That Woman (12)

803 119 21
                                    

.
.
.
.

Author Side :

Siwon melajukan mobilnya, dia tidak perduli dengan keadaan disekitarnya. Yang dia tahu, saat ini kepalanya terasa seperti akan meledak. Begitu banyak yang dipendamnya selama ini, dia memendam semua keluh kesahnya menyimpan rapat semuanya untuk dirinya sendiri. Termasuk, membohongi dirinya sendiri jika dia tidak merindukan Tiffany.

Sungai Han menjadi tempat yang bagus untuk Choi Siwon melepaskan segala yang dia rasakan.

"Arghhhh" Satu teriakan kencang miliknya, begitu menggambarkan betapa kacaunya Siwon saat ini.

Tanpa memperdulikan salju yang turun secara tiba-tiba, Siwon tetap diam dan memandang ombak Sungai Han yang tak sekencang biasanya. Mungkin pengaruh musim dingin yang merangkak mulai menyelimuti kota.

.
.

Tiffany berjalan menuju balkon kamarnya, dia mendapati salju-salju yang turun mencair dipermukaan besi balkonya, beberapa ada yang mengembun.

"Salju" Tiffany tertegun ketika sebuah suara dan bayangan seseorang melintas dikepalanya.

"Salju" Lirih Tiffany,

"Mau bermain salju bersamaku?" Dan sekali lagi, sekelebatan bayangan itu hadir, jantung Tiffany berdetak tak karuan, sedikit demi sedikit dia bisa merasakan jika denyutan nyeri dikepalanya membuat dirinya meringis sakit.

"Fany-ah, jangan hanya berdiam diri saja. Cepat turun" Sekarang sosok itu terlihat jelas, dia berada dihalaman rumah Tiffany.

"Kau siapa?" Tanya Tiffany perlahan, tapi sosok itu hanya tersenyum memandanginya.

"Jangan pergi" Teriakan itu membuat Tiffany sadar, jika dirinya hanya bermimpi. Dia tidak benar-benar berdiri dibalkon, dia sekarang berada di atas ranjangnya sembari mengatur nafasnya.

Sungguh, ini mimpi yang berbeda bagi Tiffany, jika sebelumnya hanya ada seorang wanita yang menangis dihadapanya kali ini seseorang yang baru hadir dalam mimpinya. Tapi sayangnya, Tiffany tidak bisa mengingat wajah orang itu dengan baik. Karena mimpinya tak menggambarkan dengan jelas, siapa dia yang mengajak Tiffany bermain salju.

.
.

Pintu apartemenya terbuka, setelah Siwon menekan angka terakhir dari kata sandinya. Malam ini dia memutuskan untuk menginap disini, dan mungkin akan langsung bekerja besok pagi. Dia tidak perduli dengan dering telfon yang sedari tadi memang memekakan telinganya, karena dia tahu jika bukan dari ibunya pasti dari Im Yoona.

Sehari ini saja Siwon tidak ingin mendengar kedua suara wanita itu, dia hanya ingin mendengar suara Tiffany yang kini memang terdengar diseluruh sudut ruangan ini.

*Choi Siwon, kau menyukainya?* Benar, itu suara Tiffany tiga tahun yang lalu. Swon duduk dengan tenang sembari memandang video kebersamaan mereka, yang entah sudah keberapa puluh kali dia putar tanpa bosan.

*Mm aku menyukainya, wahhh Tiffany ku sudah pintar memasak rupanya" Siwon tersenyum saat mengingat bagaimana rasanya masakan pertama yang dibuat Tiffany untuknya.

*Benarkah?* Didalam video itu, Tiffany mendekati Siwon dan ikut mencicipi masakanya. Dan dia mengangguk bangga akan hasil masakanya. *Kau harus membuatkan aku masakan ini setiap hari*

*Aigoo baiklah Choi Siwon* Tiffany menangkup dua pipi Siwon hingga bibir itu membentuk seperti donal bebek, Swon menarik kesempatan untuk mengecup sekilas bibir Tiffany. Hingga keduanya mentertawakan kebahagiaan mereka saat itu.

Tapi saat ini, Siwon hanya bisa mentertawakan dan menangisi kenangan itu secara bersamaan. Saat itu, tidak pernah terfikir olehnya, jika wanita yang dipeluknya saat itu tidak pernah mau lagi menemuinya. Tidak pernah mencari keberadaanya, bahkan tidak pernah mau hadir dihadapan Siwon.

That Woman (Complate)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang