Lebih Dekat

8.5K 275 12
                                        

Zahra Pov

saat ini aku masih terdiam di ruangan dokter sinting yang ada di depan ku ini, sungguh aku sendiri sudah ke habisan kata-kata saat mendengar apa yang laki-laki menyebalkan ini katakan. "dokter bercandakan ?" tanyaku memastikan sekali lagi tentang pendengaranku akan apa yang aku dengar barusan.

"saya tidak pernah bercanda dengan apa yang sudah saya ucapkan zahra" kata-kata itu membuat aku langusng menelan air liurku gugup. Sumpah ini adalah hal paling gila dari semua yang terjadi hari ini.

Aku melihat Yuda yang sekarang masih saja menampakan wajah seriusnya dan itu membuatku semakin buruk ketika melihat wajahnya yang sedang memerhatikan arahku dengan tatapan intensnya yang membuat jantungku berdegup kencang.

"hm... hahahaha" aku tertawa keras mencoba mencairkan suasan yang tadinya tegang ini.

"om bercanda kan ? iya pasti bercanda" kataku yang masih tertawa yang sebenarnya hanya ingin menutupi rasa gugup yang aku rasakan ini.

Di sela-sela tawaku aku memerhatikan dia yang masih saja memperlihatkan ekspresi serius yang jujur membuat aku langsung saja menghentikan tawaku lalu mencoba untuk mengalihkan tatapanku kearah lain tanpa mau melihat kearah Yuda yang sekarang masih saja memerhatikanku.

"kita sudah di jodohkan asal kamu tahu saja" perkataan itu langsung saja membuat aku menoleh ke arahnya dan menatap dia dengan kaget.

"sejak kedatanganku kembali ke Indonesia bukan tanpa alasan Zahra, aku datang kesini hanya ingin memenuhi keinginan orang tuaku yang walaupun awalnya aku tentang," dia berkata dengan sangat tenang.

"lalu kenapa kau tidak menolaknya saja, bukankah itu lebih baik ?" kataku dengan jengkel. Dikira ini jaman siti nurbaya apa main judoh-jodohan.

"kalau saya bilang saya mencintaimu apa kamu percaya ?"

"tentu saja... tunggu apa ?" kataku sambil melebarkan mata.

"apa ?" katanya sambil menujukan wajah yang pura-pura polosnya itu kepadaku.

"om tadi bilang apa ?" kataku mencoba membutanya mengulang kata-kata yang sebenarnya sudah aku dengar dengan baik.

"memang saya bilang apa ?" katanya dan sungguh membuat aku jengkel akan siafanya yang seperti ini.

Dengan kesal aku bangkit dari kursi ku "gak lucu !" kataku yang merasa semua ini terasa seperti lelucan di siang bolong dan tentu saja aku tidak akan menanggapi semua perkataanya yang menurutku tidak masuk akal ini.

"bagaimana kalau kita buat kesepakatan ?" perkataan itu membuaku langsung saja menghentika langkahku untuk pergi.

"maksudnya ?" kataku sambil membalikan badan.

Aku lihat dia yang tiba-tiba tersenyum misterius yang membuatku mengangkat alisku dengan bingun tidak mengetri dari tatapan yang dia berikan kepadaku ini, "aku akan membuat kamu jatuh cinta kepadaku, dan kalau aku berhasil kau akan menikan denganku" katanya dengan percaya diri kepada yang membuaku mendengus mendengar ucapannya itu.

"kalau tidak ?" kataku mencoba untuk menantangnya.

"aku akan menyerah dan pergi, lalu aku berjanji tidak akan pernah menganggumu lagi. Bagaimana ?" katanya mmebutku berfikir sejenak.

"baik tapi, 3 bulan" kataku dengan senyum kemenangan.

"maksudmu ?" dia menampakan wajah bingung ketika kau menyebutkan itu dan semakin membuat aku melebarkan senyumku.

"hanya 3 bulan waktumu membuatku mencintaimu, bagaimana, kau takut ?" katakuu meledeknya.

"baiklah 3 bulan. Deal ?" katanya sambil menjulurkan tangannya kepadaku.

My Perfect Doctor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang