Author Side :
Ibu Jongki mulai mendengus kesal dengan kelakuan Jongki hari ini. Anak itu sudah tidak pergi ke kantor sesuai perjanjianya dan juga hilang entah kemana. Jongki seperti belut licin yang tak mudah untuk ditemukan, sekalipun itu dengan orang suruhan ibunya. Dia seperti bunglon yang pandai menyamar, Jongki memang anak yang cerdas seperti ayahnya.
Saat pintu rumah terbuka, disanalah Ibu Jongki bisa menemukanya anaknya yang pulang tanpa raut wajah berdosa. Hanya ada senyum semuringah yang mengembang.
"Selamat sore bu" Dia terus saja tersenyum tanpa tahu kemarahan ibunya sedang berada dipuncak.
"Kau darimana saja, kenapa tidak pergi ke kantor Jongki-ah?"
"Hanya berjalan-jalan, menikmati udara luar" Dan dengan mudahnya jawaban itu terlontar dari mulutnya.
"Berhenti bermain-main dan mulailah serius dengan perusahaan" Kali ini senyum itu sudah menghilang, lalu raut wajah Jongki juga berubah menjadi serius seperti ibunya.
"Ibu, aku serius dengan apa yang kukatakan. Perusahaan akan kutangani dengan caraku sendiri"
Dan untuk kedua kalinya ibu Jongki terdiam, menerima semua alasanya tanpa mau menggubrisnya lagi. Jongki kembali tersenyum, dan ibunya menaruh rasa penasaran sekarang. Dari tadi senyum itu selalu sama, senyum yang hanya ada saat anaknya merasa lega dan bahagia.
"Baiklah, ayo kita makan dulu" Ajak Ibunya
Jongki menggeleng, dan sukses membuat ibunya terdiam lagi.
"Maafkan aku ibu" Dia merangkul pundak ibunya "tapi aku baru saja makan" Lalu dengan segera mencium pipi ibunya.
"Dengan siapa?"
"Ra.ha.si.a" Lirihnya dengan penekanan, lalu berlalu meninggalkan ibunya.
"Ckk anak itu," Ibunya berdecih saat melihat Jongki kabur menaiki tangga menuju kamarnya "Lihatlah Tuan Song, anakmu rupanya sudah pintar bermain rahasia denganku, benar-benar duplikatmu" Wanita berumur itu memandangi lekat foto suaminya yang terpajang di ruangan ini. Setiap harinya, akan ada perbincangan kecil melalui Ibu Jongki pada foto bergambarkan suaminya tersebut.
.
.Sekalipun dalam setahun belakangan ini, orang-orang tidak pernah tahu tentang apa yang dilakukan Siwon dengan masa lalunya. Yang mereka tahu, hanya dari apa yang mereka lihat. Yang meraka lihat, Siwon hanya berkutat dengan dunia bisnisnya tanpa mau memikirkan kembali romansa percintaanya. Dan sampai pada akhirnya, kedua orangtuanya berfikir untuk menjodohkanya.
Mereka tidak pernah tahu, tentang kita. Fikir Siwon
Ya, selama ini Siwon tahu jika wanita yang berstatuskan mantan kekasihnya itu sudah sadar dari komanya. Dia sudah tahu, jika wanita yang masih menempati hatinya itu sudah pulih seutuhnya. Tapi, Siwon tidak pernah tahu jika Tiffany dengan mudahnya melupakan kebersamaan mereka.
Siwon tidak tahu, jika selama Tiffany Koma. Selama itupula Tiffany perlahan -lahan menghapus segala kenanganya. Termasuk menyeret kenangan bersama Siwon untuk keluar dari akar memorinya. Dan yang dia tidak tahu untuk terakhir kalinya, bahwa Tiffany tak pernah menyebut namanya dan bertanya dimana dia sekarang. Dia bahkan tidak pernah merindukan Siwon, sekalipun yang dilaluinya sendiri, pernah dilaluinya bersama dengan Siwon.
"Siwon-Ssi, wanita itu kemarin dia pergi kerumah sakit lagi" Itu adalah kabar dari salah seorang suruhan Siwon, yang memang bertugas mengawasi setiap gerak - gerik Tiffany.
"Untuk apa? Apakah dia pergi untuk periksa?" Siwon mulai khawatir
"Tidak, hanya bertemu dengan ayahnya untuk makan siang" Siwon menghela nafas leganya
KAMU SEDANG MEMBACA
That Woman (Complate)
FanfictionTHAT WOMAN © 2016, Nura Ihsan Taufiko (Nuraihsant). All rights Reserved. __________ "Maafkan aku, maafkan aku Tiffany" Kepedihan sangat terasa disetiap detiknya saat ini. Cincin itu terlepas, dan saat itu juga Siwon melangkahkan kakinya keluar. Meni...