Lima

1.2K 36 1
                                    

Ara POV'S

Hari yang melelahkan. Setelah di hukum berdiri di lapangan sampai jam istirahat pertama selesai. Yaaaah ini semua gara gara Raihan. Si kaka kelas yang berani berani nya menyebut ku sebagai pacarnya. Jadian ajah kagak-,-

Aku merebahkan tubuh ku di atas queen size ku yang nyaman nan empuk ini.

Drrtttt drtttttt

Ponsel ku berbunyi pertanda pesan masuk.

Line

RaraOlivia: Woy malmingan kuy. Gua tau lu pasti lagi galau kan di rumah, mending kita malmingan di luar.

MutiAraQ: Hallah, palingan elu yang galau-,- kuy lah, janjian di mana?.

RaraOlivia: Di cafe biasa

MutiAraQ: OTW

Aku menutup ponsel ku, lalu bergegas ganti baju. Ku turuni tangga, dan kutemui orang tuaku yang sedang bercanda gurau di ruang TV.

"Mah, pah. Aku pergi dulu yah, mau jalan sama Rara" pamit ku kepada mereka.

"Okeeh hati hati sayang" jawab mamahku

"Jangan pulang terlalu malam yah" sahut papaku

"Aye aye captain" canda ku

Aku pun meminta mang Udin untuk mengantarkan ku ke cafe biasa yang sering aku datangi.
Sesampainya di sana, aku melihat ke kanan ke kiri mencari Rara. Setelah ku dapati dia, ku langkahkan kakiku menuju meja nya.

"Heiii" sapaku

"Waalaikumsalam" ucap Rara yang seperti nya meldekku, karena tidak mengucapkan salam.

"Assalamualaikum umii,, ya ampun maaf yah mi. Biasa lah anak muda jaman sekarang" canda ku kepada Rara yang hanya di balas dengan memutarkan bola matanya.

"Ra. Lu punya pin kak Raihan gak?" Tanya Rara

"Nape lu!! Suka sama dia. Gak gua gak punya!!"

"Santai kali mba, gak bisa nyelon tuh mulut"

"Lagian ngapain sih bahas dia. Kalo lu demen ama dia, sono kuy tembak. Ampe mati sekalian"

"Diih lu jahat amat sih"

"Bodo-,-"

"Hai cewek cewek" sapa laki laki yang kini sudah duduk di samping aku dan Rara.

Aku pun melongo melihat nya. Gimana bisa baru diomongin ternyata orang nya dateng. Ajaib-,-

"Biasa ajah kali mba liat nya. Lu kira gua setan apa ampe kayak gitu liatnya" gerutu Raihan sambil mencebikkan bibirnya.

"Lagian lu kek cenayang ajah, di mana mana ada" ucapku sewot kepadanya.

"Berarti di hati lu ada dong" sambil menaikkan satu alisnya.

"Iiih amit amit. Kagak ada yang bisa masuk ke hati gua. Hati gua udah ada bodigart nya, udah ketat penjagaan nya. Jadi gak sembarangan orang bisa masuk"

"Wooy udah kale. Berantem mulu lu pada-,-. Gua kek nyamuk di sini" ucap Rara sewot yang sedari tadi di cuekkan oleh ku.

"Kak Rai, kok bisa ada di sini?" Tanya Rara lemah lembut.

Mulai deh kumat batin ku.

"Iyah, aku suka nyanyi di cafe ini. Lumayan lah, buat nambah nambah uang jajan" jelas Raihan.

"Kak Rai bisa nyanyi? Coba dong kak Rai nyanyi, aku mau denger" sahut Rara antusias.

"Berasa kambing conge gua" gumam ku tak jelas.

"Liat yah" Raihan meninggalkan kita, dan menaiki panggung kecil yang ada di depan.

Dia beneran nyanyi, gua kira cuman boongan doang batin ku tak percaya.

"Selamat malam semuanya. Saya di sini ingin bernyanyi menemani malam minggu yang sepi ini. Kayaknya hati saya sih yang sepi, soalnya di sini bawa pasangan semua" ucap Raihan di pengeras suara, membuat pengunjung cafe tertawa mendengar nya.

"Ganteng ganteng kok sendiri sih mas" tanya mba mba yang tak jauh dari meja kami.

"Saya lagi nunggu perempuan, yang katanya hati nya tuh di jaga ketat sama bodi gart, jadi gak sembarangan masuk. Berasa di seleksi saya" ucap Raihan sambil terkikik.

"Siapa tuh mas?" Tanya mba mba yang satu lagi.

"Tuh mba liat meja nomor 16. Cewek yang rambut nya di gerai"
Raihan menunjuk ke arah meja kami, dan yang di gerai hanyalah aku. Karna Rara sedang di kuncir.

Apa apaan nih!! Batin ku

"Cieeee Ara, gua tau kalo elu udah jadian ama kak Rai. Malah sok sok gak suka gitu" sahut Rara kegirangan.

"Ih apaan sih,, tuh cowok yah emang bener bener ngeselin. Liat nanti sih" ucap ku sewot saking kesalnya.

Raihan mulai melantunkan nyanyian nya.

Di suatu hari tanpa sengaja kita bertemu
Aku yang pernah terluka kembali mengenal cinta
Hati ini kembali temukan senyum yang hilang
Semua itu karena dia

Oh Tuhan ku cinta dia
Ku sayang dia, rindu dia, inginkan dia
Utuhkanlah rasa cintaku di hatiku
Hanya padanya, untuk dia

Jauh waktu berjalan kita lalui bersama
Betapa di setiap hari ku jatuh cinta padanya
Di cintai oleh dia ku merasa sempurna
Semua itu karena dia

                      (Anji Dia)

Tepuk tangan bergerumuh di dalam cafe ini. Aku tak menyangka kalau dia mempunya suara yang super Eduper bagus. Karna, dia berbicara ajah bikin orang ingin muntah.

"Thank's semuanya. Selamat malam" pamit nya lalu menghampiri meja kami kembali.

Dooor doorrr

Terdengar suara tembakan di luar sana. Membuat pengunjung cafe termasuk diriku ikut terkejut.

Tiba tiba ada seorang laki laki berpostur tubuh tegap berbalut serba hitam menodongkan pistol nya masuk ke dalam cafe.

"Jangan bergerak!!" Teriak salah satu laki laki itu sambil terus memidikkan pistolnya.

Raihan menghampiri kami yang sedang ketakutan. Ia segera membawa kami menjauh perlahan dari laki laki itu.

"Tenang, jangan takut" ucap Raihan menenangkan kami.

Aku hanya mengikuti kata katanya. Karna, pikiran ku buntu begitu saja ketika mendengar suara tembakan tadi.

Kami pun bersembunyi di bawah meja. Aku mengintip sedikit ke arah laki laki itu yang sedang mencari cari sesuatu.

"Tidak ada boss" ucap salah satu laki laki itu di sambungan telinga nya seperti terpasang kabel.

Lalu, mereka pun keluar dari cafe dan pergi menghilang begitu saja. Pengunjung cafe termasuk kami pun bernapas lega. Aku pun menoleh ke arah Rara yang sedang mengatur napas nya mungkin karena terkejut tadi. Aku menoleh ke arah belakang yang tak kudapati Raihan di sana. Padahal dia dari tadi di belakang ku. Ku edarkan pandangan ku, tetap saja tidak ketemu.

Kok perasaan gua gak enak yah batin ku.

*******

Vote and coment guys


MoodBoosterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang