Masalah

8.8K 268 17
                                        

Azahra Pov

Aku tersentak kaget ketika tiba-tiba ponsel yang ada di tanganku di ambil secara paksa dari genggamanku, aku melihat yuda yang membaca pesan laki-laki itu dengan kening yang berkerut dan pandangan matanya yang tiba-tiba menajam. Sementara aku sendiri tidak tau apa yang harus aku katakan melihat ekspersi Yuda yang menunjukan kemarahan yang sangat jelas dan tanpa aku sadari mobil yang kami tumpangi sudah menepi di suatu jalan yang aku sendiri tidak tahu.

"kamu kenal siapa yang mengirim pesan ini" kata Yuda tapi tanpa menatap ke arahku.

Aku menoleh kearah dia dan aku mencoba melihat tatapan matanya yang sekarang ini menajam tapi berusaha dia sembunyikan dengan tidak memandangku,tapi jujur itu sudah membuatku ketar-ketir ketika melihat dia yang sepertinya menahan amarahnya, bahkan aku melihat tatapan mata yang menajam walau sengaja dia sembunyikan.

"itu teman, mungkin Cuma iseng doang" kataku melihat kearah Yuda mencoba untuk tersenyum kearahnya.

Yuda menghembuskan nafasnya yang aku yakin itu hanya pengalihan kekesalannya kepadaku, dia kembali menjalankan mesin mobilnya membawaku entah kemana. Aku melihat sekilas ke arah yuda yang masih fokus menyetir.

Dia tampak serius dan juga tangannya mencengram kuat stir mobil. Melihat itu aku memelingkan tatapanku ke arah lain, pura-pura tidak tahu mungkin adalah hal yang paling baik untuk sekarang terlebih Yuda adalah orang yang baru aku kenal, terlepas dari acara perjodohan yang oranga tua kami lakukan. Tetap saja pertemuan kami masih sangat singkat dan aku bukan tipe orang yang mudah menceritakan semua masalahku dengan orang yang baru saja aku kenal.

Perjalanan ini terasa sangan sepi dan jujur membuatku hampir mati karena bosan entah mau dibawa kemana aku ini aku sendiri juga tidak tahu. Sebenarnya ingin sekali mulut ini bertanya kepada manusia kulkas yang sekarang mulai mengeluarkan sisi dinginya itu lagi, kemana kita akan pergi. Tapi melihat kondisi dan situasi yang tidak memungkinkan membautku mengurungkan niatku untuk membuka mulut.

Bunyi suara perutku memecah kesunyian yang terjadi di antara kami. Terdengar suara tertawa pelan yang berasal dari kursi yang berda di sampingku ini membuatku mendelik tajam kearahnya "gak uasah ketawa deh" kataku kesal seraya menahan malu dan aku yakin wajahku sekarang sudah memerah.

"kamu lapar ?" dia berkata tanpa menyembunyikan nada geli dalam suaranya itu. sungguh aku tidak menyangka kejadiaan seperti ini akan terjadi. Tidak pernah aku mengalami kejadian memalukan seperti ini. Ingin sekali aku sembunyikan wajahku ini.

"gak" kataku cuek tapi dalam lubuk hatiku ingin sekali aku teriakan. Udah tahu laper pake nanya lagi. Tapi.... tidak, tidak . dengar zahra pertahankan gengsi itu harus, ok.

"oh baiklah kalau kau tidak lapar, kau tau ? beneranya aku ingin mengajakmu menonton salah satu film. Dan kau tau juga bukan, kalau menonton film itu bisa di pastikan memakan waktu yang tidak sebentar. Tapi berubung kamu sedang tidak lapar, yasudah itu bagus bukan ?" dia berkata dengan sangat santai dan aku tau perkataanya itu dimaksudkan hanya untuk menggodaku.

Aku pura-pura tidak mendengar apa yang Yuda ucapkan, walaupun dalam hati aku ingin sekali memaki Yuda, tapi tapi kalau aku berbuat perbuatan seperti itu mungkin akan membuatku semakin seerti orang bodoh di depan laki-laki menyebalkan seperti dia dan aku tidak mau itu terjadi.

Aku memerhatikan jalan yang kami lalui tanpa mau melihat yuda yang aku sempat melihat dari ekor mataku kalau di sesekali melirikku dengan terseyum aneh. Tidak ingin memikirkannya aku hanya mengacuhkan tatapan itu membuatku mengalihkan kembali tatapan mataku dan melihat ke arah jalan yang kami lewati.

Aku tenggelam dalam fikiranku sendiri tanpa sadar kalau kendaraan yang kami tumpangin sudah sampai di salah satu restorang favoritku, tapi tunggu bagaimana bisa. bukankah laki-laki menyebalkan yang ada di sampingku ini tadi berniat uantuk megajakku nonton film kok malah kesini sih. Kataku seraya menatap Yuda yang sekarang sedang mematikan mesin mobilnya.

My Perfect Doctor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang