Semua Serba Cepat

6.3K 205 16
                                    

WARNING TYPO BERTEBARAN !!!

Azahra Pov

"jangan gitu dong ma, dengerin penjelasan Zahra dulu dong" kataku dengan panik, sementara Yuda yang saat ini sangat terlihat tenang, bahkan sekarang wajahnya terlihat datar seperti tidak ada yang terjadi sama sekali. membuatku ingin sekali menimpuk wajahnya dan juga merutuki sifat kulkasnya yang kambuh di saat yang tidak tepat seperti ini.

"tidak-tidak, kalian itu tidak bisa di biarkan lagi, mama tidak mau nanti cucu mama lahir di luar pernikahan" aku membesarkan mataku kaget ketika mendengar penuturan yang mama ku katakan, apa perasaan aku saja atau memang pembicaraan ini sudah mulai melantur ya ?. fikirku dalam hati.

"mama apaan sih, kok ngomongnya ngelantur gitu" kataku kesal.

"gak, pokonya mama gak mau tahu, kamu harus menikah secepatnya, tunggu di sini, kamu tunggu di sini, mama harus menghubungi ayahmu dulu" setelah mengatakan itu ibuku langsung saja pergi meninggalkanku yang kebingungan di ruang tamu. Setelah kejadian tadi, mama langsung saja memboyongku dan Yuda ke ruang tamu dan berakhir dengan perkataan yang tidak masuk akal yang keluar dari mulut ibuku itu.

"loh, ? ma... ma... dengerin Zahra dulu dong" kataku setengah berteriak dan terdiam ketika mengingat kalau masih ada makhluk astral, penyebab masalah yang aku hadapi masih duduk dengan tenang di sofa, dia duduk seperti tidak terjadi apapun.

Aku membalikan tubuhku dan melihat ke arah Yuda yang masih duduk dengan tenang "ini semua salah om ya, bukannya bantuan jelasin tadi ke mama biar dia gak salah paham, ini malah diem aja udah kaya patung pancoran" kataku seraya bertolah pinggang menghadap ke arahnya.

"memangnya kamu mau saya menjelaskan apa kepada mama kamu ?. kamu mau saya menjelasakan kalau anak gadisnya ini sedang sakit, lalu saya merawatnya karena sifat keras kepalamu yang tidak mau pergi kerumah sakit, lalu kami mengalami pertengkaran kecil karena sifat kekanak-kanakanmu dan terjatuh di kasur dengan posisi aku yang bedara di atasmu, lalu kita hampir saja berciuman kalau saja ibumu tidak datang. Begitu mau kamu ?" aku melongo mendengar pencejasan yang sangat TERPERINCI yang keluar dari mulut rombeng  laki-laki di hadapanku ini.

"lagi pula aku setuju dengan usulan mama mu" katanya dengan mamandangku dengan tatapan menggoda.

"iya, om memang setuju. Tapi akukan belom tentu, pokonya aku gak mau tahu, om harus jelasin sama mama, kalau yang tadi terjadi itu hanya salah faham doang. Titik !!" kataku dengan ketus melihat dia dengan kesal.

Dia bangkit dari duduknya dan melihat ke arahku dengan tatapan gelinya. Dia berjalan ke arahku membuat aku langsung saja reflek berteriak. "berhenti !!!" kataku dengan lantang, dia mendengar aku yang tiba-tiba berteriak langsung saja menghentikan langkahnya dan melihat ke arahku dengan alis terangkat.

"jangan deket-deket, paling gak om harus jaga jarak sama aku, minimum 5 meter" kataku dengan memandangan dia tajam. Sudah cukup aku di tuduh yang tidak-tidak tadi oleh ibuku sendiri.

"memang kenapa ?" katanya dengan masih tersenyum geli melihat aku yang mengambil ancang-ancang menjauh ketika dia mulai maju satu langkah. Dia tertawa melihatku yang melotot tajam ketika melihat dia yang sepertinya memepermainkan langkanya ketika melihat aku yang semakin menjauh darinya.

"baiklah-baiklah, aku mengerti. Aku akan bicara dengan ibumu dan menjelaskan semua yang terjadi hanyalah sebuah kesalah pahaman" katanya dengan tersenyum geli dan pergi ke halaman belakang yang aku yakin ibuku ada di sana sedang menelfon ayahku yang entah untuk apa.

Aku menunggu dengan cemas di ruang tamu, sementara Yuda masih di halaman belakang, dia sedang berbicara dengan ibuku untuk meluruskan semua kesalah pahaman yang terjadi di antara kami. Aku menatap kesal ketika menunggu sekian lama tapi mereka belum juga menampakan dirinya membuat aku langsung saja bangkit dari sofa dan ingin saja berjalan ke arah halaman belakan, tapi langkahku saja terhenti ketika melihat ibuku dan Yuda yang sedang berjalan kearahku dengan senyuman lebar yang terbit di wajah ibuku.

My Perfect Doctor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang