.
.
.
.Author Side :
Seperti pasangan yang dimabuk cinta pada umumnya, seperti itulah suasana yang dirasakan Jongki sekarang. Dia tersenyum selama perjalanan, dan tidak berhenti untuk menggenggam tangan kekasihnya, Tiffany. Katakanlah dia seperti anak remaja yang baru saja mengenal cinta, tapi yang merasakan semua itu bukan mereka yang melihat, tapi mereka yang menjalaninya.
Untuk beberapa kali, senyum merekah itu mereka lemparkan ke satu sama lain. Tiffany, menyandarkan bahunya pada Jongki yang sedang fokus menyetir. Setidaknya dia tahu, ini berbahaya ketika berkendara. Tapi, Jongki pasti akan melindunginya.
"Tidurlah, dan mimpikan aku boo" Tiffany mengangkat kepalanya, dan melihat Jongki yang juga balik menatapnya bertanya?
"Kau memanggilku apa tadi?"
"Hmm apa?" Tanya Jongki yang juga heran, tadi ucapanya hanya menyuruh wanitanya itu untuk tidur dan memimpikanya.
"Boo?" Ulang Tiffany pada apa yang didengarnya.
"Tidak, aku tidak akan memanggilmu boo, jika kau mau aku akan memanggilmu chagiya" Tiffany tersenyum geli mendengarnya, tapi setelah itu dia masih penasaran dengan kata yang barusan dia dengar bersamaan dengan ucapan Jongki.
Tanpa mau memikirkannya lebih lama, Tiffany kembali menyandarkan kepalanya pada bahu Jongki. Mobil yang dikendarai Jongki kembali melaju setelah lampu lalu lintas itu berubah menjadi hijau.
.
.Yoona tidak menggubris panggilan dari Siwon. Seharian ini, apapun yang berhubungan dengan Siwon selalu dia acuhkan. Termasuk, disaat ibu tirinya bertanya tentang persiapan pernikahan mereka. Yoona ,hanya diam. Dia ragu, apakah pernikahan itu akan benar-benar terjadi, atau tidak?. Yang tahu jawaban pastinya saat ini, hanya Siwon.
Suara ketukan pintu kamarnya, membuat Yoona memalingkan pandanganya dari layar notebooknya. Dan saat pintu itu terbuka, disanalah seorang Siwon berdiri dengan wajah letihnya dengan sedikit raut kekesalan. Dia berjalan menghampiri sisi ranjang Yoona dan berdiri tepat menghadapnya.
Siwon sedikit membuat nafasnya kasar, dengan menatap Yoona tak percaya. Wanita itu bagkan dengan santainya kembali melanjutkan aktivitasnya tanpa memperdulikan Siwon, yang seharian ini dibuat khawatir.
"Apa yang kau lakukan? Sudah ku katakan jika kita akan. .
"Aku pulang lebih dulu" Tukas Yoona sebelum ucapan Siwon benar-benar selesai.
"Setidaknya kau bisa. .
"Maaf, tapi aku tidak bisa membuang waktuku lebih lama hanya untuk menunggu ketidak pastianmu" Lagi-lagi Yoona menyelanya, dan kali ini dia yang menatap mata itu dengan sorot kekesalan.
Siwon merasa menyesal, dia menjadi khawatir seharian ini karena dia tahu Yoona akan sangat marah padanya, dia telah membuat wanita itu menunggunya dengan waktu yang cukup lama. Siwon akan pergi dengan cepat sebelum kelas ballerina Yoona selesai, tapi belum sempat dia keluar dari ruanganya. Seorang klien datang secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Woman (Complate)
Fiksi PenggemarTHAT WOMAN © 2016, Nura Ihsan Taufiko (Nuraihsant). All rights Reserved. __________ "Maafkan aku, maafkan aku Tiffany" Kepedihan sangat terasa disetiap detiknya saat ini. Cincin itu terlepas, dan saat itu juga Siwon melangkahkan kakinya keluar. Meni...