahaha!" Serunya saat aku mendorong troli ini dengan berlari melewati lorong-lorong supermarket yang sedang sepi pengunjung. "Lagi!" Aku mondorongnya lagi, sampai hampir menabrak rak. "Haha! Bodoh, Niall."

"Haha! Iya bodoh." Ucapku sambil menjitak kepalanya, aku tertawa sampai sakit perut.

Sudah cukup main-mainnya, nanti malah menarik perhatian orang-orang. Sekarang saatnya pulang. Saat ini kami sedang berada di kasir. Casper tersenyum lebar melihat aku membeli dua kardus coke.

"Jangan kau minum semua ya, teman-temanku mau datang." Aku memperingatkannya. "Lagian siapa yang mengajarimu doyan coke."

"Kau." Casper menempelkan ujung jari telunjuknya ke pipiku. "Kau memberiku minuman kaleng yang rasanya meledak saat itu."

My CasperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang