That woman side:
Sejak kapan aku juga tidak tahu?, Aku hanya bisa merasakan, jika tubuhku hanya terbaring lelah dikamar ini. Entahlah, mengapa aku bisa berada di ruang aneh ini, banyak orang yang keluar masuk ruangan ini pada waktu-waktu tertentu dan itu membuatku sedikit risih mendengar langkah kaki mereka. Aku pernah melihat mereka dalam pandanganku, tapi tidak sepenuhnya. Karena, berat sekali rasanya aku ingin membuka mataku.
Aku tidak tau tepatnya jam berapa sekarang, tapi yang jelas aku mendengar suara hujan yang jatuh seperti di atas pelindung ruangan ini.
Usahaku gagal kali ini, aku melewatkan lagi pemandangan hujan, yang entah sudah keberapa kalinya. Ini bukan mauku, aku bahkan tidak tahu ada apa dengan dirikku saat ini. Tubuhku terasa tak berdaya, dan aku juga bisa merasakan bahwa ada semacam benda aneh yang terpasang dimulutku. Mulutku tidak bisa mengatup dengan sempurna, tanganku juga terasa membengkak. Ada sedikit rasa sakit dibagian punggung tanganku.
Disetiap harinya ada suara aneh yang berdetak didekat pendengaranku, aku tidak tahu ini sudah ke berapa harinya aku terus saja mendengar suara itu. Lima belas menit sekali, aku akan mencium bau yang sangat menyejukkan diruangan ini.
Aku menyukai baunya, bau lavender.
Aku ingin sekali membuka mataku, tapi sayangnya aku tidak bisa. Terkadang aku ingin berteriak tapi semua rasanya sangat berat sekali, bahkan sekalinya aku rasa aku bisa bersuara, orang-orang yang datang menemuiku bahkan seperti tak mendengar suaraku. Dan jika sudah begitu, aku hanya bisa menangis, tapi aku tak bisa menangis sekencang biasanya. Aku merasa hanya air mataku yang jatuh, dan setiap kali bulir itu jatuh. Akan ada sesuatu yang hangat, yang mengusapnya hingga kering.
Aku, aku mendengar langkah kaki mendekati dirikku. Ingin sekali aku melihatnya.
Seperti sudah hafal langkah siapa saja yang sering sekali masuk ruangan ini. Jika langkahnya tergesa-gesa, itu artinya perempuan berseragam putih itu yang akan masuk, dan seperti memperbaiki beberapa alat yang menempel pada tubuhku.
Jika langkahnya terlalu bersuara, pemilik langkah itu seorang laki - laki tua yang terus saja berteriak aneh diruangan ini.
Dan untuk langkah yang tenang ini, aku tidak tahu seperti apa sosoknya, karena setiap kali aku mencoba ingin melihatnya meski aku hanya bisa melihatnya dengan samar, tetap saja aku tidak bisa. Dia laki-laki atau perempuan aku tidak tahu. Yang jelas dialah yang selalu mengusap air mataku, membelai pipiku, dan terkdang terasa seperti mencium tanganku.
.
.
.Author side :
Laki-laki itu datang dengan masih memakai lengkap sebuah jas beserta setelanya dan juga sepatu yang sudah tidak lagi mengkilap disetiap paginya. Dia memasang raut wajah sendu saat memasuki ruangan ini.
Apa yang dilihatnya hingga harus memasang wajah kesedihanya? Seorang wanita, wanita yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Wanita itu bahkan tidak seceria dua tahun yang lalu, wanita itu sudah mengalami koma selama itu. Wanita itu bernama, Tiffany Hwang.
Siwon, laki-laki yang selalu datang disetiap harinya, pada jam yang sama, dan juga dengan keadaan yang selalu sama. Dia akan menarik kursi itu mendekat padanya dan duduk bersandingan dengan tubuh tiffany. Seakan ini sudah menjadi kebiasaanya, selama dua tahun ini.
Dia pasti akan menggenggam tangan wanita itu pelan, entahlah menurut Siwon setiap harinya tangan Tiffany semakin ringan dan mengecil digenggamanya. Wajahnya juga semakin tirus, pucat diwajahnya tak mau hilang meski dia telah membelikan berbagai macam produk perawatan kecantikan untuknya. Tapi, semuanya sia-sia, seakan-akan tubuh Tiffany menolak itu semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Woman (Complate)
FanfictionTHAT WOMAN © 2016, Nura Ihsan Taufiko (Nuraihsant). All rights Reserved. __________ "Maafkan aku, maafkan aku Tiffany" Kepedihan sangat terasa disetiap detiknya saat ini. Cincin itu terlepas, dan saat itu juga Siwon melangkahkan kakinya keluar. Meni...